• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Warta

Ketua PWNU Lampung: Keluarga Maslahat Jadi Ikhtiar NU untuk Membangun Bangsa Indonesia

Ketua PWNU Lampung: Keluarga Maslahat Jadi Ikhtiar NU untuk Membangun Bangsa Indonesia
Ketua PWNU Lampung, H Puji Raharjo. (Foto: Kemenag/Aziz)
Ketua PWNU Lampung, H Puji Raharjo. (Foto: Kemenag/Aziz)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) merupakan salah satu bentuk ikhtiar dari organisasi Nahdlatul Ulama untuk membangun bangsa Indonesia.

 

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, H Puji Raharjo pada acara pelantikan kepengurusan PWNU Lampung masa khidmah 2023-2027 dan peluncuran GKMNU Provinsi Lampung di Hotel Grand Mercure Bandar Lampung, Rabu (24/1/2024). Acara itu dihadiri 2000-an warga Nahdliyin, termasuk satuan tugas (satgas) GKMNU dari seluruh kecamatan di Provinsi Lampung.

 

Ia mengajak kepada hadirin dengan mengatakan bahwa keluarga yang maslahat harus dimulai dari diri kita masing-masing.

 

“Semua keluarga NU yang ada di sini, mari kita semua untuk mewujudkan keluarga yang maslahat dengan dimulai dari diri kita pribadi masing-masing,” ujarnya.

 

Menurutnya karena diri yang baik akan menciptakan keluarga yang baik, keluarga yang baik akan menciptakan masyarakat yang baik, dan masyarakat yang baik akan menciptakan bangsa dan negara yang baik.

 

“Agar juga menjaga keluarga dari api neraka (kesengsaraan). Sebagaimana ayat Al Qur’an yang berbunyi quanfusakum wa ahlikum naarun (jagalah keluargamu dari api neraka),” tuturnya.

 

Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Lampung itu melanjutkan, kita tahu secara bahasa makna tersebut mengarah kepada siksa api neraka.

 

“Tetapi hal tersebut bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, bahwa kesengsaraan, kenestapaan, kerisauan hidup merupakan bagian dari api (kesengsaraan) di dunia,” ungkapnya.

 

Dalam tradisi amaliah NU, lanjutnya, bahwa setiap Nahdliyin ketika selesai shalat fardhu selalu membaca istighfar. “Bacaan istighfar tersebut harus menjadi rangkaian dari kehidupan kita, sehingga kita akan selalu mengingat Allah swt,” ujarnya.

 

Selain membaca istighfar kita juga selalu membaca tasbih, subhanallah. Hal ini menunjukkan bahwa kita hanya bagian dari terkecil ciptaan Allah swt yang ada di alam semesta.

 

“Kemudian juga membaca hamdalah. Maka dari itu ketika kita selalu membaca alhamdulillah, sudah seharusnya kita juga untuk selalu mensyukuri karunia Allah swt yang diberikan kepada kita semua,” katanya.

 

Maka dari itu, jadilah bagian dari perubahan NU dengan menciptakan keluarga yang adil dan sejahtera. “Dan saya yakin, kedatangan kita semua ke sini merupakan bukti bahwa kita semua mencintai Nahdlatul Ulama,” kata alumni Pesantren Tebu Ireng Jombang itu.

(Yudi Prayoga)


Warta Terbaru