130 Santri dari 8 Kabupaten Ikuti Seleksi CBT MQKN 2025, Erwinto: Santri adalah Lentera Peradaban
Jumat, 20 Juni 2025 | 11:35 WIB
Bandar Lampung, NU Online Lampung
Sebanyak 130 santri dari delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung mengikuti Seleksi Computer-Based Test (CBT) Musabaqah Qira’atil Kutub (MQKN) VIII Tahun 2025 yang dimulai sejak Selasa (17/6/2025).
Seleksi yang digelar Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam ini berlangsung selama tiga hari hingga 19 Juni 2025.
Kegiatan ini menjadi gerbang awal menuju panggung nasional MQKN yang akan diselenggarakan di Pondok Pesantren As’adiyah, Sengkang, Sulawesi Selatan.
Tak hanya itu, ajang ini juga membuka peluang bagi para peserta untuk tampil di Musabaqah Qira’atil Kutub tingkat Asia Tenggara yang untuk pertama kalinya akan digelar.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, Erwinto, menyampaikan apresiasi atas semangat para santri yang mengikuti seleksi dengan antusias.
Ia menilai, kegiatan ini tidak hanya sebagai ajang perlombaan, tetapi juga wadah pembinaan keilmuan klasik (turats) di lingkungan pesantren.
“MQKN bukan sekadar lomba, tetapi ruang aktualisasi ilmu kitab kuning sebagai identitas dan kekayaan intelektual pesantren. Para peserta adalah representasi terbaik dari Lampung. Jadikan kesempatan ini sebagai momentum untuk meneguhkan keilmuan dan akhlak santri,” ujar Erwinto, Selasa (17/6/2025).
“Ini bukan sekadar perlombaan, tapi ikhtiar kita menjaga warisan ilmu pesantren agar tetap hidup dan membumi,” katanya.
Ia menyampaikan bahwa seluruh peserta menjalani seleksi di 8 lokasi pondok pesantren yang tersebar di masing-masing daerah, antara lain Bandar Lampung berada di Pondok Pesantren (Ponpes) Madarijul Ulum, Metro yaitu Pondok Pesantren Al Muhsin dan Darul Amal, Lampung Barat, Pondok Pesantren Miftahul Huda 407.
Kemudian Lampung Selatan di Pondok Pesantren Miftahul Huda 606, Mus Roudlotussolihin, dan Perkemas. Lampung Tengah yaitu Pondok Pesantren Roudlotussholihin dan Darul Mukhlasin.
Sementara Lampung Timur Pondok Pesantren Miftahul Ulum. Lampung Utara Pondok Pesantren Nurul Huda Al Amin dan Al-Falah Minhajul Karomah, dan Pesawaran Pondok Pesantren Al Hidayat
Peserta berasal dari Kota Bandar Lampung (22 orang), Kota Metro (32 orang), Lampung Barat (17 orang), Lampung Selatan (20 orang), Lampung Tengah (15 orang), Lampung Timur (1 orang), Lampung Utara (12 orang), dan Pesawaran (11 orang).
“Semangat mereka luar biasa. Banyak yang menempuh perjalanan jauh dari pelosok untuk sampai ke lokasi ujian. Itu bukti cinta mereka pada ilmu,” tuturnya.
Erwinto menerangkan bahwa Seleksi CBT MQKN dibagi dalam tiga sesi berdasarkan jenjang pendidikan pesantren Ula, Wustha, dan Ulya. Masing-masing jenjang akan diuji dalam bidang ilmu yang beragam, mulai dari tafsir, fiqih, akhlak, nahwu, tarikh, hingga hadis dan tauhid.
"Sesi pertama (17 Juni) jenjang Wustha dengan bidang tafsir, fiqh ushul fiqh, dan akhlak. Sesi kedua (18 Juni) diperuntukkan jenjang Ula dan Ulya dengan bidang fiqh, nahwu, dan tarikh. Sesi ketiga (19 Juni) jenjang Ulya dengan bidang tauhid, hadis, ilmu hadis, dan nahwu," jelasnya.
Ia menjelaskan, bahwa semua sesi dilaksanakan mulai pukul 09.00 hingga 14.30 WIB dengan sistem ujian berbasis komputer yang diawasi langsung oleh pengawas pusat dan panitia daerah.
Dalam kesempatan ini, Erwinto meminta para peserta asal Lampung untuk tampil percaya diri sekaligus tetap rendah hati.
“Kalian membawa nama baik pesantren, kabupaten, dan provinsi. Tunjukkan bahwa santri Lampung siap bersaing secara sehat, cerdas, dan tetap menjunjung adab,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar seluruh peserta menjaga kejujuran dalam mengikuti CBT, sebagai cerminan integritas seorang santri.
“Kemenangan sejati bukan semata soal nilai tinggi, tapi bagaimana proses dijalani dengan tekun, jujur, dan ikhlas. Jadikan MQKN ini jalan menuju keberkahan ilmu,” ungkapnya.
Selain itu, Erwinto berharap agar pondok pesantren terus menjaga semangat membina ilmu-ilmu klasik (turats) yang menjadi kekuatan utama MQKN.
“Kitab kuning bukan sekadar teks, melainkan cahaya peradaban. Dan kalian, para santri, adalah lentera yang membawa cahaya itu ke masa depan,” pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Pentingnya Merawat Hati
2
Anggota DPRD Lampung: Jalur Domisili SPMB Lampung Harus Berdasarkan Jarak, Bukan Nilai Rapor
3
Ini Khasiat Alysha, Sabun Herbal Produk UMKM Mitra Binaan LAZISNU Pringsewu
4
Khutbah Jumat: Menggunakan Waktu Hidup untuk Kebaikan dan Ibadah
5
Kesahihan Dalil Jual Beli Kepada Non-Muslim
6
Dorong UMKM dan Wisata Lokal, Sasa Chalim Hadiri Peresmian Pasar Tematik Jelajah Danau Ranau
Terkini
Lihat Semua