Warta

Memaknai Doa Nabi Musa Minta Jodoh, KH Sujadi: Ciptakan Suasana Surgawi dalam Rumah Tangga

Ahad, 22 Juni 2025 | 11:34 WIB

Memaknai Doa Nabi Musa Minta Jodoh, KH Sujadi: Ciptakan Suasana Surgawi dalam Rumah Tangga

Mustasyar PCNU Pringsewu, KH Sujadi saat menyampaikan mauidzah hasanah pada pernikahan putri Pengasuh Pesantren Al-Wustho Pringsewu, Ahad (22/6/2025). (Foto: Istimewa)

Pringsewu, NU Online Lampung 

Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pringsewu, KH Sujadi, mengingatkan pentingnya ikhtiar spiritual dalam mencari jodoh dan membangun rumah tangga.

 

Hal ini disampaikan saat memberikan mauidzah hasanah dalam acara pernikahan putri Pengasuh Pesantren Al-Wustho Pringsewu, Ahad (22/6/2025).

 

Abah Sujadi sapaan karibnya menyebut salah satu amalan mustajab yang termaktub dalam Al-Qur’an, yaitu doa Nabi Musa as saat berada di Kota Madyan, sebagaimana tercantum dalam Surat Al-Qasas ayat 24:

 

 رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

 

Rabbi inni lima anzalta ilayya min khairin faqir

 

Artinya: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan (rezeki) yang Engkau turunkan kepadaku.

 

“Doa ini dibaca Nabi Musa dalam kondisi lemah, miskin, dan tanpa pasangan. Namun dari doa yang tulus itu, Allah berikan balasan luar biasa: jodoh dari kalangan orang saleh, yaitu putri Nabi Syu’aib,” jelasnya.

 

Ia menambahkan bahwa sebagian ulama menyebut ayat ini sebagai salah satu doa meminta jodoh yang mujarab, terlebih jika diamalkan secara istiqamah disertai usaha nyata dan memperbaiki diri.

 

Abah Jadi mengajak para hadirin untuk meneladani Rasulullah saw dalam membina rumah tangga. “Baiti jannati — rumahku adalah surgaku. Ini bukan hanya slogan, tapi cita-cita mulia yang harus diperjuangkan dalam pernikahan,” katanya.

 

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pernikahan bukan sekadar upacara sakral, melainkan awal dari dinamika kehidupan bersama yang sarat ujian dan perjuangan. Dalam hal ini, peran perempuan sangat penting dalam menentukan arah kesuksesan suami dan keluarga.

 

“Perempuan memiliki kekuatan spiritual dan emosional yang besar. Maka, pernikahan membutuhkan semangat maiyah (kebersamaan spiritual) agar menjadi rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah,” pungkasnya.

 

Ia berharap pasangan pengantin dapat menjadikan rumah tangganya sebagai ladang pahala, ruang saling mendukung dalam kebaikan, dan tempat tumbuhnya cinta yang diridhai Allah swt.

 

Hadir pada kesempatan tersebut Ketua MUI yang juga Rais Syuriyah PCNU Pringsewu KH Hambali, Katib Syuriyah PCNU Pringsewu KH Taufik Qurohim, Ketua PCNU Pringsewu H Muhammad Faizin dan para tokoh di Pringsewu.