Yudi Prayoga
Penulis
Di antara cara untuk menumbuhkan ketenangan hati yaitu menghiasi jiwa dan hati kita dengan dzikir kepada Allah swt. Dzikir adalah mengingat kekuasaan Allah swt atas apa yang Dia kehendaki.
Dengan dzikir, hidup ini juga bisa selalu terkontrol. Tetap berada di jalan yang dibenarkan oleh syariat.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي شَرَحَ صُدُوْرَ الْمُوَفَّقِيْنَ بِأَلْطَافِ بِرِّهِ وَآلَائِهِ، وَنُوْرِ بَصَائِرِهِمْ بِمُشَاهَدَةِ حُكْمِ شَرْعِهِ وَبَدِيْعِ صَنْعِهِ وَمُحْكَمِ آيَاتِهِ، وَأَلْهَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى، وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا، فَسُبْحَانَهُ مَنْ إِلَهٌ عَظِيْمٌ، وَتَبَارَكَ مَنْ رَبٌ وَاسِعٌ كَرِيْمٌ، وَأَشْهَدُ أَن لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، فِي أَسْمَائِهِ، وَصِفَاتِهِ، وَأَفْعَالِهِ، وَخَيْرَاتِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَشْرَفُ رُسُلِهِ وَخَيْرِ بَرِيَاتِهِ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ فِي غَدَوَاتِ الدَّهْرِ وَرُوحَاتِهِ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ketakwaan adalah sebaik-baik bekal menuju akhirat, sebagaimana firman Allah:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
Artinya: Berbekallah kalian, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal! (QS Al-Baqarah: 197).
Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan khutbah kali ini, khatib ingin mengajak diri sendiri dan seluruh jama’ah untuk merenungkan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu pentingnya merawat hati.
Rasulullah saw bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim: "Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh; dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, itulah hati."
Hati adalah pusat kendali akhlak, niat, dan perbuatan. Jika hati seseorang bersih dan sehat, maka akan terpancar kebaikan dalam seluruh hidupnya. Sebaliknya, jika hati kotor dan rusak, maka perilaku pun akan buruk, walau secara lahir terlihat saleh.
Hadirin, mengapa hati harus dirawat?
Pertama, hati adalah penentu amal
Amal tidak hanya dinilai dari luar, tapi juga dari hati. Ikhlas, sabar, tawakkal, syukur, semuanya adalah amal hati. Tanpa hati yang bersih, amal bisa hancur karena riya’, ujub, atau dendam.
Kedua, hati mudah terkena penyakit
Penyakit hati seperti hasad (iri), ghill (dendam), takabbur (sombong), dan riya’ adalah penyakit yang sangat halus. Ia menggerogoti keikhlasan dan menghancurkan pahala tanpa disadari. Oleh sebab itu, hati harus dijaga seperti menjaga tubuh dari penyakit.
Ketiga, hati akan dipertanggungjawabkan
Allah swt berfirman:
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ. إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Artinya: (Yaitu) pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih (QS Asy-Syu’ara: 88–89).
Inilah yang akan menyelamatkan manusia kelak: hati yang selamat dari syirik, kemunafikan, dan penyakit hati.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Bagaimana cara kita merawat hati?
Mari kita perhatikan beberapa langkah penting berikut ini:
1. Banyak mengingat Allah (Dzikir)
Hati yang selalu berdzikir akan tenang. Allah berfirman:
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Artinya: Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram (QS Ar-Ra’d: 28).
2. Membaca dan merenungi Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah petunjuk dan penyembuh bagi hati. Rasulullah dan para sahabat menjadikan Al-Qur’an sebagai makanan ruhani mereka. Renungi setiap ayatnya, dan amalkan.
3. Menjaga niat dalam setiap amal
Amalan akan diterima jika niatnya ikhlas. Jangan biarkan hati terkotori oleh niat duniawi seperti pujian atau sanjungan manusia.
4. Jauhi dosa dan istighfar secara rutin
Dosa adalah noda bagi hati. Setiap kali kita berbuat salah, hendaknya segera istighfar. Rasulullah yang maksum pun beristighfar lebih dari 70 kali sehari.
5. Bersihkan hati dari penyakit hati, seperti rasa dengki dan dendam
Orang yang hatinya penuh dendam, hidupnya tidak akan bahagia. Rasulullah saw bersabda: “Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat ghill (kebencian) terhadap saudara Muslimnya.”
6. Berteman dengan orang saleh
Teman yang baik adalah cermin kebaikan. Ia akan selalu mengingatkan kita ketika hati mulai gelap dan menyimpang dari jalan Allah.
Jama’ah yang dimuliakan Allah,
Merawat hati tidak cukup sehari dua hari, tetapi harus terus dilakukan seumur hidup. Hati yang bersih akan memudahkan kita meraih ketenangan, istikamah dalam ibadah, serta selamat dunia dan akhirat.
Marilah kita jadikan hidup ini sebagai sarana untuk memperbaiki dan menyucikan hati sebelum ajal menjemput. Semoga Allah membersihkan hati-hati kita dan menetapkan kita dalam keimanan hingga akhir hayat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِوَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Ustadz Yudi Prayoga, M.Ag, Wakil Ketua LTN PWNU Lampung
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Pentingnya Merawat Hati
2
Ini Khasiat Alysha, Sabun Herbal Produk UMKM Mitra Binaan LAZISNU Pringsewu
3
Balasan dari Langit: Menunggu Kehancuran Israel atas Serangan Iran
4
Kolaborasi Assahil–Madani: Menuju Pesantren Mandiri dengan Kaderisasi Akuntansi
5
Benarkah, setelah Pulang Haji Tidak Boleh Keluar Rumah selama 40 Hari?
6
Kesahihan Dalil Jual Beli Kepada Non-Muslim
Terkini
Lihat Semua