• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Warta

Waketum PBNU: Orang Tua yang Memondokkan Anaknya di Pesantren Harus Bersyukur

Waketum PBNU: Orang Tua yang Memondokkan Anaknya di Pesantren Harus Bersyukur
Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Mustofa pada Harlah Akhirussanah Pesantren Darussa'adah Lampung Tengah (Foto: Istimewa).
Wakil Ketua Umum PBNU, KH Zulfa Mustofa pada Harlah Akhirussanah Pesantren Darussa'adah Lampung Tengah (Foto: Istimewa).

Lampung Tengah, NU Online Lampung 

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Zulfa Mustofa menyampaikan menjadi santri itu nikmat. Oleh karena itu, orang tua yang memondokkan anaknya di pesantren harus bersyukur.

 

Pernyataan tersebut disampaikan saat Haflah Akhirussanah ke-38 di Aula Muktamar NU Pondok Pesantren Darussa’adah, Kecamatan Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah, Jumat (16/2/2024) malam.

 

“Bersyukur punya anak yang cerdas itu nikmat.  Di pesantren itu mendapatkan dua keutamaan, pertama, dapat ilmu. Dan kedua, dapat contoh-contoh akhlak,” ujarnya.

 

Ia melanjutkan, karena santri langsung belajar dari ulama, pengasuh pesantrennya. Ulama punya kompetensi keilmuan dan punya kompetensi akhlak.

 

“Sebagaimana Pondok Pesantren Darussa’adah, Lampung Tengah ini telah melahirkan banyak kiai, salah satunya Rais Syuriyah PCNU Tulang Bawang, dan kiai-kiai lainnya,” ungkapnya.

 

Ia juga mengucapkan selamat kepada khatimin khatimat yang telah mengkhatamkan kitab-kitab antara lain santri TPQ,  santri Al-Qur’an, santri alImrithi, santri Alfiyah Ibnu Malik, dan santri Jauharil Maknun.

 

“Momen ini harus disyukuri oleh para wali santri, karena nadhaman tersebut bisa dihafalkan, dan bisa dimengerti. Santri syukuran dulu, nikmat syukur kepada Allah swt, karena anaknya telah khatam,” ujarnya.

 

Alumni Pesantren Kajen, Pati, Jawa Tengah itu menjelaskan zaman sekarang adalah zaman artificial intelligence (AI), atau kecerdasan buatan. Manusia sekarang bergantung dengan google, banyak mesin pintar sekarang ini seperti chatgpt.

 

“Tapi mesin-mesin teknologi tersebut masih ada kelemahan, yakni tidak punya sanad keilmuan. Sanad ini yang membuat robithoh (hubungan) yang kuat,” katanya.

 

Menurutnya, agenda haul atau haflah di pondok-pondok pesantren mengapa ramai hingga ribuan lapisan masyarakat yang hadir, karena ada hubungan antara santri dan kiai, keterikatan batin.

(Akhmad Syarief Kurniawan)


Warta Terbaru