• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Selasa, 19 Maret 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Hati-hati dalam Menggunakan Lisan

Khutbah Jumat: Hati-hati dalam Menggunakan Lisan
ilustrasi lisan
ilustrasi lisan

Khutbah I

 

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ مَنْ تَوَكَّلَ عَلَيْهِ بِصِدْقِ نِيَّةٍ كَفَاهُ وَمَنْ تَوَسَّلَ إِلَيْهِ بِاتِّبَاعِ شَرِيْعَتِهِ قَرَّبَهُ وَأَدْنَاهُ وَمَنِ اسْتَنْصَرَهُ عَلَى أَعْدَائِهِ وَحَسَدَتِهِ نَصَرَهُ وَتَوَلاَّهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ حَافَظَ دِيْنَهُ وَجَاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ أَمَّا بَعْدُ
فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ، خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ، اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ


Pertama saya berpesan untuk diri saya pribadi dan untuk para jamaah sekalian agar selalu bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena taqwa adalah sebaik-baik bekal menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.


وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ

 

Berbekallah kamu, sesungguhnya sebaik-baik bekal itu adalah taqwa.” (QS. Al-Baqarah[2]: 197)

 

Kedua, kita harus selalu bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan sebanyak-banyak memuji-Nya, dan atas segala nikmat dan karunia-Nya, kita bisa menjalankan ibadah Jumat pada siang hari ini. Karena puncak nikmat hidup di dunia adalah selalu diberikan hidayah untuk selalu sujud kepada-Nya.

 

لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

 

Jika kamu bersyukur, maka Aku akan tambah nikmat-nikmat-Ku untuk kamu.” (QS. Ibrahim[14]: 7).


Jamaah shalat Jumat rahimakumullâh,


Lisan merupakan salah satu nikmat Allah swt yang amat besar diberikan kepada manusia, dan juga salah satu ciptaan Allah yang menakjubkan. Karena melalui lisanlah ilmu Allah tersebar diseluruh muka bumi. Akan tetapi dari lisan manusia bisa menjadi beriman, dan dari lisan pula  manusia bisa menjadi kufur.

 

Karena seperti perkataan pepatah bahwa “mulutmu harimaumu”. Artinya, setiap Muslim harus menjaga perkataan maupun lisannya agar tidak mudah mengumpat, menghibah, memfitnah, mengkafirkan, menyalahkan, membid’ahkan  maupun mengumbar perkataan yang tidak baik.
Rasulullah saw dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari bersabda bahwa, 


سلامة الإنسان في حفظ اللسان

 

“Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan”.          

                        
Hadirin Rahimakumullah


Dizaman sekarang, lisan tidak hanya digambarkan melalui ucapan, akan tetapi sudah merambah pada aktivitas-aktivitas di media sosial, seperti Whatsapp, Website, Twitter dan lain-lain. Maka sudah saatnya, sebagai umat Muslim harus selalu menjaga lisannya di media sosial. Karena sekarang sudah banyak ajaran yang mengajak mendekatkan kita kepada Allah, dengan cara tidak manusiawi.


Padahal Allah swt selalu memperingatkan kepada kita bahwa terdapat malaikat yang mencatat setiap ucapan manusia, yang baik maupun yang buruk. Allah Ta'ala berfirman,


مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

 

"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS. Qaaf : 18).


Rasulullah saw bersabda di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari:


 
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَـيْرًا أَوْ لِيَـصـمُــتْ

 

Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata yang baik atau diam.

 

Hadirin Hafidzakumullah

 

Ajaran agama Islam menjadi kotor dan peradaban Islam penjadi runtuh, salah satu disebabkan oleh kelompok yang ucapan, tulisan dan lisanya yang selalu menganggap dirinya dan kelompoknya paling benar dan layak masuk ke surga. Sedangkan kepada orang lain dan kelompok lain ajaranya selalu dianggap salah dan sesat, dan mengaggap layak masuk neraka. Padahal berdiskusi dan bertabayyun itu lebih baik dan menjadikan keterbukaan sesama pemeluk Islam.

 

Rasulullah saw bersabda,

 

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَـافُ عَلَيْــكُمْ بَعْدِيْ كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِـيمُ اللِّسَانِ


Sungguh yang paling aku khawatirkan atas kalian semua sepeninggalku adalah orang munafiq yang pintar berbicara” (HR At-Tabrani).

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullâh,

 

Oleh karena itu, kita semua, sebaiknya sangat berhati-hati ketika sedang berucap atau menulis sesuatu di media sosial. Sikap berpikir sebelum berucap merupakan kebijaksanaan bagi hamba yang memiliki akal pikiran. Dan tidak lupa juga untuk selalu ber-tabayyun (klarifikasi), kepada orang atau kelompok lain yang mungkin berbeda cara, pandangan dan metode dalam mengambil dalil dan hujjah

 

Karena hidup bermasyarakat itu sangat komplek mungkin menurut kita benar belum tentu baik untuk kemaslahatan bermasyarakat. Satu daerah dengan daerah lain bisa saja berbeda dalam pengambilan hukumnya. Seperti yang dicontohkan oleh Imam Syafii ketika berbeda dalam mengeluarkan hukum  antara di Irak dan di Mesir.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullâh,


Sekali lagi saya ingatkan bahwa Allah mengutus malaikat khusus untuk mengawasi ucapan kita, baik hasil lisan kita maupun ketikan jari-jari kita di media sosial.


مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ


Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaf: 18).


 
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ


Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
 

(Ust. Yudi Prayoga, M.Ag, Sekretaris MWCNU Kedaton, Bandar Lampung)


Khutbah Terbaru