Yudi Prayoga
Penulis
Ungkapan "beragam Islam harus rela berkorban" bisa dimaknai sebagai pengingat bahwa dalam menjalani ajaran Islam, pengorbanan adalah bagian penting dari keimanan dan pengabdian kepada Allah swt.
Islam mengajarkan bahwa hidup seorang Muslim harus dilandasi oleh niat untuk beribadah dan taat kepada Allah, yang seringkali membutuhkan pengorbanan, seperti harta, waktu, tenaga, nafsu serta keinginan pribadi, dan sebagainya.
Khutbah I
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِذَبْحِ الْأُضْحِيَّةِ. وَبَلَغَنَا إِلَى هٰذَا الْيَوْمِ مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ ذُوْ رَحْمَةٍ وَاسِعَةٍ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ تُرْجَى مِنْهُ الشَّفَاعَةُ. أَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِي الْعُقُوْلِ السَّلِيْمَةِ، صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ الرَّحْمَنِ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ الْمَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْانِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
Baca Juga
Khutbah Idul Adha: Hikmah Ibadah Kurban
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang tercermin dalam ketaatan penuh, keikhlasan hati, dan kesiapan untuk berkorban di jalan-Nya. Sebab sesungguhnya, takwa tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus dibuktikan dengan pengorbanan dan kesungguhan.
Hari ini adalah hari yang agung. Hari raya Idul Adha, hari yang penuh keikhlasan dan pengorbanan. Hari di mana kita mengenang kembali pengorbanan agung dari seorang Nabi yang luar biasa: Nabi Ibrahim as, yang diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih anaknya sendiri, Nabi Ismail as, sebagai bentuk ujian keimanan.
Bayangkan, seorang ayah yang lama menanti kehadiran seorang anak, ketika anak itu lahir dan tumbuh, Allah memerintahkan untuk menyembelihnya. Namun Nabi Ibrahim tidak ragu. Ia tidak membantah. Ia tidak menunda. Bahkan ia berkata kepada anaknya yang terekam di dalam Al-Qur’an, surat As-Saffat ayat 102:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ ١
Artinya: Ketika anak itu sampai pada (umur) ia sanggup bekerja bersamanya, ia (Ibrahim) berkata, Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu? Dia (Ismail) menjawab, Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar (QS As-Saffat: 102)
Allahu akbar...
Ini adalah pelajaran agung tentang ketaatan tanpa syarat, kepasrahan total, dan pengorbanan yang tulus. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menunjukkan kepada kita bahwa beragama Islam berarti siap berkorban. Siap mengorbankan kepentingan pribadi demi taat kepada Allah. Siap mengorbankan rasa, waktu, harta, bahkan nyawa sekalipun, demi keimanan yang kokoh.
Ma’asyiral muslimin yang dirahmati Allah,
Idul Adha bukan hanya tentang menyembelih hewan kurban. Idul Adha adalah momen untuk menghidupkan semangat pengorbanan dalam kehidupan beragama. Kita harus bertanya pada diri kita sendiri, “Sudahkah kita benar-benar rela berkorban untuk agama ini”?.
Berapa banyak di antara kita yang masih lebih mencintai harta daripada berinfak di jalan Allah?. Berapa banyak yang lebih mementingkan tidur daripada bangun untuk shalat Subuh?. Berapa banyak yang rela menghabiskan waktu untuk dunia, namun merasa berat untuk mengaji, belajar agama, atau menghadiri majelis ilmu?
Padahal Allah telah berfirman:
قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ ١٦٢
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (QS Al-An’am: 162).
Beragama Islam bukan hanya tentang identitas, bukan hanya tentang nama. Tetapi beragama Islam adalah tentang kesediaan untuk berkorban. Seorang Muslim sejati adalah dia yang siap mengorbankan egonya, hawa nafsunya, dan kepentingan dunianya demi kebenaran dan kebaikan yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.
Maka jangan kita sia-siakan momen Idul Adha ini. Mari kita tanamkan kembali semangat ukhuwah, kepedulian, dan pengorbanan. Mari kita ambil pelajaran dari setiap tetesan darah hewan kurban yang mengalir hari ini. Karena sesungguhnya, Allah tidak butuh darah atau dagingnya. Yang Allah inginkan adalah ketakwaan dari hati kita.
Sebagaimana firman-Nya Al-Hajj ayat 37:
لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ ٣
Artinya: Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin (QS Al-Hajj: 37).
Allahu akbar, Allahu akbar walillaahil hamd.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Islam bukanlah agama yang menjanjikan kemudahan duniawi tanpa usaha. Islam adalah agama yang mengajarkan bahwa jalan menuju kebaikan penuh dengan tantangan, dan hanya mereka yang sabar dan rela berkorbanlah yang akan mendapat kemenangan.
Allah berfirman:
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاۤءُ وَالضَّرَّاۤءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِۗ اَلَآ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ ٢١٤
Artinya: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat (QS Al-Baqarah: 214).
Ujian akan datang, saudara-saudaraku. Mungkin dalam bentuk kehilangan. Dalam bentuk kekurangan harta. Dalam bentuk rasa sakit. Tapi justru dalam momen itulah iman kita diuji. Dan hanya mereka yang mampu berkorban, bersabar, dan tetap teguh di jalan Allah-lah yang akan keluar sebagai pemenang.
Maka, marilah kita jadikan Idul Adha ini sebagai titik tolak untuk meningkatkan ketaatan dan pengorbanan kita kepada Allah. Menguatkan solidaritas dengan berbagi kepada sesama, terutama yang lemah dan fakir. Menumbuhkan semangat rela memberi, karena itulah bukti keimanan.
Rasulullah saw bersabda: "Tidaklah seseorang beriman dengan sempurna hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri" (HR Bukhari dan Muslim).
Mari kita teladani Nabi Ibrahim dan Ismail. Mari kita tanamkan ke dalam diri dan keluarga kita bahwa menjadi Muslim sejati adalah menjadi pribadi yang siap berkorban untuk agama, untuk umat, dan untuk kemanusiaan.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah Idul Adha perihal pengorbanan dalam agama. Semoga bisa membawa bermanfaat dan membawa keberkahan bagi kita semua. Dan semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita termasuk golongan hamba-Nya yang bertakwa. Aamin ya rabbal alamin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللهَ تَعَالَى فِي هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الطَّيِّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالحينَ اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلْ عِيدَنَا هَذَا سَعَادَةً وَتَلاَحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللّٰهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا، اللّٰهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ
Ustadz Yudi Prayoga, M.Ag, Sekretaris MWCNU Kedaton Bandar Lampung
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha: Kurban sebagai Aspek Spiritual dan Kepedulian Sosial
2
Bacaan Doa Wukuf di Arafah dari Rasulullah Saw
3
Tata Cara dan Doa Lengkap Menyembelih Hewan Kurban
4
Lafal Takbiran Idul Adha dan Waktu Membacanya
5
Khutbah Idul Adha: Meneladani Kisah Nabi Ibrahim dan Ketauhidan yang Totalitas
6
Ini 6 Amalan Sunnah pada Hari Raya Idul Adha, 6 Juni 2025
Terkini
Lihat Semua