Syiar

Gerhana Bulan Total Ahad 7 September 2025, Berikut Tata Cara Shalat Sunnah Gerhana

Sabtu, 6 September 2025 | 08:47 WIB

Gerhana Bulan Total Ahad 7 September 2025,  Berikut  Tata Cara Shalat Sunnah Gerhana

Gerhana bulan total umat Islam dianjurkan shalat sunnah dua rakaat (Ilustrasi: NU Online)

Gerhana Bulan total akan kembali terjadi dan dapat disaksikan diseluruh wilayah Indonesia. Pada saat gerhana tersebut, umat Muslim disunnahkan untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana bulan (khusuful qamar).

 

Gerhana Bulan total akan terjadi pada Ahad 7 September 2025, yang berkisar antara pukul 23:27:01 WIB sampai pukul 02:56:25 WIB.  Gerhana bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya matahari oleh bumi sehingga tidak semuanya sampai ke bulan. 

 

Shalat sunnah Gerhana Bulan dianjurkan secara berjamaah.  Dilansir dari NU Online, pelaksanaan shalat gerhana diawali dengan shalat sunnah dua rakaat dan dilanjutkan dengan dua khutbah seperti shalat Idul Fitri atau shalat Idul Adha di masjid. Namun bedanya, setiap rakaat shalat gerhana bulan dilakukan dua kali rukuk. 


Sedangkan dua khutbah setelah shalat gerhana bulan ataupun matahari tidak dianjurkan takbir sebagaimana khutbah dua shalat Id. Jamaah shalat gerhana bulan adalah semua umat Islam secara umum sebagai jamaah shalat Id. 

Sebelum shalat, imam atau jamaah melafalkan niat berikut: 



    أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا/مَأمُومًا لله تَعَالَى 

 

Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ. 


Artinya: Saya shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah swt. 


Berikut tata cara atau urutan pelaksanaan shalat sunnah gerhana bulan.


1. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram.  


2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati. 

3. Baca taawudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Al-Baqarah yang dibaca secara lantang. 

4. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 100 ayat Surat Al-Baqarah.

5. I’tidal, namun bukan membaca doa i’tidal, tetapi baca Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Ali Imran atau selama surat itu. 

6. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 80 ayat Surat Al-Baqarah.  

7. Itidal. Baca doa i’tidal.  

8. Sujud dengan membaca tasbih selama rukuk pertama. 

9. Duduk di antara dua sujud 

10. Sujud kedua dengan membaca tasbih selama rukuk kedua. 
 

11. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.  

12. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Hanya saja bedanya, pada rakaat kedua pada berdiri pertama dianjurkan membaca surat An-Nisa. Sedangkan pada berdiri kedua dianjurkan membaca Surat Al-Maidah. 

13. Salam. 

14. Imam atau orang yang diberi wewenang menyampaikan dua khutbah shalat gerhana dengan tausiah agar jamaah beristighfar, semakin takwa kepada Allah, tobat, sedekah, memerdekakan budak (pembelaan terhadap kelompok masyarakat marjinal), dan sebagainya. 


Meski begitu, dalam pelaksanaan shalat gerhana kita boleh saja mengganti surat panjang dengan surat pendek setiap kali selesai membaca Surat Al-Fatihah? Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi berikut:

 

   ولو اقتصر على الفاتحة في كل قيام أجزأه، ولو اقتصر على سور قصار فلا بأس. ومقصود التطويل دوام الصلاة إلى الانجلاء  



Artinya: Kalau seseorang membatasi diri pada bacaan Surat Al-Fatihah saja, maka itu sudah memadai. Tetapi kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek setelah baca Surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah. Tujuan mencari bacaan panjang adalah mempertahankan shalat dalam kondisi gerhana hingga durasi gerhana bulan selesai (Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz I, halaman 303).