Khutbah

Khutbah Jumat: Maulid Nabi dan Memperbaiki Akhlak Bangsa

Kamis, 4 September 2025 | 10:03 WIB

Khutbah Jumat: Maulid Nabi dan Memperbaiki Akhlak Bangsa

Khutbah Jumat: Maulid Nabi dan Memperbaiki Akhlak Bangsa (Kaligrafi: NU Online)

Di bulan Maulid ini, seyogyanya bagi kita untuk banyak-banyak bersyukur kepada Allah swt karena telah mengutus seorang Nabi yang menjadi suri teladan yang mulia.

 

Nabi diutus ke muka bumi ini tak lain adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam. Dan akhlak Nabi merupakan pedoman bagi kita semua, khususnya umat Islam, dan umumnya seluruh manusia di muka bumi.

 

Khutbah I

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَـمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Saya berwasiat kepada diri saya pribadi dan kepada jamaah sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena hanya dengan takwa, hidup kita akan penuh dengan keberkahan dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat.

 

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Pada bulan Rabiul Awwal ini, umat Islam di seluruh dunia memperingati Maulid Nabi Muhammad saw, nabi yang menjadi seorang insan mulia, pembawa cahaya, penebar kasih sayang, dan teladan utama bagi seluruh manusia. Allah swt menegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21:

 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ۝٢١

 

Artinya: Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah (QS Al-Ahzab: 21)

 

Peringatan Maulid bukan sekadar ritual atau seremonial. Ia menjadi momentum untuk merenungkan kembali ajaran dan teladan Nabi Muhammad saw. Nabi datang bukan hanya untuk mengajarkan ibadah, tetapi juga untuk memperbaiki akhlak manusia. Sebagaimana sabdanya:

 

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

 

Artinya: Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Bangsa kita Indonesia, adalah bangsa yang besar, juga bangsa dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Namun, kita melihat berbagai masalah yang muncul, terutama krisis akhlak: korupsi, kebohongan, kekerasan, perpecahan, hingga hilangnya rasa hormat kepada orang tua dan pemimpin. Semua itu bukan hanya merusak individu, tetapi juga meruntuhkan sendi-sendi bangsa.

 

Padahal, jika umat Islam sungguh-sungguh meneladani Nabi Muhammad saw, bangsa ini akan menjadi bangsa yang berakhlak mulia, beradab, dan bermartabat. Rasulullah saw mencontohkan kejujuran dalam berdagang, kasih sayang dalam rumah tangga, amanah dalam kepemimpinan, keadilan dalam hukum, dan semangat persaudaraan dalam bermasyarakat.

 

Allah swt memuji akhlak Rasulullah saw dalam firman-Nya:

 

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

 

Artinya: Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang agung (QS Al-Qalam: 4).

 

Maka, peringatan Maulid Nabi seharusnya menjadi momentum perbaikan akhlak bangsa. Kita mulai dari diri kita, keluarga kita, lingkungan sekitar, lalu meluas ke masyarakat dan negara.

 

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Beberapa nilai akhlak Nabi yang sangat relevan untuk bangsa kita saat ini adalah:

 

Pertama, kejujuran (ash-shidq). Nabi dijuluki al-amin, yang terpercaya. Jika bangsa ini dipenuhi pejabat, pedagang, guru, murid, dan semua rakyat yang jujur, maka negeri ini akan makmur. Baik jujur dalam perkataan maupun perbuatan.

 

Kedua, amanah. Rasulullah saw tidak pernah mengkhianati janji. Amanah adalah kunci pembangunan bangsa. Korupsi dan pengkhianatan adalah sebab kehancuran. Pejabat yang korupsi hanya memperkaya diri sendiri dan rakyat yang rakus akan merusak fasilitas umum.

 

Ketiga, adil. Nabi berlaku adil, bahkan kepada musuh sekalipun. Indonesia membutuhkan keadilan dalam hukum dan kebijakan agar rakyat percaya pada pemimpinnya. Hukum harus sama rata, sama rasa, bukan tajam ke bawah, tetapi tumpul ke atas.

 

Keempat, kasih sayang (rahmah). Nabi adalah rahmat bagi seluruh alam. Jika rakyat dan pemimpin saling menyayangi, rakyat dengan rakyat menyayangi, rakyat dengan alamnya menyayangi, maka tidak ada lagi kekerasan dan perpecahan.

 

Kelima, musyawarah. Nabi membiasakan bermusyawarah kepada para sahabat ketika ingin menjalankan roda pemerintahan. Inilah ajaran penting bagi bangsa kita yang hidup dalam demokrasi.

 

Oleh karena itu, memperingati Maulid Nabi berarti kita bertekad untuk memperbaiki akhlak bangsa dengan meneladani beliau. Jangan sampai kita hanya ramai merayakan, tetapi tidak mencontoh akhlak mulianya.

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Ketika kita memperingati Maulid Nabi, maka pastikan peringatan tersebut bukan sekadar mengenang sejarah kelahiran beliau, tetapi untuk menghidupkan ajaran beliau dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita ingin bangsa ini bermartabat, maka akhlak Rasulullah saw harus menjadi pedoman.

 

Marilah kita tanamkan dalam diri dan keluarga kita akhlak mulia: berkata jujur, berbuat adil, menepati janji, menyayangi sesama, menjaga persatuan, dan menjauhi segala bentuk keburukan.

 

Jika setiap Muslim meneladani Nabi dalam kehidupan pribadi, rumah tangga, pekerjaan, dan kepemimpinan, maka bangsa ini akan menjadi bangsa yang kuat, damai, dan sejahtera. Inilah buah nyata dari peringatan Maulid Nabi.

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Demikianlah khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua, baik yang membaca maupun yang mendengarkannya. Dan semoga, di bulan kelahiran Nabi ini, kita bisa meneladani dan mencontoh akhlak Nabi saw, sehingga kita menjadi umat yang selalu berada di barisan Rasulullah saw.

 

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

Khutbah II

 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

Yudi Prayoga, Sekretaris MWCNU Kedaton Bandar Lampung