• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 17 Mei 2024

Syiar

Penjelasan Lengkap tentang Rukun, Wajib dan Sunnah Ibadah Haji

Penjelasan Lengkap tentang Rukun, Wajib dan Sunnah Ibadah Haji
Ilustrasi haji (Foto: NU Online)
Ilustrasi haji (Foto: NU Online)

Ibadah haji terdiri dari tiga bagian, yaitu rukun haji, wajib haji, dan sunnah-sunnah ibadah haji. Ketiga hal itu mempunyai konsekuensi yang berbeda-beda, sehingga perlu diperhatikan oleh para calon jamaah.


Mazhab Syafi’i membedakan antara rukun dan wajib haji. Pembedaan ini tidak terdapat pada ibadah lainnya. Rukun haji menjadi bagian inti ibadah haji, menentukan keabsahan ibadah haji, serta tidak dapat digantikan dengan denda (dam).


Lain halnya dengan wajib haji. Kalau salah satu wajib haji ditinggalkan, orang yang meninggalkannya dapat menggantinya dengan dam, dan ibadah hajinya tetap sah. Sedangkan sunnah adalah hal-hal yang dianjurkan untuk dilakukan dalam ibadah haji.


Rukun Haji

Semua rukun dalam ibadah haji harus dilaksanakan, karena menentukan sah atau tidaknya ibadah haji. Bila ada rukun yang tidak dilaksanakan, maka ibadah haji menjadi tidak sah.


Syekh Said bin Muhammad Ba’asyin dalam Kitab Buysral Karim menyebutkan sebagai berikut:


فصل في أركان الحج أي أجزاء الحج والعمرة وهي التي يتوقف صحتهما عليها ولا تجبر بدم وغيره  


Artinya: Pasal mengenai rukun haji, yaitu bagian dari haji dan umrah. Rukun haji dan umrah adalah sesuatu yang menjadi keabsahan keduanya. Rukun tidak dapat ditutupi dengan dam atau lainnya (Syekh Said bin Muhammad Ba’asyin dalam Buysral Karim).


Dilansir dari NU Online, Abu Syuja dalam Taqrib, karyanya yang terkenal, menyebut secara rinci rukun haji. Menurutnya, rukun haji terdiri atas empat hal. Sementara wajib haji terdiri atas tiga hal.


وأركان الحج أربعة الإحرام مع النية و الوقوف بعرفة والطواف و السعي بين الصفا والمروة...وواجبات الحج غير الأركان ثلاثة أشياء الإحرام من الميقات ورمي الجمار الثلاث والحلق  


Artinya: Rukun haji ada empat, yaitu ihram beserta niat, wukuf di Arafah, tawaf, dan sa’i antara Shafa dan Marwa. Wajib haji di luar rukun haji ada tiga, yaitu ihram dari miqat, lempar tiga jumrah, dan cukur.


Abu Syuja menempatkan cukur ke dalam wajib haji, bukan rukun haji. Syekh Said bin Muhammad Ba’asyin dalam Buysral Karim berbeda dari Abu Syuja. Menurutnya, rukun haji terdiri atas lima hal. Salah satunya adalah cukur.


وأركان الحج خمسة الإحرام و الوقوف بعرفة والطواف والسعي والحلق  


Artinya: Rukun haji ada lima, yaitu ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sa’i, dan cukur (Syekh Bafadhal Al-Hadhrami, dalam Al-Muqaddimah Al-Hadhramiyyah pada Hamisy Buysral Karim).


Perbedaan keduanya dalam penyebutan rukun haji disinggung oleh KH Afifuddin Muhajir dalam karyanya Fathul Mujibil Qarib berikut ini.


ويشترط لصحته ثلاثة أمور الأول كونه سبع مرات والثانى أن يبدأ بالصفا ويختم بالمروة والثالثة أن يكون بعد طواف ركن أو قدوم، وبقي من أركان الحج الحلق والتقصير والمصنف عده من الواجبات لا من الأركان، ويجب أن يكون الإحرام متقدما غلى جميع الأركان السابقة


Artinya: Syarat keabsahan sa’i ada tiga. Pertama, sa’i itu tujuh kali. Kedua, titik mula di bukit Shafa dan titik akhir di bukit Marwah. Ketiga, sa’i dilakukan setelah tawaf rukun atau tawaf qudum. Rukun haji lainnya adalah cukur atau memendekkan rambut. Tetapi penulis Taqrib menganggapnya sebagai wajib haji, bukan rukun haji. Ihram wajib didahulukan dibandingkan rukun-rukun yang lain (KH Afifuddin Muhajir dalam Kitab Fathul Mujibil Qarib).


Bila mengikuti kategori yang dibuat oleh Syekh Ba’asyin, maka rukun haji ada lima, yaitu

  1. Ihram
  2. Wukuf di Arafah
  3. Tawaf
  4. Sa’i,
  5. Cukur rambut.  


Wajib Haji

Lain halnya dengan wajib haji. Kalau salah satu wajib haji ditinggalkan, orang yang meninggalkannya dapat menggantinya dengan dam (denda). Sementara hajinya tetap sah. Pelaksanaan dam dan besarannya berbeda-beda yang telah dijelaskan dalam artikel 4 Kategori Dam Haji beserta Penjelasan Jenis Pelanggarannya.


فصل واجبات الحج وهي ما يصح بدونها وكذا الاثم إن لم يعذر  


Artinya: Pasal mengenai wajib haji. Wajib haji adalah sejumlah hal yang mana haji itu tetap sah tanpanya, tetapi dosa bila wajib haji ditinggalkan tanpa uzur (Syekh Said bin Muhammad Ba’asyin dalam Buysral Karim).  


Syekh Said Ba’asyin menyebutkan enam wajib haji sebagai berikut:

  1. Mabit di Muzdalifah.
  2. Lempar jumrah aqabah tujuh kali.
  3. Lempar tiga jumrah di hari tasyriq (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
  4. Mabit pada malam tasyriq.
  5. Ihram dari miqat.
  6. Tawaf wada.  


Sunnah Haji

Sunnah dalam ibadah haji baik dilakukan agar ibadah makin sempurna, selain melaksanakan rukun dan wajib haji. Dilansir dari NU Online, sunnah-sunnah haji menurut pendapat ulama Syafi’iyah yang muktamad adalah sebagai berikut:

  1. Ifrad, yaitu mendahulukan haji dibandingkan umrah.
  2. Talbiyah.​​​​​​​
  3. Thawaf qudum.
  4. Shalat sunnah thawaf sebanyak dua rakaat.


Adapun shalat sunnah thawaf sebanyak dua rakaat dilakukan setelah thawaf. Shalat sunnah thawaf dapat dilakukan di mana saja di tanah haram. Tetapi sedapat mungkin shalat sunnah thawaf ini dilakukan di belakang maqam Ibrahim. 


(و) الخامسة (ركعتا الطواف) أي ركعتان بعد الفراغ من الطواف ويصليهما خلف المقام، فإن لم يتيسر ففي الحجر فإن لم يتيسر ففي المسجد فإن لم يتيسر فحيث شاء من الحرم


Artinya: Kelima (shalat dua rakaat thawaf), yaitu dua rakaat setelah selesai thawaf. Shalat sunnah thawaf dilakukan di belakang maqam Ibrahim. Kalau tidak mungkin, maka shalat sunnah thawaf dilakukan di Hijir Ismail. Kalau tidak mungkin, shalat sunnah thawaf dilakukan di masjid. Kalau tidak mungkin, maka shalat sunnah thawaf dilakukan di mana saja di tanah haram (KH Afifuddin Muhajir dalam Fathul Mujibil Qarib).


​​​​​​​Demikian penjelasan dan perbedaan antara wajib haji, rukun haji, dan sunnah-sunnah dalam pelaksanaan ibadah haji. Semoga calon jamaah yang menunaikan rukun Islam kelima ini dapat dimudahkan semua prosesnya dan menjadi haji yang mabrur.
 


Syiar Terbaru