• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Pernik

Muktamar Ke-34 NU

Rapat Penting dan Genting di Mobil Ketua Panitia Muktamar

Rapat Penting dan Genting di Mobil Ketua  Panitia Muktamar
Saat Rapat penetapan Lokasi pemilihan AHWA dan Ketua Umum PBNU
Saat Rapat penetapan Lokasi pemilihan AHWA dan Ketua Umum PBNU

Bandar Lampung, NU Online Lampung
Saat Muktamar NU 22-24 Desember lalu, segenap panitia telah bekerja keras, cerdas, dan gembira. Kerja sama yang kompak, bertanggungjawab, dan selalu berkoordinasi antar koordinator dan antar seksi menjadi kunci bagi kesuksesannya. 

 

Meskipun sebenarnya kepanitiaan yang dibentuk dengan Surat Keputusan (SK) PBNU bekerja dalam waktu yang amat sempit, yaitu 57 hari menjelang muktamar. Panitia Nasional tetap bekerja dan bergerak cepat untuk mencapai tujuan muktamar. 

 

Panitia Nasional dibantu maksimal oleh Panitia Daerah, dan Panitia Lokal, yang tanpa mereka mustahil muktamar tersebut berjalan lancar dan meraih sukses. Muktamar ke-34 di Lampung adalah muktamar NU yang sukses, muktamar yang berlangsung aman dan damai. 

 

"Meskipun muktamar tersebut lancar dan sukses, bukan berarti kosong dari dinamika dan kompetisi yang terkesan lumayan keras. Namun berbeda dengan Muktamar Ke-33 di Jombang, yang dinamika dan benturannya lebih banyak terjadi di saat sidang-sidang berlangsung. Muktamar Ke-34 di Lampung justru agak memanas menjelang pelaksanaannya," kata Rais Syuriyah PBNU, Kiai Ishomuddin dalam akun media sosial facebooknya.

 

Menurutnya, perdebatan sengit antar kubu yang berkompetisi menjadi buktinya. Setelah Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 diberlakukan Pemerintah RI, muncul dua kubu yang berbeda pendapat.

 

Ada yang menuntut agar muktamar dimajukan, digelar pada 17-19 Desember 2021. Ada pula yang ingin dimundurkan, yaitu digelar pada 31 Januari 2022.

 

Di luar dugaan penyebab perbedaan pendapat yang menyita energi tersebut dicabut oleh pemerintah. Dua kubu yang berselisih itu, setelah lobi-lobi yang berjalan sangat alot, pada akhirnya bersepakat, bersatu kata, untuk menyelenggarakan Muktamar pada 22-24 Desember 2021.

 

Saat itu, pada 7 Desember 2021, satu kelompok di Lantai 8 Gedung PBNU menyelenggarakan Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah. Sedangkan kelompok satunya lagi, pada saat yang sama menyelenggarakan Konferensi Besar NU di sebuah hotel di Jakarta. 

 

Rapat pleno dan rapat komisi selama berlangsungnya Muktamar Ke-34 NU juga berjalan dinamis, tetapi tetap aman. 

 

"Meski kadangkala suhunya agak memanas, namun suasana dingin kembali ketika musyawarah untuk mufakat tercapai. Saat Sidang Pleno 1 dimulai, diikuti semua utusan dari PWNU dan PCNU dari seluruh Indonesia, serta Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) dari beberapa negara mulai pukul 16:00 WIB hingga 23:45 WIB di GSG UIN Raden Intan Lampung dipimpin langsung oleh Prof M Nuh (Ketua Steering Committe), sudah ada perdebatan "panas" di antara para peserta muktamar," ungkap Gus Ishom, sapaan akrab Wakil Ketua Panitia Pelaksana Nasional itu.

 

Gus Ishom menceritakan, diantara peserta muktamar, ada yang menginginkan tempat pemilihan Ahlul Halli wal 'Aqdi (AHWA) yang bertugas menunjuk Rais 'Aam dan pemilihan Ketua Umum PBNU tetap di Pesantren Darussa'adah, Gunung Sugih, Lampung Tengah. 

 

Sebagian besar peserta muktamar menginginkan tempat muktamar di Bandar Lampung. Akhirnya setelah perdebatan sengit, para peserta muktamar menyepakati dipindahkan ke Bandar Lampung dengan catatan bahwa tempat spesifiknya diserahkan kepada panitia nasional penyelenggara muktamar ke-34 NU.

 

Mendengar keputusan tersebut, Gus Ishom mengambil inisiatif mengusulkan segera rapat kepada kepada Syahrizal Syarief (Sekretaris Panitia) dan KH Imam Aziz (Ketua Penitia). 

 

"Sebelum itu saya telah menelpon Helmy Faisal (Sekretaris Jenderal PBNU) dan Prof KH Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU) untuk meminta persetujuan tempat yang spesifik, yakni di GSG Universitas Lampung untuk melaksanakan sidang pemilihan Ahlul Halli wal 'Aqdi (AHWA) dan pemilihan Ketua Umum PBNU," ujar Kiai Ishom.

 

Dia melanjutkan, saat itu KH Imam Aziz mengusulkan agar rapat penentuan tempat yang spesifik itu dibicarakan dalam rapat dengan Ketua Panitia Pengarah, Prof Nuh, bakda zuhur setelah Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Ketum PBNU rampung dan diterima oleh para peserta muktamar. 

 

Mereka bertiga lalu meluncur ke UIN Raden Intan Lampung, mendekati posisi Ketua Panitia Pengarah yang sedang memimimpin sidang. 

 

Sambil menunggu sidang LPJ Ketum PBNU selesai tutur Gus Ishom, dirinya mengusulkan melalui telepon seluler agar bisa rapat bertiga terlebih dahulu, sebelum rapat dengan Ketua dan Sekretaris Panitia Pengarah. 

 

Usulan Gus Ishom pun diterima. Gus Ishom berjalan bersama dr Syahrizal mencari Kiai Imam Aziz. Sopir Kiai Imam, yang pernah 25 tahun menjadi driver mobil Gus Dur, menemui mereka, dan menyampaikan pesan bahwa Kiai Imam sudah menunggu di dalam mobilnya di parkiran di sebelah Gedung Rektorat 9 lantai UIN Raden Intan. 

 

Gus Ishom kaget saat Kiai Imam memintanya berdua untuk rapat di dalam mobilnya yang dingin ber-AC. Gus Ishom hanya bertiga, secara bergantian menyampaikan pendapat dan alasannya. 

 

Seperti Ketua Panitia Pelaksana dan Sekretarisnya, dia sebagai Wakil Ketua Panitia Pelaksana mengusulkan agar Universitas Lampung (Unila) menjadi tempat sidang pemilihan Ahlul Halli wal 'Aqdi (AHWA) dan sekaligus tempat pemilihan Ketua Umum PBNU. 

 

Setelah kesepakatan rapat OC di dalam mobil "bersejarah" itu, Gus Ishom menjumpai Ketua SC dan Sekretarisnya untuk rapat bersama. Semua pada akhirnya menyepakati Universitas Lampung yang Rektornya adalah Prof Karomani sebagai tempat pleno tersebut. 

 

"Karena kami belum sempat sarapan dan makan siang, akhirnya kami meluncur menuju rumah makan Begadang Lima, di Jl. Soekarno-Hatta Bandar Lampung. Kami makan siang hingga perut kenyang dan tentu dengan hati yang riang," kata Gus Ishom. 

 

Poin yang penting adalah Muktamar Ke-34 NU telah berlangsung dengan sukses. Inilah pernik muktamar yang mungkin tidak banyak diketahui oleh Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU terpilih, KH. Yahya Cholil Staquf. 

 

Semoga NU menjadi tempat yang tepat untuk berkhidmah kepada para ulama, bangsa dan negara kita. Lampung telah menjadi tempat yang bersejarah yang patut untuk dikenang dan diteladani kesuksesannya dalam penyelenggaraan muktamar. Alhamdulillah

(Dian Ramadhan)


Pernik Terbaru