• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Opini

Malas akan Membunuhmu, Maka Hilangkanlah dari Sekarang

Malas akan Membunuhmu, Maka Hilangkanlah dari Sekarang
Malas akan Membuhuhmu, Maka Hilangkanlah dari Sekarang. Sumber foto: NU Online
Malas akan Membuhuhmu, Maka Hilangkanlah dari Sekarang. Sumber foto: NU Online

Secara umum malas adalah sebuah prilaku, tindakan atau kecenderungan seseorang untuk tidak berprilaku aktif dan semangat. Jadi secara lebih sederhana yang mudah kita pahami, bahwa malas bisa kita kaitkan dengan tidak produktifnya seseorang. Jika seseorang mengalami klemar-klemer (keterlambatan) namun ia masih produktif tentu itu bukan disebut malas.

 

Malas berantonim dengan rajin yakni proses produktifnya seseorang. Kalian tau gak nih? Ada sebuah kata motivasi dari perempuan yang pernah menjadi Perdana Mentri Inggris, Margaret Thatcher, ia berkata  "Watch your thoughts, they become your words; watch your words, they become your actions; watch your actions, they become your habits; watch your habits, they become your character; watch your character, it becomes your destiny".

 

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia kurang lebih adalah “Perhatikan pikiranmu, itu akan menjadi kata-katamu; perhatikan kata-katamu, itu akan menjadi tindakanmu; perhatikan tindakanmu, itu akan menjadi kebiasaanmu; perhatikan kebiasaanmu, itu akan menjadi karaktermu; perhatikan karaktermu, itu akan menjadi takdirmu”.

 

Kebiasaan yang kita lakukan setiap hari akan menjadi karakter untuk kita. Bayangkan jika kita terbiasa menunda-nunda dan menyepelekan waktu, pasti kita akan mencapai karakter malas bukan?, maka jangan salahkan mereka yang setiap hari berteman dengan Al-Qur’an yang kemudian hal itu menjadi kebiasaan dia, lalu terbentuk karakter dia dan akhirnya mereka menjadi hafiz atau hafizh. Juga kalian yang setiap harinya berteman dengan bait Alfiyah sebagai teman harianmu, maka kamu juga bisa menjadi hafiz atau hafizh bait Alfiyah Ibnu Malik. Ingatlah dengan ungkapan “Change your habbit”, rubahlah kebiasaanmu. 

 

Malas merupakan kebiasaan yang sangat berbahaya untuk dijalani, bukan secara teori umum saja, agama pun menyoroti bahayanya dari sifat malas dan dampak yang sangat besar untuk kita. Dilansir dari website NU Online Jombang, diceritakan bahwa Imam Hasan Al-Bashri pernah memberikan nasihat terkait sikap malas. Beliau berkata, “Waspadalah kamu dengan sikap menunda-nunda. Kamu sekarang berada di hari ini dan bukan esok hari. Apabila hari esok tiba, kamu akan berada di hari tersebut dan sekarang kamu masih berada di hari ini. Jika hari esok tidak datang kepadamu, maka jangan sesali atas apa yang tidak kamu lakukan hari ini”.

 

Sifat malas sejatinya hanya bisa menumpuk pekerjaan atau tanggung jawab, karena kemalasan hari ini akan menjadi mata rantai yang terus menerus, sampai seterusnya. Pemalas cenderung hanya memutar waktu tanpa makna dan nilai. Sahabat Umar bin Khatthab pernah menulis surat kepada Abu Musa al-Asy’ari yang kala itu sedang berada di Bashrah, bahwa “Jangan engkau menunda pekerjaan hari ini ke esok hari, sebab pekerjaan tersebut akan menumpuk dan engkau akan kehilangan kesempatan untuk menyelesaikannya.

 

Teman-teman, pernah tidak jika berpikiran bahwa, aku sudah berapa tahun ya, dan apa ya yang saya dapatkan selama ini?, kemana saja saya selama ini?, yang  akhirnya menyesal namun tetap saja tidak ada perubahan kedepanya untuk menjadi lebih baik, tentu hal itu terjadi karna kita kurang bisa memanajemen waktu dengan maksimal.

 

Sekarang kita sudah paham dengan bahaya malas bagi segalanya, karena tidak ada yang kita dapat kecuali hanya kehancuran saja. Mungkin itu hadiah yang pantas untuk kita yang masih malas.  Maka dari itu, marilah kita semua, dari sekarang untuk senantiasa menjauhkan diri dari sifat malas dan fokus untuk menuju kesuksesan tanpa menyerah walau selelah apapun diri kita. Seperti ungkapan dalam film pendakian gurung Semeru, “Tanamlah mimpi-mimpimu, cita-citamu dan keyakinanmu biarkan ia menggantung 5 CM di depan kening kamu, agar ia tak hilang dari pandanganmu”.

 

Presiden Republik Indonesia ketiga, BJ. Habibie pernah berkata "Kegagalan hanya terjadi jika kita menyerah". Ini menunjukkan bahwa kegagalan tidak diperuntukkan bagi orang yang bodoh atau tidak terlalu cerdas, tetapi bagi siapapun yang malas, meski ia seorang jenius sekalipun.

 

Untuk menunjang kebiasaan yang baik, maka ubah dulu lingkungan sekitarnya, minimal berada di lingkungan yang mendukung kita. Jauhi seseorang atau sesuatu yang membuat kita tidak semangat dalam belajar. Dan ingatlah bahwa kebiasaan yang kita lakukan sekarang akan menentukan keadaan di masa yang akan datang.

 

Ustadz Mahfudz Nasir, M.Pd, Pengajar di Pondok Pesantren Al Hikmah Bandar Lampung
 


Opini Terbaru