• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Minggu, 5 Mei 2024

Opini

Jenis-Jenis dan Tingkatan Orang Mukmin

Jenis-Jenis dan Tingkatan Orang Mukmin
Wakil Ketua Lakpesdam PCNU Bandar Lampung, Agus Hermanto (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua Lakpesdam PCNU Bandar Lampung, Agus Hermanto (Foto: Istimewa)

Orang yang beriman disebut Mukmin, yaitu yang mempercayai adanya Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-Rasul, Hari kiamat serta qadha dan qadar. Iman yang benar adalah adanya sebuah keyakinan yang dibarengi dengan amal perbuatan sebagai implementasi dari keimanannya. 


Adapun iman yang melekat pada diri seseorang senantiasa naik dan turun, yaitu bertambah dengan adanya ketaatan kepada Allah dan menurunnya iman seseorang akibat kemaksiatan kepada-Nya. 


Sedangkan iman seseorang terdapat beberapa jenis, yaitu pertama, al-mukminul fasiq yaitu orang yang beriman kepada Allah dengan penuh keyakinan. Namun kerap kali meninggalkan kewajiban seperti shalat, zakat, puasa, maupun ibadah wajib dan sunnah lainnya. 


Kedua, al-mukminul dzalim yaitu orang yang beriman dengan penuh keyakinan. Namun terkadang melakukan tindakan-tindakan yang dilarang agama, seperti menyakiti orang lain, bahkan melakukan bentuk-bentuk kemaksiatan lainnya. 


Ketiga, al-mukminul muttaqin yaitu orang yang beriman dengan penuh keyakinan, dan melakukan segala perintah Allah dan Rasul-Nya. Namun ia juga  menjauhkan atas apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, sehingga ia menjadi orang yang bertaqwa. 


Adapun taqwa sendiri adalah adanya rasa takut kepada Allah swt, menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang, menerima atas apa yang diberikan. Serta senantiasa beribadah kepada Allah dengan ikhlas, hingga menyiapkan diri dari kehidupan yang akan dialaminya kelak yaitu hari pembalasan. 


Sedangkan keimanan seseorang juga memiliki beberapa tingkatan, yaitu pertama, al-iman al-taqlidiy yaitu iman seseorang yang ikut-ikutan, adalah orang yang beriman mengikuti keyakinan orang tuanya, karena orang tuanya Islam, ia pun menjadi muslim. 


Kemudian kedua, al-iman al-tahqiqiy yaitu iman seseorang yang teguh dari hasil analisa terhadap kebenaran-kebenaran agama Islam. Digali dari dalil-dalil qurani, maupun kauni yaitu tadabbur atas kebesaran Allah yang Maha Agung. 


Ketiga, al-iman al-istidlaliy yaitu iman seseorang yang secara langsung Allah tunjukkan  bukti-bukti kebesaran Allah, sehingga ia paham atas kebesaran tersebut dan ia yakini dengan teguh. 


Ibadah puasa di bulan ramadhan merupakan salah satu ibadah yang diperintahkan kepada orang-orang yang beriman, agar ia senantiasa mengimplementasikan keimanannya dalam bentuk amal ibadah untuk menggapai ketakwaan kepada-Nya. Wallahua'lam.


Agus Hermanto, Wakil Ketua Lakpesdam PCNU Bandar Lampung 


Opini Terbaru