• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Syiar

Apakah di Bulan Ramadhan Setan Benar-Benar Dibelenggu ?

Apakah di Bulan Ramadhan Setan Benar-Benar Dibelenggu ?
foto Prof. Dr. Alamsyah, M.Ag
foto Prof. Dr. Alamsyah, M.Ag

Oleh Prof. Dr. Alamsyah, M.Ag

 

Di bulan suci Ramadhan, manusia disadarkan untuk kembali kepada fitrah jiwanya yang suci, dibersihkan dari tempelan kotoran nafsu, dan kembali kepada hakikat DNA-nya sebagai makhluk Tuhan yang mulia.

 

Kita sudah sering mendengar sabda Nabi yang mengatakan bahwa pada bulan Ramadhan setan-setan dibelenggu dan pintu-pintu neraka ditutup.


Ada yang bertanya, jika benar setan dibelenggu dan neraka ditutup pada bulan Ramadhan, mengapa maksiat masih terjadi dan kenapa tetap banyak orang  berbuat munkar ?Jika hadis itu sahih, lalu apa makna sebenarnya setan di belenggu dan neraka ditutup? 

 

Sabda Nabi tersebut adalah benar atau sahih. Namun maknanya harus dipahami secara majazi atau kiasan, bukan harfiah atau tekstual.

 

"Setan dibelenggu dan pintu neraka ditutup" bukan dibelenggu, dikerangkeng atau dipenjara secara fisik, sehingga setan libur menggoda manusia selama satu bulan".

 

Makna sebenarnya setan-setan dibelenggu adalah bahwa selama bulan puasa ruang gerak setan menjadi terbatas, tidak bebas, dan tidak leluasa untuk menggoda dan menyesatkan manusia, tidak seperti di bulan-bulan lainnya.

 

Mengapa ruang gerak setan jadi terbatas, sempit dan sulit, sehingga seolah-olah dibelenggu atau dipenjara? Itu tidak lain karena pada bulan suci Ramadhan ibadah umat Islam meningkat, kualitas iman dan islamnya makin diasah, dan kepedulian sosialnya semakin tinggi,  sehingga kesempatan untuk berbuat dosa menyempit, dan maksiat sekuatnya mereka hindari.

 

Apalagi bonus pahala dari berbuat kebaikan di bulan Ramadhan meningkat tinggi. Amal kewajiban diganjar pahala 10 kali lipat, yang sunah dibalas setara dengan yang wajib, semarak ibadah meningkat baik di rumah, di masjid, di musallah, dll. Sebaliknya tempat-tempat berpeluang maksiat ditutup, atau banyak berkurang. Bahkan sebaliknya orang berlomba-lomba menebar kebaikan di bulan suci ini.

 

Puasa selalu mengingatkan kepada umat Islam agar menjaga ucapan, makanan dan minuman dari yang haram, tidak boleh berbohong, tidak boleh menfitnah, tidak boleh menyebarkan berita bohong, berita adu domba, kebencian dan berita provokasi.

 

Di bulan suci Ramadhan, manusia disadarkan untuk kembali kepada fitrah jiwanya yang suci, dibersihkan dari tempelan kotoran nafsu yang merusak, dan kembali kepada hakikat DNA-nya sebagai makhluk Tuhan yang mulia. 

 

Dalam kondisi begini setan tentu lebih sulit dan berat untuk memperdaya manusia, bahkan mungkin setan mengeluh dan "stres" karena meningkatnya "imun" jiwa insan yang bertakwa di bulan suci ini. 

 

Kondisi sulit, ruang sempit dan peluang terbatas bagi setan untuk menggoda manusia agar berbuat dosa inilah makna dari sabda Nabi "setan dbelenggu pada bulan Ramadhan".

 

Karena amal ibadah meningkat dan sikap sosial perikemanusiaan bertambah maka umat Islam di bulan Ramadhan semakin  dekat menuju surga dan semakin menjauhi pintu neraka. Inilah makna sabda Nabi, " .. dan pintu neraka ditutup".

 

Moga kita menjadi hamba-hamba Allah yang dekat dan masuk ke dalam pintu surga, zona kebaikan dan kedamaian, serta dijauhkan dan ditutup dari pintu neraka, keburukan, dan kerusakan. Aamiin

 

Penulis adalah Wakil Rektor 1 UIN Raden Intan Lampung/ Plh Ketua PWNU Lampung.


Syiar Terbaru