• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 10 Mei 2024

Syiar

4 Hal yang Harus Dilakukan saat Menghadapi Orang Sakaratul Maut

4 Hal yang Harus Dilakukan saat Menghadapi Orang Sakaratul Maut
4 Hal yang Harus Dilakukan saat Menghadapi Orang Sakaratul Maut (Foto: NU Online)
4 Hal yang Harus Dilakukan saat Menghadapi Orang Sakaratul Maut (Foto: NU Online)

Kematian adalah satu hal yang pasti. Ia bisa datang kapan saja dan di mana saja dan oleh sebab apa saja. Tidak ada ketentuan usia, kondisi sakit ataupun sehat, semua bisa saja menemui kematiannya.


Karena tidak ada yang dapat mengetahui kapan datangnya kematian, maka kita dianjurkan untuk memperbanyak mengingat mati dan menyiapkan diri untuk menyambutnya dengan bertobat dan istiqamah dalam beribadah kepada Allah swt.


Rasulullah saw bersabda:


أَكْثِرُوا مِنْ ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ


Artinya: Perbanyaklah oleh kalian mengingat pemutus kenikmatan (kematian) (HR Ibnu Hiban).


Meski kematian bisa datang kapan saja dan pada usia berapa saja, persiapan menuju kematian itu perlu lebih ditingkatkan ketika seseorang dalam keadaan sakit keras. Bila ada anggota keluarga yang sedang sakit, ada beberapa hal yang harus kita lakukan bila terlihat adanya tanda-tanda datangnya ajal.


Dilansir dari NU Online, Musthafa Al-Khin dalam kitabnya Al-Fiqhul Manhajî menyebutkan ada 4 hal yang semestinya dilakukan seseorang terhadap anggota keluarga yang sedang mengalami naza’ atau sakaratul maut. Keempat hal itu adalah:


Pertama, memposisikan orang tersebut tidur miring ke sisi badan sebelah kanan untuk menghadapkan wajahnya ke arah kiblat. Bila hal ini dirasa susah maka menelentangkannya dengan posisi kepala sedikit diangkat sehingga wajahnya menghadap ke kiblat. Demikian pula kedua ujung kakinya juga disunahkan untuk dihadapkan ke arah kiblat.


Kedua, disunnahkan mengajari (men-talqin) orang yang sedang sekarat kalimat syahadat yakni lâ ilâha illallâh dengan cara yang halus dan tidak memaksanya untuk ikut menirukan ucapan syahadat tersebut. Cukuplah mentalqin dengan mengulang-ulang memperdengarkan kalimat lâ ilâha illallâh di telinganya tanpa menyuruh untuk mengucapkannya.


Berdasarkan sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim


لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ


Artinya: Ajarilah orang yang mau meninggal di antara kalian dengan kalimat lâ ilâha illallâh.


Ketiga, disunnahkan membacakan surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat. Sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hiban:


اقرؤوا عَلَى مَوْتَاكُمْ يس


Artinya: Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat di antara kalian.


Keempat, orang yang sedang mengalami sakit dan merasakan sudah adanya tanda-tanda kematian ia dianjurkan untuk berbaik sangka (husnudhan) kepada Allah. Dalam keadaan seperti ini yang terbaik ia lakukan adalah membuang jauh-jauh bayangan dosa dan kemaksiatan yang telah ia perbuat. Sebaliknya ia dianjurkan untuk membayangkan bahwa Allah akan menerimanya dan mengampuni semua dosa-dosanya.


Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim Allah berfirman:


أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي


Artinya: Aku bersama prasangka hamba-Ku kepadaku.


Para ulama mengajarkan ketika seseorang dalam keadaan sehat maka rasa takutnya terhadap siksa Allah (khauf) dan harapannya terhadap rahmat Allah (rajâ) mesti seimbang ada di dalam dirinya. Ada yang mengatakan rasa takutnya harus lebih banyak dari pada harapannya. 


Namun ketika seseorang dalam keadaan sakit dan telah dekat kematiannya maka harapan pada rahmat Allah mesti harus lebih besar dari rasa takutnya atau bahkan hanya ada harapan saja di dalam dirinya kepada rahmat Allah. Ia mesti yakin bahwa Allah akan mengampuninya dan melimpahkan kasih sayang kepadanya.
 


Syiar Terbaru