• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Selasa, 14 Mei 2024

Syiar

Ini Balasan Terhadap Orang yang Berbuat Zalim

Ini Balasan Terhadap Orang yang Berbuat Zalim
Ini Balasan Terhadap Orang yang Berbuat Zalim (Foto: NU Online)
Ini Balasan Terhadap Orang yang Berbuat Zalim (Foto: NU Online)

Dalam hidup ada kalanya kita merasa terzalimi oleh perilaku seseorang atau sekelompok orang. Namun kita tidak kuasa untuk membalasnya atau sekadar membela diri, bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan.


Perasaan terzalimi akan membuat seseorang menjadi sedih dan kecewa. Kerugian yang menimpa orang yang terzalimi dapat berbentuk materil dan immateril.


Namun keimanan seharusnya mampu menguatkan hati kita untuk tetap tegar menjalani kehidupan. Hal itu karena Allah swt telah menjanjikan keadilan atas setiap perilaku zalim yang dilakukan para hamba-Nya. 


Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 42 menyatakan:


وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ


Artinya: Dan janganlah sekali-kali engkau menyangka Allah lalai dari apa yang dilakukan oleh orang-orang yang berbuat zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari di mana pandangan-pandangan terbelalak.


Dilansir dari NU Online, dari ayat tersebut menyatakan Allah akan memberikan balasan kepada setiap pelaku kezaliman kelak di hari kiamat di mana setiap mata manusia akan terbelalak menyaksikan berbagai hal yang terjadi di hari kiamat.


Syekh Nawawi Banten dalam kitab tafsirnya Marâh Labîd menjelaskan bahwa apabila Allah tidak membalaskan bagi orang yang dizalimi atas kezaliman yang dilakukan oleh seorang hamba-Nya yang menzalimi, maka ada salah satu kemungkinan yang terjadi pada dzat Allah namun hal itu mustahil terjadi pada-Nya. Ketiga kemungkinan itu adalah:


Pertama, bisa jadi Allah lalai dan lupa akan orang yang bertindak zalim tersebut. Jelas hal ini tidak mungkin terjadi pada dzat Allah. Tak mungkin Allah memiliki sifat lalai atau lupa pada apa dan siapa pun.


Kedua, bisa jadi Allah lemah tak mampu untuk melakukan pembalasan. Hal ini juga jelas mustahil terjadi pada dzat Allah. Tak mungkin Allah tidak mampu melakukan pembalasan kepada hamba-Nya sendiri.


Ketiga, Allah ridha dengan tindak kezaliman yang dilakukan sang hamba. Ini juga tidak mungkin mengingat Allah sendiri yang mengharamkan para hamba-Nya melakukan tindak kezaliman di antara sesama hamba. 


Bahkan dalam berbagai ayat Allah juga menyatakan tidak akan berbuat zalim kepada para hamba-Nya. Karenanya tidak mungkin bila Allah ridha terhadap suatu kezaliman sehingga tak melakukan pembalasan.


Ketiga kemungkinan tersebut semuanya adalah hal yang tak mungkin terjadi pada dzat Allah. Karena ketiga hal itu mustahil bagi Allah maka bisa dipastikan setiap tindak kezaliman yang dilakukan oleh seorang hamba kelak akan dibalas oleh Allah.


Hanya saja balasan tersebut tidak segera dilakukan di dunia. Allah menangguhkannya sampai kelak datangnya hari kiamat di mana setiap mata akan terbelalak menyaksikan kedahsyatan yang terjadi di sana.


Imam Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawi di dalam kitab tafsirnya Ma’âlimut Tanzîl menuturkan bahwa ayat di atas merupakan pelipur bagi orang-orang yang dizalimi dan juga ancaman bagi siapa saja yang berbuat zalim. 


Mereka yang menerima perlakuan yang tidak semestinya tak perlu risau karena pada hari kiamat kelak Allah akan memberikan pahala berlipat baginya dan membalas pelakunya dengan balasan setimpal. Sementara setiap orang yang berlaku zalim mesti segera meminta maaf kepada yang dizaliminya karena balasan dari Allah pasti adanya.


Karena itulah  sebagai seorang muslim dan mukmin semestinya kita tidak berlaku zalim kepada sesama makhluk Allah baik berupa tindakan ataupun ucapan, karena sekecil apa pun tindak kezaliman pasti akan terbalaskan. Semoga kita terhindarkan dari perilaku zalim yang merugikan orang lain dan diri sendiri.
 


Syiar Terbaru