• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Syiar

Bagaimana Status Doa Orang Kafir yang Terzalimi?

Bagaimana Status Doa Orang Kafir yang Terzalimi?
Salah satu doa yang mustajab adalah adalah doa orang yang terzalimi
Salah satu doa yang mustajab adalah adalah doa orang yang terzalimi

Kita mungkin sering mendengar bahwa ada tiga golongan yang doanya cepat dikabulkan, salah satunya adalah orang yang terzalimi. Sehingga kita pun diminta berhati-hati pada doa orang yang terzalimi dan jangan sampai berbuat zalim pada orang lain.


Akan halnya doa orang yang terzalimi tersebut, ada hadits Rasulullah dalam Musnad Ahmad yang berbunyi:


 عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ: دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ 


Artinya: Dari Abu Jafar, ia berkata: "Aku mendengar Abu Hurairah berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Tiga doa yang tidak diragukan lagi kemustajabannya yaitu, doa orang yang terzalimi, doa orang yang bepergian, dan doa orang tua untuk anaknya (HR Ahmad Nomor 1771).


Sebelum kita membahas hal itu, perlu kita mengetahui apa yang dimaksud dengan doa. Syaikh Abdussalam bin Ibrahim al-Laqqâni menyebutkan, doa adalah:


 رَفْعُ الْحَاجَاتِ إلى رَافِعِ الدَّرَجَاتِ


Artinya:  Meminta hajat pada yang maha tinggi derajat (Allah swt).


Dilansir dari Status Doa Orang Kafir yang Terzalimi, definisi yang disebutkan oleh Syaikh Abdussalam dalam kitab Syarh Ittihaf al-Murîd bi Jauharatut Tauhid itu berlaku umum, tidak ada pengkhususan bagi Muslim maupun non-Muslim, siapa pun berhak menyampaikan hajatnya kepada yang memiliki derajat yang paling tinggi—dalam agama Islam tentunya seorang Muslim berdoa kepada Allah saw.


Lantas, bagaimana jika orang yang memanjatkan doa sebab ia dizalimi adalah orang yang kafir? Syaikh Abdussalam al-Laqqany mengatakan: 


الدّعَاءُ يُوْصلُ إِلَى الْمَطْلُوْبِ وَلَو صَدَرَ مِنْ كَافِرٍ


Artinya: Doa sampai kepada yang diminta, walau berasal dari orang kafir (Syaikh Abdussalam bin Ibrahim al-Laqqâni, Syarh Ittihaf al-Murîd bi Jauharatut Tauhid, Jami’ah alAzhar Kairo, cetakan kedua, halaman 230).


Pendapat tersebut berdasarkan dari hadits yang terdapat dalam Musnad Imam Ahmad:


 حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ، قَالَ: أَخْبَرَنِي يَحْيَى بْنُ أيُّوبَ، قَالَ: أَخْبَرَنِي أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْأَسَدِيُّ قَالَ: سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، وَإِنْ كَانَ كَافِرًا، فَإِنَّهُ لَيْسَ دُونَهَا حِجَابٌ


Artinya:  Yahya bin Ishaq mengabarkanku (Imam Ahmad), ia berkata: Yahya bin Ayyub mengabarkanku, ia berkata: Abu Abdillah al-Asadi berkata: Aku mendengar Anas bin Malik radliyallahu 'anh berkata: Rasulullah saw bersabda: “Hati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, meskipun ia orang kafir, sesungguhnya tak ada penghalang baginya (HR Ahmad Nomor 12549).


Syekh Muhammad Fu’ad Abdul Baqi menjelaskan, yang dimaksud dengan hati-hati terhadap doa orang yang dizalimi adalah anjuran untuk tidak menzalimi orang lain, khawatir ia akan mendoakanmu dan doanya akan dimustajab, sehingga engkau akan mendapatkan batunya.  


Dengan demikian, semoga kita selalu terhindar dari perbuatan zalim kepada semua orang, siapa pun mereka. Bahkan saat kita dalam kondisi benci pada seseorang pun,  Al-Qur’an melarang kita untuk berbuat tidak adil alias zalim.


Syiar Terbaru