Syiar

10 Sifat Orang Beriman, Apakah Kita Sudah Memilikinya?

Senin, 29 April 2024 | 07:47 WIB

10 Sifat Orang Beriman, Apakah Kita Sudah Memilikinya?

Ilustrasi iman (Foto: NU Online)

Kita semua pastinya ingin menjadi pribadi yang baik layaknya orang yang beriman. Namun mungkin kita masih bertanya-tanya, pribadi seperti apa yang bisa dikatakan baik dan berakhlak mulia, di era serba materialistik saat ini.


Rasulullah dalam haditsnya mengaitkan keimanan umat Islam dan akhlak mulia. Itu artinya ada hubungan yang erat antara kadar keimanan dan tingkat kebaikan seseorang kepada sesama manusia.


Kebaikan akhlak adalah sebuah sikap atau keberpihakan pada kebaikan dan kepantasan umum. Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumiddin-nya menyebutkan bahwa inti dari sifat orang yang beriman adalah akhlak terpuji. Hal ini ditandai dengan banyaknya hadits yang menghubungkan keimanan dan akhlak terpuji, salah satu diantaranya:


ŁˆŁ‚ŲÆ وصف Ų±Ų³ŁˆŁ„ الله صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ و سلم المؤمن بصفات كثيرة وأؓار ŲØŲ¬Ł…ŁŠŲ¹Ł‡Ų§ ؄لى محاسن الأخلاق


Artinya: Rasulullah menyifatkan orang yang beriman dengan banyak sifat. Rasulullah memberi isyarat sifat orang beriman secara keseluruhan pada akhlak yang terpuji atau akhlak mulia atau husnul khuluq atau mahasinul akhlak (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz III, halaman 74).


Dilansir dari NU Online, Imam Al-Ghazali kemudian menyebutkan beberapa hadits yang mengaitkan hubungan erat keimanan dan akhlak terpuji. Berikut ini hadits yang disebutkan oleh Imam Al-Ghazali:


Pertama, hubungan persaudaraan orang beriman.


المؤمن يحب Ł„Ų£Ų®ŁŠŁ‡ Ł…Ų§ يحب لنفسه 


Artinya: Orang yang beriman mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (HR Bukhari dan Muslim).


Kedua, sikap terhadap tamu.


من ŁƒŲ§Ł† ŁŠŲ¤Ł…Ł† بالله ŁˆŲ§Ł„ŁŠŁˆŁ… الآخر ŁŁ„ŁŠŁƒŲ±Ł… Ų¶ŁŠŁŁ‡


Artinya: Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya (HR Muttafaq alaihi).


Ketiga, sikap bertetangga.


من ŁƒŲ§Ł† ŁŠŲ¤Ł…Ł† بالله ŁˆŲ§Ł„ŁŠŁˆŁ… الآخر ŁŁ„ŁŠŁƒŲ±Ł… جاره


Artinya: Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakanĀ tetangganya.


Keempat, pandai bersikap dan menahan dari komentar negatif.


من ŁƒŲ§Ł† ŁŠŲ¤Ł…Ł† بالله ŁˆŲ§Ł„ŁŠŁˆŁ… الآخر ŁŁ„ŁŠŁ‚Ł„ خيرا أو Ł„ŁŠŲµŁ…ŲŖ


Artinya: Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam (HR Muttafaq Alaih).


Kelima, tanda kesempurnaan keimanan.


Ų£ŁƒŁ…Ł„ Ų§Ł„Ł…Ų¤Ł…Ł†ŁŠŁ† Ų„ŁŠŁ…Ų§Ł†Ų§ أحسنهم أخلاقا


Artinya: Mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya.


Keenam, ketenangan dalam pembawaan diri.


Ų„Ų°Ų§ Ų±Ų£ŁŠŲŖŁ… المؤمن ŲµŁ…ŁˆŲŖŲ§ ŁˆŁ‚ŁˆŲ±Ų§ ŁŲ§ŲÆŁ†ŁˆŲ§ منه ف؄نه ŁŠŁ„Ł‚Ł† Ų§Ł„Ų­ŁƒŁ…Ų©


Artinya: Kalau kalian melihat orang beriman yang lebih memilih diam (proporsional) dan berpembawaan tenang, dekatilah ia karena ia telah dianugerahkan kebijaksanaan (HR Ibnu Majah).


Ketujuh, kesenangan dalam berbuat baik dan kesedihan dalam berbuat jahat.


من سرته حسنته ŁˆŲ³Ų§Ų”ŲŖŁ‡ Ų³ŁŠŲ¦ŲŖŁ‡ ŁŁ‡Łˆ مؤمن


Artinya: Siapa saja yang perbuatan baiknya membuat dirinya senang dan perbuatan jahatnya membuat dirinya sedih dan sakit, maka ia adalah orang beriman Ā (HR Ahmad, At-Thabarani, dan Al-Hakim).


Kedelapan, cara memandang sahabat.


لا ŁŠŲ­Ł„ لمؤمن أن يؓير ؄لى Ų£Ų®ŁŠŁ‡ بنظرة ŲŖŲ¤Ų°ŁŠŁ‡


Artinya: Seorang mukmin tidak halal menunjuk isyarat kepada saudaranya dengan pandangan yang menyakitkan (HR Ibnul Mubarak).


Kesembilan, larangan menghadirkan rasa takut.


لا ŁŠŲ­Ł„ لمسلم أن يروع مسلما


Artinya: Seorang mukmin tidak halal membuat takut saudara muslim lainnya (HR At-Thabarani dan At-Thayalisi).


Kesepuluh, larangan membuka rahasia orang lain.


؄نما ŁŠŲŖŲ¬Ų§Ł„Ų³ المتجالسان بأمانة الله Ų¹Ų² ŁˆŲ¬Ł„ فلا ŁŠŲ­Ł„ لأحدهما أن يفؓي على Ų£Ų®ŁŠŁ‡ Ł…Ų§ ŁŠŁƒŲ±Ł‡Ł‡Ā 


Artinya: Dua orang dapat duduk berkumpul dengan menanggung amanat dari Allah, salah seorang di antara keduanya tidak halal untuk menyebarkan rahasia saudaranya yang ia tidak sukai (untuk diketahui publik).


Dari kutipan beberapa hadits tersebut, dapat kita simpulkan bahwa keimanan seseorang itu berkaitan erat dengan akhlak terpuji. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Semoga kita dapat berproses menjadi orang baik, sebagaimana layaknya orang yang beriman.

(Ila Fadilasari)
Ā