Opini

Meraih Keberkahan di Bulan Ramadhan

Rabu, 5 Maret 2025 | 07:49 WIB

Meraih Keberkahan di Bulan Ramadhan

Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung, H Puji Raharjo. (Foto: Istimewa)

Ramadhan bukan sekadar bulan ibadah, tetapi juga bulan penuh berkah yang melebihi bulan-bulan lainnya. Di dalamnya terdapat keistimewaan yang tidak ditemukan di waktu lain, pintu-pintu surga dibuka, pahala dilipatgandakan, dosa-dosa diampuni, dan terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Rasulullah saw bersabda:


إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ


Artinya: Jika Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu (HR Bukhari dan Muslim).


Keberkahan Ramadhan tidak akan bisa diraih hanya dengan melewatinya begitu saja. Ramadhan harus kita sambut dengan hati yang bersih, niat yang lurus, dan tekad yang kuat untuk menjadikannya sebagai momentum perubahan.


Keutamaan pahala di bulan ini jauh melampaui ibadah di bulan lainnya, karena Allah melipatgandakan setiap amal kebajikan. Bagaimana kita bisa meraih keberkahan Ramadhan dan keluar dari bulan ini dengan hati yang lebih suci serta amal yang lebih berkualitas? Berikut beberapa hal yang dapat diraih:


1. Berpuasa dengan Kesadaran dan Keikhlasan

Puasa di bulan Ramadhan memiliki pahala yang tidak terhingga, berbeda dengan ibadah lain yang memiliki takaran tertentu. Rasulullah saw bersabda bahwa Allah berfirman:


كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ، إِلَّا الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ


Artinya: Setiap amal anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya (HR Bukhari dan Muslim).


Ini menunjukkan bahwa puasa memiliki kedudukan yang istimewa di sisi Allah, sehingga pahalanya diberikan langsung oleh-Nya tanpa batas. Oleh karena itu, berpuasa dengan hati dan jiwa sama pentingnya dengan berpuasa dengan tubuh.


2. Memperbanyak Tilawah dan Tadabbur Al-Qur’an

Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an, dan membaca satu huruf dari kitab suci ini akan diganjar dengan pahala berlipat ganda. Rasulullah saw bersabda:


مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا


Artinya: Barang siapa membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh (HR Tirmidzi).


Di bulan Ramadhan, setiap huruf Al-Qur’an yang dibaca akan mendapat pahala yang jauh lebih besar daripada bulan lain, menjadikannya waktu terbaik untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai sahabat sejati.


3. Menghidupkan Malam dengan Shalat dan Dzikir

Shalat malam di bulan Ramadhan memiliki pahala yang sangat besar, hingga bisa menjadi sebab pengampunan dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah saw bersabda:


مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


Artinya: Barang siapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR Bukhari dan Muslim).


Di bulan ini, terdapat Lailatul Qadr, malam yang lebih baik daripada seribu bulan (QS Al-Qadr: 3). Amal ibadah yang dilakukan di malam itu setara dengan ibadah selama 83 tahun lebih, menjadikannya momen yang tidak boleh disia-siakan.


4. Menyebarkan Kebaikan dan Memperbanyak Sedekah

Sedekah di bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang luar biasa, bahkan pahalanya bisa menyamai pahala ibadah haji. Rasulullah saw bersabda:


مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا، كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا


Artinya: Barang siapa yang memberi makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit pun (HR Tirmidzi).


Maka, ringankan tangan untuk berbagi, baik dalam bentuk harta, tenaga, ilmu, atau bahkan sekadar senyuman dan kata-kata baik.


5. Menjaga Diri dari Hal yang Merusak Keberkahan Ramadhan

Keberkahan Ramadhan bisa hilang jika kita tidak menjaga diri dari perbuatan sia-sia dan dosa. Rasulullah saw bersabda:


لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ


Artinya: Puasa bukan hanya menahan makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perkataan sia-sia dan perbuatan keji (HR Ibnu Hibban).


Maka, hindari kebiasaan yang merusak nilai puasa seperti menghabiskan waktu dengan hiburan yang tidak bermanfaat, perdebatan sia-sia, atau mengumbar emosi. Ramadhan adalah waktu untuk mendidik diri menjadi lebih sabar, lebih tenang, dan lebih fokus pada ibadah.


Ramadhan adalah bulan di mana setiap amalan kecil menjadi besar, dan setiap dosa dihapuskan. Jika kita menjalani Ramadhan dengan penuh kesungguhan, maka kita akan keluar darinya dengan hati yang lebih bersih, jiwa yang lebih kuat, dan kebiasaan baik yang terus kita pertahankan.


Rasulullah saw bersabda:


مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


Artinya: Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR Bukhari dan Muslim).


Jika kita tidak berubah setelah Ramadhan, maka kita hanya menahan lapar dan haus tanpa makna. Tetapi jika kita menjadikan Ramadhan sebagai titik balik kehidupan, maka keberkahannya akan terus mengalir bahkan setelah bulan ini berlalu.


Jangan sia-siakan setiap detik Ramadhan. Mari manfaatkan bulan ini untuk mendekat kepada Allah, memperbanyak amal, dan meraih keberkahan yang tidak bisa didapatkan di waktu lain. Semoga Ramadhan ini menjadi Ramadhan terbaik dalam hidup kita. Aamiin.


H Puji Raharjo Soekarno, Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung