Warta

Wakil Katib Syuriyah PWNU Lampung: Manusia Diuji Dengan Dua Kesabaran

Ahad, 10 November 2024 | 13:45 WIB

Wakil Katib Syuriyah PWNU Lampung: Manusia Diuji Dengan Dua Kesabaran

Wakil Katib Syuriyah PWNU Lampung, KH Andi Ali Akbar saat memaparkan kitab Tafsir Jalalain di Masjid Agung Ash Sulaha, Kecamatan Kotagajah, Lampung Tengah, Jumat (8/11/2024) malam. (Foto: Istimewa)

Lampung Tengah, NU Online Lampung 

Dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 16 menjelaskan pesan moral, bahwa orang yang bertakwa mengatakan, kami beriman kepada Engkau, maka ampunilah dosa-dosa kami. 

 

Hal tersebut disampaikan Wakil Katib Syuriyah PWNU Lampung KH Andi Ali Akbar pada Ngaji Rutinan Tafsir Jalalain di Masjid Agung Ash Sulaha, Kecamatan Kotagajah, Lampung Tengah, Jumat (8/11/2024) malam.

 

Para ulama menjelaskan orang beriman itu ada 2 kategori, yaitu orang beriman yang taat dan orang beriman yang berbuat bermaksiat. 

 

"Kita selaku manusia di muka bumi ini diuji oleh Allah swt dengan 2 hal kesabaran yaitu sabar dalam ketaatan beribadah kepada Allah swt dan sabar dalam proses meninggalkan maksiat," ujarnya.

 

Ia mengatakan, orang beriman sekaligus yang taat kepada Allah swt selama di dunia ini akan masuk surga dengan penuh kerahmatan Allah swt. Sedangkan orang beriman tapi berbuat bermaksiat, nanti kelak akan masuk neraka terlebih dahulu, namun juga akhirnya akan masuk surga. 

 

"Namun ada pula orang beriman  tapi berbuat bermaksiat, kelak akan mendapatkan syafa’at (pertolongan) Allah swt," kata Pengasuh Pondok Pesantren Darusysfaah itu.

 

Menurutnya maka terkait tentang makna mengimani Allah swt dalam ayat-ayat Al-Qur'an ini semuanya yang ada, jangan setengah-setengah, harus dibaca secara utuh. 

 

"Ada beberapa ketaatan yang dilakukan manusia selaku hamba kepada Allah swt, yakni sabar, senantiasa beristighfar, mengabdi kepada Allah swt dengan jalan harta," ungkapnya.

 

dalam La ilaha illallah, kata Allah swt itu mempunyai makna tauhid yang dalam, Allah swt hanya mempunyai satu sifat dalam 3 hal yakni dzatnya, sifatnya, dan af'alnya (perbuatannya). 

 

"Contoh dalam kehidupan sehari-hari, manusia di dunia ini tidak ada yang pintar, tapi sebenarnya dipintarkan oleh Allah swt," katanya.

 

Manusia di dunia ini tidak ada yang kaya, tapi sebenarnya dikayakan oleh Allah swt, manusia tidak punya daya apa-apa. Keberadaan manusia itu hanya nisbi, yang hakiki itu hanya milik Allah.