• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Warta

Ngaji Tafsir Jalalain: Orang yang Murtad Amalnya Akan Hangus

Ngaji Tafsir Jalalain: Orang yang Murtad Amalnya Akan Hangus
Pengasuh Pondok Pesantren Darusy Syafa’ah, KH Andi Ali Akbar saat menyampaikan Ngaji Rutinan Tafsir Jalalain di Masjid Agung Ash Sulaha, Kecamatan Kotagajah, Lampung Tengah, Jumat (10/11/2023) malam. (Foto: Istimewa).
Pengasuh Pondok Pesantren Darusy Syafa’ah, KH Andi Ali Akbar saat menyampaikan Ngaji Rutinan Tafsir Jalalain di Masjid Agung Ash Sulaha, Kecamatan Kotagajah, Lampung Tengah, Jumat (10/11/2023) malam. (Foto: Istimewa).

Lampung Tengah, NU Online Lampung

Tujuan orang kafir mengajak perang yang tiada henti-hentinya, adalah untuk menjadikan kaum Muslimin menjadi kafir (murtad).

 

Jika ada orang Islam kemudian murtad atau keluar dari agama Islam, maka amalnya akan hangus (lebur).

 

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Darusy Syafa’ah, KH Andi Ali Akbar dalam Ngaji Rutinan Tafsir Jalalain di Masjid Agung Ash Sulaha, Kecamatan Kotagajah, Lampung Tengah, Jumat (10/11/2023) malam.

 

“Ada orang Islam kemudian murtad, dan kemudian masuk Islam kembali maka pahalanya kembali, ini menurut pendapat Imam Syafi’i,” ujarnya.

 

Ia mengatakan, orang yang murtad akan langgeng (kekal) di dalam neraka. Supaya tidak murtad, maka ruh harus dipupuk dengan ilmu, bukan sekadar iman saja, konsumsi ruh adalah ilmu.

 

“Orang yang bermasalah dalam berkeluarga itu karena kurang berilmu. Oleh karena itu, beragama adalah solusi selama kita hidup di dunia hingga akhirat, maka kita butuh iman dan takwa,” ungkap Wakil Katib Syuriyah PWNU Lampung itu.

 

Ia melanjutkan, dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 217 menjelaskan tentang ayat-ayat perang.

 

Awalnya Nabi Muhammad saw diperintahkan oleh Allah untuk berperang, umat Islam waktu itu berjumlah 70 orang, peristiwa perang tersebut terjadi di akhir bulan Jumadil akhir.

 

“Fitnah dalam perang itu terjadi karena menghalangi orang-orang menuju sabilillah. Demi menghilangkan kekufuran, menghalangi orang-orang menuju Masjidil Haram, dan diusir dari rumah,” paparnya.

 

Gus Andi, sapaan karibnya melanjutkan, di Indonesia sudah tidak ada masuk syarat perang seperti di atas. Sebagai contoh fenomena ini adalah di Negara Palestina.

 

“Mari kita doakan saudara kita di sana dengan qunut nazilah. Ditambah dengan sedekah semampunya untuk menolong warga yang tertimpa musibah akibat konflik,” tuturnya.

 

Kemudian jika dalam peristiwa resolusi jihad pada Oktober 1945 lalu, KH Hasyim Asy’ari mewajibkan jihad melawan penjajah. Maka lahirlah peristiwa Resolusi Jihad, seluruh umat Islam melawan penjajah Belanda dan sekutunya.

 

“Yang diutamakan dalam pembelaan proses kehidupan ini ada lima hal yaitu pertama membela agama, kedua membela nyawa, ketiga membela akal, keempat membela keturunan, dan kelima membela harta,” katanya.

 

Perang atau perlawanan terjadi pada 3 hal yaitu yang pasti, untuk kemaslahatan umat (umum), dan yang paling penting adalah konsepnya maslahah mursalah untuk kepentingan umum.

(Akhmad Syarief Kurniawan)


Warta Terbaru