• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 18 Mei 2024

Warta

Ngaji Tafsir Jalalain, Berikut Pesan Wakil Katib Syuriyah PWNU Lampung

Ngaji Tafsir Jalalain, Berikut Pesan Wakil Katib Syuriyah PWNU Lampung
Wakil Katib Syuriyah PWNU Lampung, KH Andi Ali Akbar saat menyampaikan pengajian tafsir jalalain, Jumat (3/4/2024) (Foto: Istimewa)
Wakil Katib Syuriyah PWNU Lampung, KH Andi Ali Akbar saat menyampaikan pengajian tafsir jalalain, Jumat (3/4/2024) (Foto: Istimewa)

Lampung Tengah, NU Online Lampung

Pengajian ini menjelaskan Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 245, yang menguraikan tentang barang siapa yang menginfakkan hartanya maka akan mendapatkan balasan dari Allah swt yang berlipat ganda


Hal tersebut disampaikan Wakil Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, KH Andi Ali Akbar pada Ngaji Rutinan Tafsir Jalalain di Masjid Agung Ash Shulaha, Kecamatan Kotagajah, Lampung Tengah, Jumat (3/5/2024) malam.


“Allah swt itu kepada hambanya di muka bumi ini adakalanya menahan atau menyempitkan rezeki,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Darusy Syafa’ah Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah, selanjutnya itu.


Ia melanjutkan, dan juga Allah swt itu juga maha memberi melapangkan rezeki, tujuannya agar manusia itu menyadari kita ini bukan siapa-siapa, hanya bersifat fana sementara. 


“Kita dalam bekerja bisa sama-sama satu profesi dalam masyarakat, tapi dalam menerima rezeki dari Allah swt bisa berbeda-beda. Karena, semakin banyak kekayaan manusia, maka tanggungjawabnya juga semakin besar,” tuturnya. 


Semua manusia pernah mengalami apes atau rugi dalam proses bekerja. Bahkan sekelas Fir’aun pun ketika diberikan kekayaan, kekuasaan punya kesombongan. 


Alumni Pondok Pesantren Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur ini menjelaskan, para ulama menjelaskan manusia jika diberi kekayaan rezeki itu ada tiga, yakni pertama, rezeki bersifat ‘awam, jika kita beri kekayaan maka kita senang jika tidak diberi susah. 


Kedua, rezeki bersifat khusus (khawas), yaitu dia merasa memang rezeki itu dari Allah swt yang Maha Agung dan maha Indah. Manusia itu dalam proses bekerja adakalanya untung atau apes,” katanya.


Kemudian terakhir Ketiga, yaitu khawasil khawas, ini karekter tingkatan paling tinggi, tidak tergantung kepada siapa-siapa hanya disandarkan kepada Allah.


“Ayat selanjutnya mengingatkan kepada kaum Nabi Muhammad saw bahwa bani Israil itu banyak secara kuantitas (jumlah), tapi tidak berkualitas dalam agenda perang,” ujarnya. 


Mereka itu membanggakan tentang nasab (keturunan) dan harta kekayaan, mereka banyak yang berpaling dan meninggalkan jihad di jalan Allah swt. Serta sedikit sekali yang tetap teguh memegang janjinya, hanya Allah yang akan memberikan kekuasaan kepada siapapun yang dikehendakinya. 

(Akhmad Syarief Kurniawan)
 


Warta Terbaru