• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Warta

Wakil Katib Syuriyah PCNU Lampung Tengah: Orang yang Takwa adalah Orang Haji Secara Hakikat

Wakil Katib Syuriyah PCNU Lampung Tengah: Orang yang Takwa adalah Orang Haji Secara Hakikat
Wakil Katib Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU Lampung) Tengah, KH Andi Ali Akbar dalam Ngaji Rutinan Tafsir Jalalain di Masjid Agung Ash Sulaha, Kecamatan Kotagajah, Jumat (6/10/2023). (Foto: Istimewa)
Wakil Katib Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU Lampung) Tengah, KH Andi Ali Akbar dalam Ngaji Rutinan Tafsir Jalalain di Masjid Agung Ash Sulaha, Kecamatan Kotagajah, Jumat (6/10/2023). (Foto: Istimewa)

Lampung Tengah, NU Online Lampung

Orang yang bertakwa adalah orang yang haji secara hakikat, dan melaksanakan tiga hal yaitu menjauhi agar tidak maksiat, senantiasa istiqamah ikhlas, dan memakai harta yang halal.


Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Katib Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Tengah, KH Andi Ali Akbar dalam Ngaji Rutinan Tafsir Jalalain di Masjid Agung Ash Sulaha, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah, Jumat (6/10/2023) malam. 


“Dalam keterangan Surat Al-Baqarah ayat 203 tentang haji, bahwa umat Islam di seantero dunia dianjurkan untuk memperbanyak kalimat dzikir kepada Allah swt pada hari tasyrik,” ujarnya. 


Ia mengatakan, dan membaca takbir, takbir ada dua jenis yakni takbir muqayyad (dibatasi) pada Hari Raya Idul Fitri dan  takbir mursal (yang bebas) seperti pada waktu Idul Adha sampai akhir hari tasyrik.

 

“Setelah melaksanakan haji, seorang muslim harus punya iman, dan akan dikumpulkan pada hari akhir,” kata alumni Pondok Pesantren Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur ini. 


Selanjutnya pada ayat berikutnya menerangkan tentang munafik, di antara manusia di muka bumi ini ada yang membuat ucapannya kata-katanya takjub, tapi ia munafik. Ia pura-pura iman kepada Allah swt, iman kepada Nabi, padahal ia memusuhi Nabi, ada salah satu sahabat yang munafik pada era Nabi Muhammad saw bernama Ahnas. 


“Sahabat Ahnas yang munafik ini pada era Nabi Muhammad membakar tanaman-tanaman masyarakat dan keledai. Nabi Muhammad saw sebenarnya tahu tentang karakter orang munafik itu, dia hanya pura-pura baik. Allah swt, sudah memperingatkan, orang munafik di belakang merusak tanaman dan keledai,” tuturnya. 


Pengasuh Pesantren Darusy Syafa’ah Kotagajah itu melanjutkan, Imam Syafi’i menyampaikan ridha orang-orang atau manusia bagaikan lautan yang tidak bertepi. Di dalam Kitab Hikam disampaikan memenuhi diri sendiri untuk sempurna tidak bisa, mengapa memaksa orang lain untuk sempurna. 


“Allah swt tidak suka atau tidak ridha dengan kerusakan. Hidupnya Islam di muka bumi adalah dengan amar ma’ruf nahi munkar. Merubah keadaan sosial masyarakat dengan tiga cara, yakni tangan, dengan lisan, dan yang paling ringan dengan doa,” katanya. 


Ia melanjutkan, dulu di masa Nabi Muhammad saw ada sahabat bernama Suheb, mengajak teman-temannya untuk masuk Islam. Ia diancam untuk menyerahkan seluruh hartanya jika masuk Islam. Suheb mengorbankan dirinya untuk mencari ridha Allah swt, ia berani miskin, berani melarat.


“Dan akhirnya Suheb setelah hijrah ke Madinah bersama Nabi Muhammad, akhirnya kaya kembali seperti sedia kala, semoga kita terhindar dari golongan orang-orang munafik,” ungkapnya. 


Mustasyar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kotagajah, KH Zaenuri Ali mengatakan, ngaji rutin ini sudah digelar sejak lama, sudah berjalan satu tahun. 


“Semua lapisan masyarakat muslim dipersilakan hadir, ngaji rutinan malam Sabtu Tafsir Jalalain ini dimulai Ba’da Maghrib hingga menjelang shalat Isya,” ungkap pengurus Takmir Masjid Agung Ash Sulaha Kotagajah itu. 

(Akhmad Syarief Kurniawan)
 


Warta Terbaru