• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Warta

Mengenal Aa Ferdi, Sosok Konten Kreator Muda Asal Lampung Timur 

Mengenal Aa Ferdi, Sosok Konten Kreator Muda Asal Lampung Timur 
Konten Kreator Muda asal Lampung Timur, M Ferdi Agistira
Konten Kreator Muda asal Lampung Timur, M Ferdi Agistira

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Muhammad Ferdi Agustira atau yang biasa disapa Aa Ferdi merupakan konten kreator santri kelahiran Sukadana, Kabupaten Lampung Timur. Ia merupakan santri muda yang sering mengisi acara seminar literasi digital karena keahliannya.

 

Aa Ferdi mulai dikenal oleh khalayak luas sejak aktif sebagai konten kreator santri pada tahun 2017. Muhammad Ferdi Agustira lahir di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur pada 10 Agustus 1999.

 

Ia merupakan lulusan Pondok Pesantren Darul A’mal, Kota Metro. Dan juga merupakan anggota Pencak Silat Pagar Nusa.

 

Selain seorang konten kreator, Aa Ferdi juga biasa dijuluki sebagai dai muda alias pendakwah muda. Sebab, selama ini kebanyakan kontennya di TikTok maupun Instagram Aaferdiiii bertema santri, islami dan dakwah.

 

Bahkan akun instagramnya memiliki followers sebanyak 120 ribu pengikut, dan akun tiktok sebanyak 251,4 ribu pengikut.

 

“Waktu masih menjadi santri di Pondok Pesantren Darul A’mal Metro. Pesan dari kiai, santri itu tidak semuanya jadi kiai. Mesti punya keahliannya masing-masing, ada yang jadi dokter, pilot, pengusaha, dan lain-lain,” ungkap Ferdi.

 

Ia ingin menunjukkan bahwa santri itu juga bisa ngonten, editing, dan aktif juga di media sosial itu. Aa Ferdi juga digandrungi banyak remaja perempuan karena suara merdunya saat melantunkan lagu-lagu melayu dan shalawat.

 

Kecintaannya pada dunia pesantren, dibuktikan pada tahun lalu ia melakukan silaturahim ke berbagai pondok pesantren di Jawa Barat hingga Jawa Timur. Seperti Pondok Pesantren Khas Kempek, Pondok Pesantren Pandanaran Yogyakarta, Pondok Pesantren Nurul Qodim Jawa Timur, dan lainnya.

 

Ferdi mengatakan tujuan silaturahim ke pesantren ini dilakukan untuk belajar ilmu, memperkuat persaudaraan, dan ngalap barakah kiai. Termasuk sebagai upaya membudayakan tradisi sungkem kepada ulama yang menjadi paku terbentuknya perdamaian antar agama.

 

“Ulama adalah Paku Bumi Indonesia untuk menjaga perdamaian antar agama. Bagi saya, uama inilah yang akan menjamin kokohnya Islam sebagai Rahmatan lil Alamin,” ujarnya.

 

Baginya, pondok pesantren yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia tidak dapat dinafikan lagi kekuatan dan kemandiriannya. Terutama dalam menyumbangkan keringat untuk berjuang jiwa dan raga melawan kolonialisme dengan bambu runcing saktinya.

 

“Keberadaan pondok pesantren yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia memiliki andil besar untuk meraih kemerdekaan Republik Indonesia kala itu,” ungkapnya.


Warta Terbaru