• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Warta

Hindarkan Pemahaman Ekstrem Santri, Pesantren Al Hikmah dan MWCNU Kedaton Gelar Ngaji Kebangsaan

Hindarkan Pemahaman Ekstrem Santri, Pesantren Al Hikmah dan MWCNU Kedaton Gelar Ngaji Kebangsaan
Ngaji Kebangsaan Pondok Pesantren Al Hikmah bekerja sama dengan MWCNU Kedaton (Foto: Istimewa)
Ngaji Kebangsaan Pondok Pesantren Al Hikmah bekerja sama dengan MWCNU Kedaton (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Pondok Pesantren Al Hikmah Kedaton Bandar Lampung dan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kedaton menyelenggarakan ngaji kebangsaan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia (RI) di Lapangan Gedung B Al Hikmah, Sabtu (19/8/2023) malam.


Ketua MWCNU Kedaton, Ustadz Muson mengatakan, untuk merayakan kemerdekaan Indonesia harus diupayakan secara totalitas dan maksimal sehingga memiliki kesan yang mendalam. 


“Untuk merayakan kemerdekaan Indonesia harus mengeluarkan berupa ide, berupa pemikiran, berupa gagasan, sehingga tidak kosong-kosong saja,” ujarnya. 


Ia mengatakan bahwa negara Indonesia, organisasi masyarakat (ormas) Islam dan pendidikan pesantren tidak boleh dipisahkan atau dilepaskan, karena semua itu satu kesatuan. 


“Seperti ajaran para sesepuh (kiai) kita, bahwa negara, NU, dan pondok pesantren tidak bisa dihapus dan tidak bisa dilepas,” ungkapnya. 


Menurut Guru Pondok Pesantren Al Hikmah itu, dengan mengikuti ngaji kebangsaan ini, para santri tidak akan pernah berpaling dari tanah air Indonesia. Dan tidak akan terpapar dari paham-paham yang bertentangan dengan agama dan negara.


“Maka dengan ngaji kebangsaan ini, kita (para santri) akan tetap mencintai tanah air Indonesia, dan tidak memiliki pemahaman yang ekstrem, seperti terorisme,” katanya.


Sekretaris Yayasan Al Hikmah, Ustadz Idhan Januardhana mengatakan, sebelum Negara Republik Indonesia lahir, di nusantara memiliki suku bangsa yang beragam, kemudian bersatu menjadi bangsa yang besar, bangsa Indonesia. 


“Awalnya kita merupakan suku-suku bangsa yang beragam, beberapa kerajaan. 
kemudian memerdekakan diri, dan membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya. 


Salah satu santri Pondok Pesantren Al Hikmah, Mahfudz Nasir mengatakan, mengikuti ngaji kebangsaan menjadikan santri untuk selalu tumbuh mencintai bangsa. 


“Serta menyadarkan bahwa negara dan agama bagai dua mata koin yang tidak bisa terpisahkan, sehingga tidak akan pernah bisa dikotomi,” ungkapnya. 


Ia melanjutkan, mengikuti ngaji kebangsaan ini, menjadikan para santri untuk selalu sadar akan keagamaan dan kebangsaan Indonesia. Sehingga para santri akan selalu mencintai tanah air dan agama.


Acara ngaji kebangsaan ini juga dimeriahkan oleh musik tradisional dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bidang Seni (BS), Divisi Orkes Bada Isya, Universitas Lampung (Unila). 

(Yudi Prayoga)
 


Warta Terbaru