Warta

Guru Besar UIN RIL Lampung Ajak Pengurus Koperasi Serikat Bisnis Pesantren Terus Berdayakan Ekonomi Pesantren

Ahad, 10 Agustus 2025 | 19:53 WIB

Guru Besar UIN RIL Lampung Ajak  Pengurus Koperasi Serikat Bisnis Pesantren Terus Berdayakan Ekonomi Pesantren

Musrenja Koperasi Serikat Bisnis Pesantren Lampung di Hotel Golden Tulip, Bandar Lampung, Jumat-Ahad (8-10/8/2025)

Bandar Lampung, NU Online Lampung
Guru Besar UIN Radin Inten Lampung Prof KH Ruslan Abdul Ghofur Noor menyatakan bahwa biaya operasional pesantren tidak boleh hanya mengandalkan pembayaran dari santri. Hal itu karena tidak semua santri berasal dari kalangan yang mampu.

 

Hal itu disampaikan Prof KH Ruslan dalam acara Musrenja Koperasi Serikat Bisnis Pesantren Lampung, yang dilaksanakan di Hotel Golden Tulip, Bandar Lampung, Jumat-Ahad (8-10/8/2025).

 

"Tidak bisa juga mengharapkan donasi dari luar, karena itu tidak bisa berlangsung selamanya. Karena itu kita perlu berpikir agar pesantren mampu berdaya saing dalam ekonomi," katanya.

 

Prof Ruslan menyatakan, sudah selayaknya pondok pesantren di Lampung bisa sama seperti pesantren di Pulau Jawa, yang sudah lebih dahulu eksis dalam bidang ekonomi.

 

"Saya yakin pasti bisa. Asal para pengurusnya bisa berjamaah dan saling menguatkan," ujarnya dalam kegiatan yang diikuti oleh para pengurus Koperasi Serikat Bisnis Pesantren Lampung itu.

 

Prof Ruslan yang juga sebagai Pembina Koperasi Serikat Bisnis Pesantren Lampung itu mengungkapkan, tidak mudah untuk meyakinkan Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KPw) Lampung agar mau menjadi mitra dalam  program pemberdayaan pesantren ini.

 

"Program koperasi yang diinisiasi sejak tahun 2013 lalu ini, selain harus meyakinkan pihak Bank Indonesia juga harus meyakinkan pondok pesantren, bahwa pesantren tidak boleh hanya fokus pendidikan diniyyah saja. Tapi juga perlu menggerakkan ekonomi warga pesantren dan masyarakat sekitar," katanya.

 

Ia menambahkan, menggerakkan ekonomi pesantren merupakan bagian dari jihad, agar kita dan masyarakat sekitar terlepas dari kemiskinan.