• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Warta

MWCNU Kemiling Gelar Halal bi Halal dan Lailatul Ijtima’

MWCNU Kemiling Gelar Halal bi Halal dan Lailatul Ijtima’
Kiai Ismail Soleh saat memaparkan mauizah hasanah saat halal bi halal
Kiai Ismail Soleh saat memaparkan mauizah hasanah saat halal bi halal

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kemiling menggelar halal bi halal pada Sabtu (21/5/2022) di Masjid Thariqul ‘Ibad, Kelurahan Pinang Jaya. Halal bi halal kali ini berbeda dengan tahun lalu, karena kali ini bertepatan dengan Lailatul Ijtima’ Ranting Pinang Jaya, dengan demikian keduanya dilaksanakan secara bersamaan. 


Turut hadir dalam acara ini Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandar Lampung Ustadz Ichwan Adji Wibowo, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kemiling Agus Heriyanto, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kemiling Purna Irawan, serta Lurah Pinang Jaya. 


Acara ini diawali dengan shalat ghoib untuk seluruh umat Islam yang meninggal dunia pada hari itu, dilanjutkan dengan pembacaan Tahlil yang diimami oleh Kiai Surawan. 


Kegiatan ini diisi dengan dua materi yaitu pertama materi kajian kitab al Muqtathafat karya Kiai Marzuki Mustamar yang dibacakan oleh Kiai Surawan, ia menyampaikan pembacaan kitab merupakan rutinitas Lailatul Ijtima’ Ranting NU Pinang Jaya. “Saya mengajak kepada Nahdliyin untuk selalu mempertahankan aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah sebagai pijakan dalam beraqidah,” ujarnya.  


Selanjutnya materi kedua oleh Kiai Ismail Soleh, ia mengatakan ada kearifan lokal yang sangat baik dalam momen lebaran yaitu mudik.


“Mengajak kepada seluruh hadirin ketika mudik untuk meluruskan niat semata-mata mengharap keridhaan Allah swt. Dengan mengunjungi orang tua lebih-lebih seorang Ibu, yang telah melahirkan kita,” ungkapnya. 


Lebih lanjut ia mengatakan jika orang tua sudah tiada maka kita ziarahi kuburnya, selain untuk dzikrul maut (mengingat kematian), juga untuk mendoakannya. Jangan lupa saat mudik juga untuk menemui guru-guru ngaji di kampung, karena mereka termasuk orang-orang yang sangat berjasa dalam pengetahuan keislaman.

(Gufron Fathoni)
 


Warta Terbaru