Yudi Prayoga
Penulis
Nisfu Sya'ban merupakan malam penuh ampunan dari Allah swt. Malam ini terjadi pada pertengahan bulan Sya'ban, yaitu malam tanggal 15 Sya'ban dalam kalender Hijriyah. Dalam agama Islam, malam ini dianggap istimewa, sehingga banyak umat Islam yang mengerjakan berbagai amalan sunnah, salah satunya memperbanyak membaca istighfar.
Tradisi ini berangkat dari hadits Nabi Muhammad saw yang menyebutkan bahwa Allah swt banyak memberikan ampunan kepada para hamba-Nya.
Akan tetapi, masih banyak saudara sesama Muslim yang meragukan kemuliaan malam nisfu Sya'ban, sehingga kerap menganggap tidak berdasar bagi umat Islam lainnya yang mengamalkan amalan sunnah pada malam tersebut.
Di bawah ini, penulis akan tempilkan tiga dalil tentang kemuliaan malam nisfu Sya'ban yang berangkat dari Nabi Muhammad saw.
Hadits pertama
Dalil di bawah ini menyebutkan pada malam nisfu Sya'ban, Allah swt mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali kaum musyrik dan munafik.
عَنْ مُعَاذِ بن جَبَلٍ عَن ِالنَّبِيِّ قَالَ يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ (رواه الطبراني في الكبير والأوسط قال الهيثمى ورجالهما ثقات. ورواه الدارقطنى وابنا ماجه وحبان فى صحيحه عن ابى موسى وابن ابى شيبة وعبد الرزاق عن كثير بن مرة والبزار)
Artinya: Rasulullah saw bersabda, sesungguhnya Allah memperhatikan hamba-Nya (dengan penuh rahmat) pada malam nisfu Sya’ban, kemudian Ia akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin (orang munafik yang menebar kebencian antara sesama umat Islam) (HR Thabrani fi Al Kabir no 16639, Daraquthni fi Al Nuzul 68, Ibnu Majah no 1380, Ibnu Hibban no 5757, Ibnu Abi Syaibah no 150, Al Baihaqi fi Syu’ab al Iman no 6352, dan Al Bazzar fi Al Musnad 2389. Peneliti hadis Al Haitsami menilai para perawi hadis ini sebagai orang-orang yang terpercaya. Majma’ Al Zawaid 3/395).
Ulama Wahabi, Nashiruddin al-Albani yang biasanya menilai lemah (dlaif) atau palsu (maudlu’) terhadap amaliyah yang tidak sesuai dengan ajaran mereka, kali ini ia tidak mampu menilai dhaif hadits tentang nishfu Sya’ban, bahkan ia berkata tentang riwayat diatas: “Hadits ini sahih” (Baca as-Silsilat ash-Shahihah 4/86)
1563 – إِنَّ اللهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ (صحيح) اهـ السلسلة الصحيحة للالباني (4/ 86)
Hadits kedua
Pada dalil yang kedua, Allah swt mengampuni hambanya yang meminta ampun, kecuali pelacur dan penarik pajak.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِنَّ اللهَ تَعَالَى يَدْنُوْ مِنْ خَلْقِهِ فَيَغْفِرُ لِمَنِ اسْتَغْفَرَ إِلاَّ الْبَغِيَّ بِفَرْجِهَا وَالْعَشَّارَ (رواه الطبراني في الكبير وابن عدي عن عثمان بن أبي العاص وقال الشيخ المناوي ورجاله ثقات اهـ التيسير بشرح الجامع الصغير 1/551)
Artinya: Rasulullah saw bersabda, sesungguhnya (rahmat) Allah mendekati kepada hamba-Nya (di malam nisfu Sya’ban), maka mengampuni orang yang meminta ampunan, kecuali pelacur dan penarik pajak (HR al-Thabrani dalam al-Kabir dan Ibnu ‘Adi dari Utsman bin Abi al-’Ash. Syaikh al-Munawi berkata: Perawinya terpercaya. Baca Syarah al-Jami’ ash-Shaghir 1/551).
Hadits ketiga
Dan dalil yang terakhir ini, Allah swt mengampuni dosa hamba-Nya kecuali kaum musyrik dan yang memiliki rasa benci kepada saudaranya.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْزِلُ اللهُ تَعَالَى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِكُلِّ نَفْسٍ إِلاَّ إِنْسَانًا فِي قَلْبِهِ شَحْنَاءُ أَوْ مُشْرِكًا بِاللهِ عَزَّ وَجَلَّ (قال الحافظ ابن حجر هذا حديث حسن أخرجه الدارقطني في كتاب السنة عن عبد الله بن سليمان على الموافقة وأخرجه ابن خزيمة في كتاب التوحيد عن أحمد بن عبد الرحمن بن وهب عن عمه اهـ الأمالي 122)
Artinya: Rasulullah saw bersabda: (Rahmat) Allah turun di malam nisfu Sya’ban maka Allah akan mengampuni semua orang kecuali orang yang di dalam hatinya ada kebencian kepada saudaranya dan orang yang menyekutukan Allah (al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: Hadis ini hasan. Diriwayatkan oleh Daraquthni dalam as-Sunnah dan Ibnu Khuzaimah dalam at-Tauhid, Baca al-Amali 122).
al-Hafidz Ibnu Hajar juga meriwayatkan hadits yang hampir senada dari Katsir bin Murrah:
عَنْ كَثِيْرِ بْنِ مُرَّةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ رَبَّكُمْ يَطَّلِعُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ إِلَى خَلْقِهِ فَيَغْفِرُ لَهُمْ كُلِّهِمْ إِلاَّ أَنْ يَكُوْنَ مُشْرِكًا أَوْ مُصَارِمًا (المطالب العالية للحافظ ابن حجر العسقلاني 3 / 424)
Demikianlah ketiga dalil tentang kemuliaan malam nisfu Sya'ban, salah satunya sebagai malam pengampunan dosa. Maka dari itu, sebaiknya kita semua bisa memaksimalkan malam nisfu Sya'ban dengan memperbanyak istighfar (meminta ampun kepada Allah swt). Dan semoga kita semua menjadi hamba yang selalu diampuni dan dirahmati oleh Allah swt.
Terpopuler
1
3 Amalan Malam Nuzulul Qur'an, Ahad 16 Maret 2025
2
Bolehkah Shalat Tahajud Setelah Shalat Witir
3
Nuzulul Qur'an: Berikut 5 Fadilah Membaca Al-Qur'an pada Malamnya
4
Bacaan Qunut Witir pada Separuh Akhir Ramadhan, Arab, Latin dan Terjemah
5
Kisah Sayyidah Khadijah ra dan Hari-Hari Menjelang Turunnya Al-Qur’an
6
Berikut Keutamaan Lailatul Qadar pada Bulan Ramadhan
Terkini
Lihat Semua