Pernik

Hujan Deras dan Angin Kencang Landa Sukoharjo Pringsewu, BMKG Ungkap Penyebabnya

Rabu, 6 November 2024 | 10:51 WIB

Hujan Deras dan Angin Kencang Landa Sukoharjo Pringsewu, BMKG Ungkap Penyebabnya

Ilustrasi hujan. (Foto: NU Online)

Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan belasan rumah warga rusak di Pekon (Desa) Sukoharjo III dan Keputran, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu pada Senin (4/11/2024) sore.  


Akibat angin kencang ini juga beberapa bangunan mengalami kerusakan, pepohonan tumbang, dan papan reklame roboh. Hal ini juga mengingatkan kita semua akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem. 


Dalam hal ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung menjelaskan penyebab akibat terjadinya hujan deras dan angin kencang tersebut. Hal itu akibat awan konvektif pertama kali terbentuk sekitar pukul 15.30 WIB di Kecamatan Adiluwih, menandakan adanya potensi cuaca ekstrem. 


Dalam waktu singkat, awan ini berkembang pesat hingga mencapai Kecamatan Sukoharjo. Pada pukul 16.30-16.40 WIB, awan ini mencapai puncaknya dan bertransformasi menjadi awan Cumulonimbus (Cb), yang dikenal sebagai sumber hujan lebat, petir, dan angin kencang. 


Di bawah cakupan awan ini, wilayah Sukoharjo mengalami tiupan angin kencang yang intens yang merusak bangunan di sekitarnya. Sekitar pukul 18.00 WIB, awan Cb bergerak menuju Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Tanggamus. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua awan Cb menghasilkan angin kencang.


Berdasarkan analisis animasi citra satelit, terlihat adanya awan konvektif yang tumbuh di wilayah Kecamatan Sukoharjo, yang menjadi lokasi kejadian angin kencang. Awan ini terdeteksi menghasilkan petir, suatu indikasi khas dari keberadaan awan cumulonimbus, fenomena petir yang hanya dihasilkan oleh awan cumulonimbus mengonfirmasi bahwa angin kencang yang terjadi di wilayah tersebut bersumber dari jenis awan ini. 


Awan cumulonimbus dikenal memiliki potensi energi yang sangat besar, yang tidak hanya mampu menghasilkan angin kencang tetapi juga disertai dengan kilatan petir, hujan lebat, dan terkadang hujan es. Dampak awan ini di daratan sangat besar, seperti yang terjadi di Sukoharjo, dengan risiko kerusakan pada bangunan, pohon, serta fasilitas umum.


Berdasarkan analisis vertikal radar, memperlihatkan saat kejadian angin kencang di Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu. Hasil radar menunjukkan area reflektivitas maksimum sekitar 65 dBZ, ditandai warna merah tua, yang mengindikasikan partikel hujan dengan densitas tinggi biasanya terkait hujan lebat atau potensi hujan es yang meningkatkan risiko angin kencang. 


Nilai maksimum ini terdeteksi pada ketinggian 4-6 km, menandakan aktivitas konvektif kuat yang mendukung cuaca ekstrem. Reflektivitas tinggi pada ketinggian tersebut menunjukkan adanya updraft kuat dalam awan cumulonimbus, yang berpotensi menyebabkan angin kencang ketika udara turun kembali melalui downdraft.


Analisis citra radar

Berdasarkan analisis citra radar menunjukkan distribusi nilai reflektivitas (dBZ) pada 4 November 2024 di wilayah Kecamatan Sukoharjo, dengan fokus pengamatan pada periode pukul 16.20 hingga 19.00 WIB. Selama periode ini, nilai reflektivitas mencapai puncaknya sekitar 50 dBZ pada pukul 16.50 WIB, menunjukkan adanya intensitas hujan yang tinggi di wilayah tersebut. 


Setelah mencapai puncak, nilai reflektivitas secara bertahap menurun, dengan intensitas yang masih signifikan pada level 30-40 dBZ hingga sekitar pukul 18.00 WIB, kemudian terus mereda menjelang pukul 19.00 WIB. 


Pola ini menunjukkan adanya aktivitas hujan lebat dengan durasi singkat yang kemungkinan terkait dengan awan konvektif, seperti awan cumulonimbus, yang dapat menimbulkan hujan deras dalam waktu relatif singkat dan berpotensi menyebabkan angin kencang atau kondisi cuaca ekstrem di area tersebut. 


Angin kencang yang melanda Kecamatan Sukoharjo kemungkinan terjadi pada puncak reflektivitas sekitar pukul 16.50 WIB, ketika intensitas dBZ mencapai sekitar 50 dBZ, mengindikasikan adanya aktivitas konvektif kuat yang sering diiringi dengan angin kencang.


Pada periode antara pukul 14.20 hingga 17.50 WIB di Kecamatan Sukoharjo, suhu puncak awan yang sangat rendah, mencapai sekitar -55 C, menunjukkan awan cumulonimbus dengan aktivitas konveksi yang kuat. Awan cumulonimbus, yang terbentuk dari proses konveksi intensif, sering kali menghasilkan fenomena cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat, petir, dan potensi angin kencang.


Suhu puncak awan yang rendah ini menandakan puncak awan yang sangat tinggi dan padat, kondisi yang ideal untuk memicu angin kencang akibat downdraft atau arus udara turun yang terbentuk saat awan melepaskan presipitasi. Arus udara turun ini dapat mencapai permukaan tanah dengan kecepatan tinggi, menghasilkan angina kencang yang berbahaya di sekitar wilayah Sukoharjo. 


Dengan kondisi ini, masyarakat dan aktivitas lokal di sekitar daerah tersebut perlu waspada terhadap potensi angin kencang yang bisa menimbulkan kerusakan pada infrastruktur, seperti bangunan ringan dan pepohonan.


Berdasarkan analisis kecepatan angin menunjukkan diagram arah dan kecepatan angin yang menunjukkan angin bertiup dominan dari arah selatan dengan kecepatan maksimum mencapai 52.4 km/jam. Kecepatan angin seperti ini termasuk dalam kategori angin kencang dan berpotensi menimbulkan kerusakan pada struktur bangunan ringan, seperti atap yang tidak terpasang dengan kuat, papan reklame, dan pepohonan dengan akar yang kurang kuat. 


Angin ini juga bisa mengganggu infrastruktur transportasi darat seperti tiang listrik atau lampu lalu lintas. Selain itu, angin kencang dari arah yang konsisten ini juga bisa memperburuk dampak dari hujan lebat, meningkatkan risiko kerusakan akibat objek yang terlempar atau tumbang. 


Selain itu, angin kuat dari arah selatan ini bisa berkontribusi pada peningkatan risiko jatuhnya pohon, yang tak hanya menyebabkan kerusakan properti tetapi juga menghalangi akses jalan lintas masyarakat.


Kecepatan angin sebesar 52,4 km/jam dari awan cumulonimbus dapat menyebabkan dampak serius, terutama di wilayah pemukiman masyarakat. Angin ini mampu merusak struktur bangunan semi permanen yang terbuat dari bahan ringan seperti seng atau kayu tipis, serta atap rumah yang tidak terpasang dengan kokoh. 


BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem untuk wilayah Kecamatan Sukoharjo pada pukul 14.55 WIB, sekitar 1 jam 30 menit sebelum kejadian angin kencang terjadi. Peringatan ini berlaku hingga pukul 18.23 WIB dan disebarluaskan melalui seluruh media sosial resmi BMKG Lampung serta aplikasi Info BMKG.


Selain peringatan dini cuaca ekstrem yang dikeluarkan pada hari kejadian, BMKG juga telah mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem harian pada Ahad, 3 November 2024. 


Dalam peringatan tersebut, wilayah Kabupaten Pringsewu diprediksi akan mengalami hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada siang hingga sore hari, yang bertepatan engan waktu terjadinya angin kencang di Kecamatan Sukoharjo. 


Prediksi ini menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat membahayakan keselamatan dan merusak infrastruktur, khususnya di wilayah yang rentan terhadap dampak angin kencang dan hujan dengan intensitas tinggi.


Demikianlah penjelasan mengenai penyebab terjadinya hujan deras dan angin kencang yang terjadi di Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu dua hari lalu atau Senin (4/11/2024) sore.