Pernik

Cuaca Panas Terik di Provinsi Lampung, Begini Penjelasan Lengkapnya

Rabu, 30 Oktober 2024 | 08:10 WIB

Cuaca Panas Terik di Provinsi Lampung, Begini Penjelasan Lengkapnya

Ilustrasi cuaca terik. (Foto: NU Online)

Akhir-akhir ini, suhu di beberapa daerah di Provinsi Lampung mencapai level yang membuat kita semua kepanasan. Ternyata, ini dipengaruhi oleh dua siklon tropis yang sedang aktif: Siklon Trami di Laut Cina Selatan dan Siklon Kong-Rey di Pasifik Timur.


Namun, saat ini Siklon Tropis Trami sudah punah, dan tersisa Siklon Tropis Kong-Rey yang masih aktif. Dampaknya? Aliran udara tertarik menuju pusat siklon, membuat pembentukan awan di sekitar Provinsi Lampung minim.


Hasilnya, sinar matahari menghujam langsung tanpa hambatan, bikin suhu semakin terasa menyengat. Berikut penjelasan lengkap Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Radin Inten II Lampung tentang cuaca terik di Provinsi Lampung.


Panas terik yang kita rasakan akhir-akhir ini merupakan dampak tidak langsung keberadaan dua siklon tropis, yaitu Siklon Tropis Trami di Laut Cina Selatan dan Siklon Kong-Rey di Pasifik Timur.


Kehadiran dua siklon ini menyebabkan aliran massa udara tertarik menuju pusat siklon, sehingga menghambat pembentukan awan di wilayah Lampung. Akibatnya, sinar matahari langsung menyinari permukaan bumi tanpa penghalang, membuat suhu udara terasa lebih panas dan menyengat daripada biasanya.


Dampak tidak langsung dari keberadaan dua siklon tropis ini membuat suhu udara di wilayah Lampung melojak tinggi. Pada 28 Oktober 2024, suhu di Kecamatan Selagai Lingga, Kabupaten Lampung Tengah mencapai 37.8 derajat celcius, sementara di Kecamatan Mesuji, Kabupaten Mesuji tercatat menyentuh 37.9 derajat celcius.


Aliran massa udara yang tertarik menuju pusat siklon menyebabkan minimnya pembentukan awan di sekitar Lampung, dan meningkatkan suhu secara signifikan di daerah-daerah Provinsi Lampung.


Aliran udara yang bergerak menuju pusat siklon ini menyebabkan terjadinya peningkatan kecepatan angin dan membawa uap air menjauhi wilayah Provinsi Lampung. Udara kering yang tersisa di Lampung cenderung memperburuk kondisi panas, karena tidak adanya kelembapan untuk menurunkan suhu.


Dengan terbawanya uap air menuju pusat siklon, atmosfer di Lampung menjadi stabil, sehingga kondensi sulit terjadi. Tanpa adanya kondensi yang cukup, sulit untuk terbentuk awan untuk menghalangi radiasi matahari, menyebabkan radiasi matahari langsung mengenai permukaan bumi. Minimnya awan juga menyebabkan suhu pada malam hari tetap hangat, karena tidak ada penutup yang menahan pelepasan hangat panas dari permukaan.


Dengan minimnya pembentukan awan, secara otomatis juga mengurangi hujan di Provinsi Lampung. Adanya siklos tropis ini menyerap kelembapan dari wilayah sekitarnya, sehingga peluang hujan ini menjadi berkurang. Kurangnya, hujan menyebabkan suhu permukaan tidak teredam, sehingga panas bertahan lebih lama. Hujan biasanya membantu menyejukkan udara, tetapi tanpa curah hujan, panas terus terasa intens sepanjang hari.


Di sekitar bulan Oktober, posisi Matahari dekat dengan garis ekuator bagian selatan, sehingga wilayah Provinsi Lampung mendapatkan sinar matahari secara langsung. Radiasi yang tinggi di wilayah tropis ini menyebabkan suhu permukaan naik, terutama di siang hari. Posisi matahari yang tinggi ini memperpanjang durasi panas, membuat siang hari terasa terik di Provinsi Lampung.


Langit yang cerah membuat radiasi matahari masuk sepenuhnya ke permukaan bumi tanpa terserap oleh awan. Paparan sinar matahari yang intens meningkatkan suhu permukaan dan suhu udara secara signifikan. Kondisi ini menyebabkan panas lebih terasa pada siang hari, karena radiasi langsung dari matahari tidak terhalang menuju permukaan.


Suhu udara yang tinggi meningkatkan penguapan dari laut, danau, dan juga permukaan tanah. Menghasilkan lebih banyak uap air. Namun, uap air yang terbentuk terbawa angin menuju pusat siklon, bukan terkumpul di wilayah Lampung. Akibatnya, meskipun penguapan meningkat, tidak ada uap air yang cukup untuk membentuk awan dan mengurangi panas.


Angin kecang dari Samudera Hindia yang bergerak membawa udara panas yang sudah terpapar matahari akan menambah panas wilayah yang dilaluinya termasuk Provinsi Lampung. Udara panas yang terus bergerak ini tidak memungkinkan untuk menurunkan suhu udara, terutama di siang hari. Hembusan angin yang panas dan kering juga membuat cuaca terasa lebih terik.


Demikianlah penjelasan BMKG Lampung terkait penyebab cuaca panas terik akhir-akhir ini di Provinsi Lampung. Untuk melihat prakiraan cuaca selama sepekan ke depan dapat juga dilihat di cuaca.bmkg.go.id.