Opini

Puasa sebagai Perisai: Makna dan Manfaatnya dalam Islam

Jumat, 7 Maret 2025 | 07:29 WIB

Puasa sebagai Perisai: Makna dan Manfaatnya dalam Islam

Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung, H Puji Raharjo. (Foto: Istimewa)

Puasa dalam Islam bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga latihan spiritual dan pengendalian diri yang menyeluruh. Dalam banyak hadits, Rasulullah saw menggambarkan puasa sebagai junnah atau perisai yang melindungi seorang Muslim dari berbagai godaan duniawi dan api neraka.


Rasulullah saw bersabda:


الصِّيَامُ جُنَّةٌ


Artinya: Puasa adalah perisai (pelindung dari perbuatan buruk) (HR Bukhari dan Muslim).


Hadits ini menegaskan bahwa puasa bukan hanya ibadah fisik, tetapi juga benteng bagi jiwa dan akhlak seorang Muslim. Ramadhan adalah waktu terbaik untuk memperkuat ketakwaan, melatih kesabaran, serta membentengi diri dari hawa nafsu dan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Berikut beberapa manfaat berpuasa:


1. Perisai dari Hawa Nafsu

Puasa melatih seseorang untuk menahan diri dari hal-hal yang dilarang, termasuk mengendalikan amarah, menjaga lisan, dan menjauhkan diri dari perbuatan maksiat. Rasulullah saw bersabda:


وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ


Artinya: Puasa adalah perisai. Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah berkata kotor dan jangan bertengkar. Jika seseorang mencacinya atau mengajaknya bertengkar, hendaklah ia berkata: 'Aku sedang berpuasa’ (HR Bukhari dan Muslim).


Dengan menahan diri dari perkataan kasar dan tindakan emosional, puasa membantu seseorang untuk lebih tenang, sabar, dan berakhlak baik, sehingga membentuk karakter Muslim yang kuat dan berdaya tahan dalam menghadapi berbagai ujian hidup.


2. Perisai dari Api Neraka

Puasa juga menjadi benteng yang melindungi seorang Muslim dari siksa neraka. Rasulullah saw bersabda:


الصِّيَامُ جُنَّةٌ مِنَ النَّارِ، كَجُنَّةِ أَحَدِكُمْ مِنَ الْقِتَالِ


Artinya: Puasa adalah perisai dari api neraka, sebagaimana perisai dalam peperangan (HR Ahmad dan An-Nasa’i).


Puasa membentuk keimanan yang kokoh dan menjadi penghalang dari perbuatan dosa, yang jika dilakukan secara konsisten akan menjauhkan seseorang dari kebinasaan di akhirat.


3. Perisai dari Konsumsi yang Berlebihan

Salah satu tantangan terbesar manusia adalah gaya hidup konsumtif dan kerakusan terhadap dunia. Puasa mengajarkan kesederhanaan dan kepuasan dengan hal yang cukup. Rasulullah saw bersabda:


مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ


Artinya: Tidak ada tempat yang lebih buruk untuk diisi oleh manusia selain perutnya (HR Tirmidzi).


Dengan menahan diri dari makanan dan minuman sepanjang hari, seseorang belajar untuk lebih bersyukur atas nikmat yang ada, serta memahami bagaimana rasanya kelaparan yang dialami oleh orang-orang yang kurang beruntung. Puasa tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada tatanan sosial dan kesejahteraan masyarakat.


4. Membentuk Masyarakat yang Lebih Sabar dan Santun

Ketika setiap Muslim menjalankan puasa dengan penuh kesadaran, mereka akan lebih mengutamakan kesabaran, menghindari konflik, dan memperkuat persaudaraan sesama Muslim. Ini menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh keberkahan.


5. Mendorong Kepedulian terhadap Sesama

Puasa mengajarkan arti berbagi dan kepedulian terhadap orang-orang yang kurang beruntung. Dalam bulan Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak sedekah, memberi makan orang yang berbuka, dan menolong fakir miskin. Hal ini mempererat hubungan sosial dan mengurangi kesenjangan dalam masyarakat.


6. Mengokohkan Nilai Keislaman dalam Peradaban

Sejarah membuktikan bahwa umat Islam mencapai kejayaan saat mereka menjadikan ibadah sebagai landasan utama dalam kehidupan. Ketika Ramadhan dijalankan dengan sungguh-sungguh, nilai-nilai Islam semakin kokoh dalam kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi, membentuk peradaban yang bermartabat dan berkeadilan.


Ramadhan adalah waktu yang diberikan Allah sebagai sarana penyucian diri dan peningkatan spiritual. Puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga membangun ketahanan jiwa, mengendalikan nafsu, dan memperkuat keimanan.


Puasa adalah perisai yang melindungi kita dari berbagai keburukan dunia dan akhirat. Namun, perisai ini hanya akan berfungsi jika kita menjalankan puasa dengan kesadaran penuh, keikhlasan, dan pengamalan yang benar.


Semoga Ramadhan kali ini menjadi momen bagi kita untuk semakin dekat kepada Allah, memperbaiki diri, dan menjadikan puasa sebagai benteng sejati dalam kehidupan kita. Mari kita jadikan puasa bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi sebagai perisai yang menguatkan jiwa dan membimbing kita menuju ketakwaan.


H Puji Raharjo Soekarno, Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung