• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Opini

Puasa, Menjaga Kesehatan Mental Seorang Muslim

Puasa, Menjaga Kesehatan Mental Seorang Muslim
Dekan FDIK UIN Raden Intan KH Abdul Syukur (kiri), bersama Elies Troumi, Pakar Psikologi asal Perancis (Foto: Istimewa)
Dekan FDIK UIN Raden Intan KH Abdul Syukur (kiri), bersama Elies Troumi, Pakar Psikologi asal Perancis (Foto: Istimewa)

Orang yang berpuasa selain mendapatkan maghfirah dan pahala, juga memperoleh kebaikan diantaranya kesehatan raga dan jiwa. Meski berpuasa berdampak secara fisik manusia lemah, tetapi dibalik itu ada hikmah yang dahsyat yaitu orang yang berpuasa menjadikan sehat jasmani dan rohani, sehat jiwa dan raga, sehat fisik dan psikis bagi orang yang berpuasa. 


Hal demikian sesuai dengan yang disabdakan Rasulullah Nabi Muhammad saw: Berpuasalah kamu, niscaya kamu akan sehat. Hadits ini mendorong sekaligus mengungkap rahasia puasa berefek pada kesehatan diri manusia, baik sehat fisik maupun sehat psikis.


Ditinjau dari kesehatan psikis, puasa mampu menjaga kesehatan jiwa (maintaining mental well-being). Maksudnya bahwa mental well-being adalah kesehatan jiwa (mental) individu dalam keadaan sejahtera, karena ia mampu menyadari potensi yang dimilikinya, mampu menanggulangi tekanan hidup, seperti sabar dan tawakal.


Dalam Al-Quran kesehatan jiwa diungkap dengan redaksi nafsul muthmainnah yaitu jiwa yang tenang, tazkiyatun nafs yaitu jiwa yang bersih, qalbin salim yaitu hati yang sehat, hati yang bahagia dan sejahtera. 


Orang yang dalam kondisi bahagia, tenang, cerah, dan sumringah menunjukkan orang itu mampu menjaga kesehatan jiwanya, ia mampu mengolah kesejahteraan jiwanya. Jiwa yang sehat, psikis yang sehat, jiwa yang sejahtera juga dapat diraih dengan jalan berpuasa.


Sebab, esensi puasa juga melatih jiwa yang sabar, mendidik sikap tawakal, membimbing hati ikhlas, dan menuntun pikiran yang benar, dan menyuluh perilaku yang ramah, santun, empati dan peduli orang lain.

 

Puasa juga hakikatnya mampu mengkonseling jiwa yang bermasalah (mental disorder), mental yang stres, dan psikis yang tak mampu melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan. 


Menurut pakar ilmu jiwa, Prof Mustofa Fahmi dan Prof Zakiah Daradjat menyatakan bahwa psikis yang sehat adalah kondisi jiwa yang mampu menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungannya.

 

Untuk itu, menjaga kesehatan mental bagi seseorang merupakan sesuatu yang urgen dan diantara upaya menjaganya dengan cara berpuasa. Berpuasa yang juga ditujukan untuk melatih jiwa yang sabar dan tawakal kepada Allah.


Puasa mendidik jiwa sabar dan tawakal

Puasa adalah sabar, melatih jiwa agar sabar, di antara contohnya Menjaga Kesehatan Mental (MKM). Al-Qur’an tak secara langsung menyebutkan MKM, tetapi terdapat banyak ayat Al-Qur’an berbicara tentang jiwa yang sehat, jiwa yang bersih itulah jiwa yang membuat orang bahagia. 


Meski Al-Qur’an tidak secara langsung menyebutkan konsep menjaga kesehatan mental dalam perspektif bimbingan dan konseling Islam, tetapi secara spesifik banyak ahli dan pakar ilmu Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) terus menggali esensi makna isi Al-Qur’an. 


Dengan demikian, terdapat beberapa ayat dan konsep dalam Al-Qur’an dapat diinterpretasikan sebagai prinsip-prinsip yang mendukung kesehatan mental individu dalam konteks bimbingan dan konseling. Contohnya, ayat tentang sabar dan tawakal. 


1. Sabar dan tawakal, dalam Surah Al-Baqarah ayat 153: Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (pertolongan Allah) dengan sabar dan shalat, kerana Allah serta orang-orang yang sabar. Kemudian Surah At-Thalaq ayat 3: ... Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.


2. Orang yang berjiwa sabar dan tawakal yang dijaga dengan berpuasa dapat merawat kesehatan jiwanya dan dapat melakukan deteksi dini terhadap pemicu masalah bagi dirinya dan orang lain.


Sebagai penutup uraian, sabar dan tawakal di antara contoh menjaga kesehatan mental dapat dilakukan seseorang dengan jalan dan cara berpuasa. Termasuk puasa Ranadhan yang tengah diamalkan oleh umat Islam di bulan Ramadhan al-Mubarak ini.


KH Abdul Syukur, Dekan FDIK UIN Raden Intan dan Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung
 


Opini Terbaru