• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Opini

Hebatnya Pesantren, 24 Jam Mendidik para Santri

Hebatnya Pesantren, 24 Jam Mendidik para Santri
Para santri sedang mengaji usai shalat subuh (Foto Yudi Prayogga)
Para santri sedang mengaji usai shalat subuh (Foto Yudi Prayogga)

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan klasik yang masih bertahan di era gempuran pendidikan modern dan teknologi. Akan tetapi pesantren tidaklah menutup diri, karena sejarah mencatat, bahwa pesantren senantiasa terbuka bagi perubahan dan perkembangan zaman. 

 

Kehebatan dan keunggulan pesantren selalu memberikan warna tersendiri bagi masyarakat luas, sehingga tidak sedikit warga Indonesia yang selalu memondokkan anak-anaknya sejak zaman dahulu hingga sekarang. 

 

Lalu, kenapa pesantren masih selalu menarik, dan masih menjadi daya tarik bagi orang tua. Jawabannya karena ilmu agama dan akhlaknya. 

 

Kedua jawaban tersebut memang benar adanya. Karena biasanya orang tua yang memondokkan anaknya, berharap agar anaknya memiliki ilmu agama yang baik, sehingga bisa membimbing orang tuanya, keluarga dan masyarakatnya. Dan jika orang tuanya atau kerabatnya yang meninggal, maka ada yang selalu mendoakannya.

 

Selain ilmu agama, orang tua yang memondokkan anaknya, juga berharap agar akhlaknya semakin membaik. Seperti anak selalu menghormati orang yang lebih tua, tidak menyela perkataannya, dan hubungan sosialnya di masyarakat semakin baik. 

 

Pionir pertama yang menjadi poros dari kiblatnya ilmu dan akhlak para santri adalah kiainya,  setelah itu dewan pengajar yang membantu kiai. Dengan melihat suri tauladan yang ada dalam diri kiai, memicu para santri menjadi lebih baik lagi. 

 

Selain melihat suri tauladan dari kiai, para santri juga melihat dan memperhatikan akhlak para pengurus pondok, dan para ustadz dan ustadzah.  Di sini peran dari semua itu sangatlah penting dalam membentuk karakter para santri. 

 

Sebelumnya kita pernah mendengar tentang pendidikan berkarakter dalam dunia pendidikan. Jauh sebelum itu diusulkan dan  diberlakukan, pesantren sudah menerapkan sejak ratusan ribu tahun yang lalu. Yakni menyeimbangkan intelektual, spiritual dan akhlak yang baik.  Karakter inilah yang menjadi ciri khas dan keunggulan dari suatu pondok pesantren. 

 

Kenapa pesantren bisa membentuk pendidikan yang berkarakter dengan cepat. Jawabannya karena di pesantren para santri dididik selama 24 jam oleh sistem yang dibuat oleh kiai. 

 

Bagaimana tidak, mulai dari fajar semua santri dibangunkan untuk shalat sunnah Tahajjud dilanjut shalat subuh berjamaah. Setelah subuh dilanjut dengan mengaji atau membaca kitab.

 

Agak siang sedikit, santri diarahkan untuk shalat dhuha dan ngaji sorogan. Menjelang zuhur santri digiring ke masjid untuk shalat berjamaah. Dan di sela-sela antara shalat wajib lima waktu, pasti ada ngajinya. Semua itu terus berulang, sampai santri lulus dari pondok pesantren. 

 

Jadi hampir 24 jam, amaliah para santri terjaga, dan selalu terus menerus berulang kali.  Hal seperti ini juga belum tentu bisa dikerjakan oleh para santri ketika di rumah, lebih-lebih hanya dengan pengawasan kedua orang tuanya. Karena tidak semua orang tua bisa mengarahkan anak-anaknya untuk selalu shalat lima waktu berjamaah dan ngaji. 

 

Hampir 24 jam pak kiai, bu nyai, para pengurus pondok, ustadz dan ustadzah, selalu mengawasi dan mengontrol kegiatan para santri, mulai dari monitoring jamaah, akhlak, hadalan, pengetahuan umum, serta monitoring pelanggaran yang  dilarangan di pondok pesantren yang justru bisa merugikan para santri itu sendiri.

 

Sehingga di pondok pesantren para santri selalu ditempa sedemikian rupa dan  hanya difokuskan untuk selalu memperbanyak ibadah dan menuntut ilmu. 

 

Yudi Prayoga, Pengajar di Pondok Pesantren Al Hikmah, Bandar Lampung


Opini Terbaru