• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Opini

Euforia HSN, Eksistensi dan Pengakuan Publik pada Santri

Euforia HSN, Eksistensi dan Pengakuan Publik pada Santri
Alie Fadhilah Musthofa, Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Ampel, Punggur, Lampung Tengah. (Foto: Istimewa)
Alie Fadhilah Musthofa, Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Ampel, Punggur, Lampung Tengah. (Foto: Istimewa)

Tanggal 22 Oktober 2023, para santri larut dalam suka cita dengan merayakan peringatan Hari Santri Nasional (HSN).

 

Hal ini bisa dilihat dari banyaknya agenda dan bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati hari santri.

 

Terlebih lagi ternyata euforia hari santri ini tidak hanya dirasakan para santri di pesantren saja.

 

Pengurus Nahdlatul Ulama dari berbagai tingkatan rasanya tidak afdhol jika tidak melakukan kegiatan untuk menyemarakkan hari santri.

 

Kemudian unsur pemerintah mulai dari camat, bupati, gubernur juga ikut dalam momen ini.

 

Bahkan Presiden Jokowi juga tak mau ketinggalan ikut dalam Apel Hari Santri Nasional di Surabaya didampingi para menteri dan pejabat tinggi negara lainnya.

 

Masyarakat umum pun ikut berpartisipasi dengan mengikuti upacara di lapangan kecamatan atau alun-alun pemerintah daerah.

 

Euforia ini menjadi hal yang sangat membanggakan di mana menunjukkan eksistensi santri sudah mendapatkan pengakuan yang luas pada semua kalangan.

 

Paling tidak ada dua pengakuan yang dimaksud, pertama, tentang fakta sejarah hari santri itu sendiri yakni pada 22 Oktober yang merupakan kilas balik sejarah perjuangan di mana pada Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan resolusi jihad.

 

Hal tersebut disambut dengan semangat jihad para santri dalam mempertahankan kemerdekaan mengusir penjajah yang ingin menguasai kembali Republik Indonesia.

 

Kedua, pengakuan pada masa saat ini di mana peran dan kontribusi santri sudah nyata dan sangat dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat.

 

Bagi para santri sendiri, tentu peringatan hari santri ini tidak hanya sebatas euforia saja. Tapi juga momentum kebangkitan untuk lebih membuktikan kiprah dan keterlibatan santri.

 

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan tagline Jihad Santri Jayakan Negeri, yang berarti upaya sungguh-sungguh santri untuk berkhidmat memajukan bangsanya.

 

Sekadar mengenang, dahulu santri hanya dipandang sebelah mata bahkan mendapat cap kolot dengan sarungnya.

 

Tapi tanpa kehilangan identitasnya, ternyata saat ini dengan sarungnya santri juga bisa tampil milenial yang diperhitungkan dan sangat dinanti kiprahnya.

 

Alie Fadhilah Musthofa, Pengasuh Pondok Pesantren Sunan Ampel, Punggur, Lampung Tengah.


Opini Terbaru