Film Sang Kyai Pukau Ustadz Way Kanan

Way Kanan: Dalam rangka memperingati hari pahlawan, PC GP ANSOR Way Kanan mengadakan acara nonton bareng Pemutaran film Sang Kyai.Kegiatan tersebut diadakan di Kampung Umpu Bhakti dan Umpu Kencana Kecamatan Blambangan Umpu,minggu, (9/11). “Sang Kyai” adalah Sebuah film yang mengangkat kisah perjuangan ulama dan umat Islam di Jawa Timur yang motori oleh Hadratus Syaih KH Hasyim Asy’ari. Pemutaran film tersebut dapat memukau sejumlah ustadz, pemuka agama dan masyarakat. "Filmnya bagus. Saya dan anak-anak muda jadi mengerti sejarah dan peran ulama, umat Islam, serta pondok pesantren atas kemerdekaan bangsa Indonesia," ujar ustadz Tukijo Hadinoto, di Blambangan Umpu. Ustadz Tukijo yang juga Imam Mushola At Taqwa di Kampung Umpu Bhakti itu mengaku, baru pertama kali menonton film disutradarai Rako Prijanto yang mengisahkan Resolusi Nahdlatul Ulama atau keputusan yang dihasilkan dari Rapat Besar Konsul-konsul NU se-Jawa dan Madura di Surabaya pada 22 Oktober 1945. Keputusan tersebut ditujukan kepada Pemerintah Republik Indonesia dan umat Islam Indonesia untuk berjuang membela Tanah Air dari pendudukan kembali pihak Belanda dan sekutu setelah proklamasi kemerdekaan diserukan. "Jujur saya terkesima dengan film itu. Jika GP ANSOR mau memutar lagi, saya siap menonton lagi," ujar ustadz Tukijo lagi. Penasehat PC GP ANSOR Way Kanan Supri Iswan menambahkan, jika melihat kisah di film tersebut, sudah selayaknya bangsa Indonesia memberikan penghargaan yang layak kepada para pendiri NU. "Terima kasih kepada pemerintahan Jokowi-JK yang menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada KH. A. Wahab Chasbullah," ujar Ketua PC GP ANSOR Way Kanan periode 2010-2014 tersebut. Dengan penetapan KH A Wahab Hasbullah sebagai pahlawan nasional, tercatat ada tiga pendiri NU menjadi pahlawan nasional. "Ditambah Hadratus Syaih KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahid Hasyim. Diharapkan masyarakat bisa meneladani kisah dan perjuangan pendiri NU, yang memiliki jiwa nasionalisme dan semangat rela berkorban untuk agama, bangsa dan negara," demikian Supri Iswan.  (Gatot Arifianto)  

---