• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Rabu, 17 April 2024

Keislaman

Menjadi Manusia Baik dengan Ajaran Moh Limo Sunan Ampel

Menjadi Manusia Baik dengan Ajaran Moh Limo Sunan Ampel
ilustrasi foto sunan Ampel
ilustrasi foto sunan Ampel

SALAH satu konsep dalam dakwah Sunan Ampel yang dikenal dengan istilah “Moh Limo”. Itu adalah  suatu tindakan tidak menginginkan lima hal. 

 

Moh Limo merupakan strategi dakwah yang memiliki nafas Islam sekaligus filosofi dari leluhur masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa identik dengan sikap yang tidak mau banyak mengurusi persoalan orang lain.

 

Tidak menginginkan keribetan. Lebih baik menghindar dan berdamai. Suatu sikap tidak ingin atau tidak mau atau "moh" yang diterapkan Sunan Ampel dengan tujuan untuk menghindari maksiat atau "moh" terhadap maksiat. 

 

Belakangan "moh limo" menjadi falsafah atau ciri khas dakwah Sunan Ampel untuk memperbaiki kerusakan akhlak masyarakat Jawa pada masa itu. 

 

Lima hal yang dimaksud adalah, pertama,  moh main. itu artinya berarti tidak bermain judi, seperti bermain kartu yang mempertaruhkan uang, atau bermain apapun yang mempertaruhkan uang atau sesuatu yang saling merugikan. Karena berjudi tidak hanya berasal dari kartu dan uang. Bisa jadi dengan bola dan rokok.   

 

Kedua, moh ngombe. Ini berarti tidak meminum minuman yang memabukkan seperti arak (khamr). Salah satu tujuan syareat yakni hifdzul Aql (menjaga akal). Menjaga akal agar tetap waras dan sehat hukumnya wajib, dengan cara menghindari sesuatu yang memabukkan hingga menghilangkan kewarasan akal. 

 

Ketiga, moh maling. Ini artinya tidak mencuri barang orang lain yang bukan menjadi haknya. Kita harus mengetahui semua harta adalah titipan. Jangan sampai harta Allah yang dititipkan pada orang lain, ikut diambil tanpa seizin Allah. Pepatah mengatakan, lebih baik air satu gelas tetapi menghilangkan dahagamu, daripada meminta satu kolam yang justru menenggelamkanmu.

 

Keempat, moh madat. Ini berarti tidak menggunakan barang yang menyebabkan candu, seperti ganja, narkotika dan sejenisnya. Tidak menginginkan barang seperti itu berarti kita telah menjalankan syareat yakni hifdzun nafs (menjaga jiwa). Menjaga jiwa hukumnya wajib, maka menyakiti tubuh dengan sesuatu yang candu merusak hukumnya haram. 

 

Kelima, moh madon. Ini berarti tidak bermain wanita, dalam artian tidak melakukan zina atau percumbuan terhadap lawan jenis yang bukan suami istri. Berzina bisa merusak nasab seseorang. Jika ada laki-laki dan perempuan bukan suami istri berzina, kemudian memiliki anak, maka nasabnya tidak bisa disandarkan kepada bapaknya, melainkan kepada ibunya. Jika anaknya perempuan, maka bapak yang zina tadi tidak bisa menjadi wali nikahnya. 

 

Jika kita bisa menjalankan hidup dengan falsafahnya Sunan Ampel, maka niscaya kita akan menjadi manusia yang berpribadi baik. Semua yang dilarang Sunan Ampel diatas merupakan kategori maksiat dengan dosa besar, yang dalam ilmu fiqih masuk dalam jinayah dengan hukuman yang sangat berat. 

 

Menjadi baik tidak hanya dengan menjalankan perintah Allah dan Rasulnya. Tetapi juga harus sanggup meninggalkan segala laranganNya.

 

Yudi Prayoga, sekretaris MWCNU Kedaton Bandar Lampung.


Keislaman Terbaru