• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 6 Mei 2024

Warta

Tingkatkan Mutu Pendidik, Pesantren Minhadul Ulum Pesawaran Gelar Capacity Building

Tingkatkan Mutu Pendidik, Pesantren Minhadul Ulum Pesawaran Gelar Capacity Building
Tingkatkan Mutu Pendidik, Pesantren Minhadul Ulum Pesawaran Gelar Capacity Building, Ahad (29/10/2023). (Foto: Istimewa).
Tingkatkan Mutu Pendidik, Pesantren Minhadul Ulum Pesawaran Gelar Capacity Building, Ahad (29/10/2023). (Foto: Istimewa).

Pesawaran, NU Online Lampung

Pondok Pesantren Minhadul Ulum, Kabupaten Pesawaran menyelenggarakan capacity building di Aula Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Ahad (29/10/2023).

 

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mencetak dan mendidik generasi berkualitas serta beretika mulia. Harus diiringi dengan pendidik kompeten dan profesional di bidangnya masing-masing.

 

Kegiatan tersebut diisi oleh narasumber yaitu Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan M Rifai Aly dan Dosen Institut Agama Islam (IAI) Darul Amal Lampung, Kota Metro Nur Muhammad.

 

Dosen UIN Raden Intan, M Rifai Aly menyampaikan, pengembangan kapasitas (capacity building) adalah peningkatan kualitas mencakup tiga aspek.

 

Pertama, yaitu individu. Membahas bagaimana setiap personalia memiliki jiwa loyalitas dan kerja, serta memiliki kesadaran tanggung jawab yang tinggi,” ujarnya. 

 

Tips pada poin tersebut seorang pendidik atau pegawai harus menanamkan prinsip-prinsip kerja ikhlas (tidak mengeluh), kerja mawas (mampu mengendalikan emosional, kerja cerdas (memahami besar kecilnya risiko), dan kerja tuntas (semua tugas selesai tidak setengah-setengah).

 

Kedua, yaitu organisasi atau lembaga. Sebuah organisasi atau lembaga harus menciptakan budaya organisasi yang positif,” ungkapnya.

 

Menurutnya hal tersebut agar membentuk setiap elemen di dalamnya. Seperti budaya disiplin, tawadhu, dan menghargai waktu.

 

Ketiga, yaitu sistem. Ini melekat pada sosok pimpinan. Bagaimana konsep yang digagas dalam mewujudkan visi misi dan langkah-langkah dalam mengambil kebijakan,” katanya.

 

Ia mengatakan seorang leader atau pengasuh harus mampu melihat mana skala prioritas yang diutamakan untuk kebaikan lembaga, dan memiliki jiwa untuk mengayomi seluruh anggota.

 

Selain itu, capacity building juga mengajak untuk setiap personalia bisa mengukur efektif dan efisien dalam segala hal kegiatan. Memiliki analisa yang tajam agar program kerja dapat tercapai dengan kebutuhan anggaran yang tepat.

 

“Pelatihan capacity building merupakan upaya untuk menjadikan yayasan  semakin berkualitas. Wawasan untuk meningkatkan mutu pendidik, stakeholder dan para pegawai agar lebih baik dan berdampak positif seperti meningkatkan minat dan kepercayaan masyarakat,” tuturnya.

 

Dosen IAI Darul A’mal Lampung, Nur Muhammad menyampaikan, pengembangan kapasitas meliputi dua hal.

 

Pertama, individu yaitu seorang pendidik ataupun pegawai dalam suatu lembaga harus memiliki rasa tanggung jawab, disiplin yang tinggi agar dapat menjalani tugas dengan baik,” ujarnya.

 

Ia melanjutkan, Kedua, yakni Kelompok. Pada poin ini harus terjalin komunikasi, koordinasi yang baik agar segala persoalan bisa diatasi.

 

“Penting sekali merawat kerja sama saling menjaga hubungan baik satu sama lain. Ibarat pohon dapat terus berkembang dan berbuah, tentu harus rajin disirami dan dirawat dengan baik.,” katanya. 

 

Begitu juga lembaga, lanjutnya, tempat bernaung di pesantren agar bisa menghasilkan buah yang segar dan manis. Maka harus menunjukkan loyalitas serta memberikan yang terbaik.

 

Ummul Ma’had Minhadul Ulum Pesawaran, Hj Mariam Maulida menyampaikan, sangat mengapresiasi kegiatan ini dan penting sekali materi-materi yang disampaikan oleh narasumber.

 

“Harapannya ilmu yang diberikan bisa dipraktikkan untuk meningkatkan  mutu pendidikan di pesantren maupun di madrasah formal,” ujarnya.

 

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Minhadul Ulum, Gus Amin dalam sambutannya menyampaikan, keseimbangan antara ilmu dan akhlak.

 

“Pendidikan harus memaksimalkan penanaman nilai-nilai akhlak terhadap peserta didik,” ujarnya.

 

Ia melanjutkan, di zaman yang serba canggih ini, menjadikan anak didik sebagaimana anak kandung, karena doa anak didik sama nilai asetnya dengan doa anak kandung.

 

Hadir dalam pelatihan tersebut 80 dewan guru, tenaga kependidikan Pondok Peesantren Minhadul Ulum. Para peserta juga sangat antusias untuk melakukan dialog interaktif kepada pemateri.

(Rengga JM)


Warta Terbaru