• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Warta

Prof. Mukri: Hindari Politik Identitas, Jadikan Agama sebagai Solusi, Bukan Sumber Masalah

Prof. Mukri: Hindari Politik Identitas, Jadikan Agama sebagai Solusi, Bukan Sumber Masalah
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof KH Mohammad Mukri. (Foto: Istimewa)
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof KH Mohammad Mukri. (Foto: Istimewa)

Bandarlampung, NU Online Lampung

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof KH Mohammad Mukri mengajak masyarakat untuk menghindari praktik politik identitas. Terlebih menggunakan identitas agama untuk kepentingan politik praktis yang akan menjadikan agama sebagai pemicu masalah atau konflik dan memunculkan polarisasi di tengah masyarakat.


Kepada partai politik, khususnya pada calon legislatif dan juga eksekutif yang akan mengikuti kontestasi pada Pemilu, ia mengajak untuk berkompetisi secara sehat dengan adu program dan gagasan. Bukan adu identitas seperti identitas agama, suku, dan sejenisnya.


“Silakan adu gagasan dan program-program kerakyatan terkait masalah ekonomi, pendidikan, dan sektor-sektor lainnya. Jangan jualan agama, itu sudah bukan zamannya lagi,” katanya kepada di Bandarlampung, Jumat (30/6/2023).


Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung ini mengajak umat beragama di Indonesia untuk bersama-sama menjaga kesucian agama dengan menjadikannya sebagai solusi dari problematika kehidupan. Bukan sebaliknya, agama dipolitisasi sehingga malah memunculkan masalah yang mengarah kepada disintegrasi bangsa.


“Agama harus menjadi solusi dari masalah. Bukan sumber dari masalah,” tegasnya.


Ia pun mengajak masyarakat untuk bijak dan benar-benar memilih sosok yang memiliki kompetensi dan visi yang baik sebagai wakil rakyat saat pesta demokrasi pada 2024 digelar nantinya. “Hindari pola pikir pragmatis dan transaksional karena akan menjadi masalah besar bagi perkembangan bangsa kita sendiri,” imbaunya.


Terkait dengan beda pilihan pada pesta demokrasi Pemilu, lanjutnya, itu merupakan sebuah keniscayaan. Perbedaan ini tidak boleh dijadikan pemicu perpecahan dengan saling menjelekkan dan menyalahkan pilihan orang lain serta menganggap pilihannya lah yang paling baik. 


“Toleransi dan moderasi menjadi kunci hidup penuh dengan harmoni. Jika kita bisa saling menghormati, maka kedamaian akan terwujud dengan baik,” pungkasnya. (Muhammad Faizin)


Editor:

Warta Terbaru