Warta

Peringati Hari Santri, Pesantren Al Hikmah Ajak Guru Dalami Aqidah Aswaja dan Sejarah Perjuangan Santri

Senin, 21 Oktober 2024 | 15:47 WIB

Peringati Hari Santri, Pesantren Al Hikmah Ajak Guru Dalami Aqidah Aswaja dan Sejarah Perjuangan Santri

Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Al Hikmah Bandar Lampung, KH Basyaruddin Maisir saat menyampaikan materi pada pengajian bagi dewan guru. (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2024 dan memperkuat ke-NU-an, Yayasan Al Hikmah Kedaton Bandar Lampung menggelar pengajian bagi dewan guru di Gedung B Pondok Pesantren Al Hikmah, Senin (21/10/2024).


Pengajian ini diselenggarakan sebagai bentuk pembelajaran bagi seluruh dewan guru di lingkungan Pesantren Al Hikmah untuk lebih dekat mengenal perjuangan para santri dan kiai di era kemerdekaan, serta memperdalam aqidah Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah, atau lebih mudah dikenal dengan ke-NU-an.


Ketua Bidang Kepesantrenan Pesantren Al Hikmah, Ustadz Abdul Aziz mengatakan bahwa perjuangan para santri dan kiai sangat besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia.


“Santri dan kiai jasanya sangat banyak bagi Negara Indonesia, hanya saja tidak tercatat dalam sejarah secara menyeluruh. Adanya peristiwa 10 November di Surabaya berkat ada seruan sebelumnya pada 22 Oktober, yang dikenal dengan Resolusi Jihad,” ujarnya.


Meski banyak korban pada 10 November, akan tetapi berkat tekat juang dan perlawanan rakyat, salah satunya para santri dan kiai, mengukuhkan bahwa Indonesia anti terhadap penjajah.


“Berkat perlawanan di Surabaya itulah yang menjadikan dunia memandang bahwa Indonesia sangat menentang penjajah dan harus merdeka seutuhnya,” tuturnya.


Setelah kejadian di Surabaya selesai para santri kembali ke pesantren dan para kiai mengajar kitab kuning kembali, sehingga jasanya kurang tertulis di buku-buku sejarah nasional.


Selain mengetahui sejarah perjuangan para santri dan kiai, Guru Al Hikmah juga harus paham dan mengerti tentang aqidah yang dikukuhkan oleh Nahdlatul Ulama, karena santri dan kiai yang menjadi pejuang waktu itu beraqidahkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyyah.


Pimpinan Yayasan Al Hikmah Bandar Lampung, KH Basyaruddin Maisir mengatakan, Guru Al Hikmah harus paham aqidah yang diikuti oleh ulama Ahlussunnah NU jangan sampai tidak paham dan malah mencampuradukkan amaliah.


“Seluruh dewan guru, selain mengajar juga harus memberikan penanaman aqidah kepada anak didiknya, yakni dengan aqidah yang diikuti oleh ulama Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah” ucapnya.


Salah satu contoh aqidah yang kita ikuti dan yakini adalah adanya ziarah kubur, tawasul, amal yang mengalir. Bukti bahwa doa didengar oleh ahli kubur dan doa sampai, yakni ketika masuk makam kita diajari oleh Rasulullah untuk mengucap salam, assalamualaikum (keselamatan atas kalian semua).


“Dan juga dalam hadits ada doa anak yang saleh akan sampai dan tidak terputus. Sedangkan anak ada dua, anak kandung dan anak murid,” ungkapnya.


Di akhir pengajian, Kiai Maisir membagikan buku karangan beliau berjudul Kumpulan Doa Pilihan. Buku tersebut berisi zikir dan doa amaliah NU, mulai tentang zikir setelah shalat hingga doa selamatan pengantin dan bayi.