• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Warta

Perang Sarung Memakan Korban, MUI Lampung Dukung Polisi Ambil Tindakan Tegas 

Perang Sarung Memakan Korban, MUI Lampung Dukung Polisi Ambil Tindakan Tegas 
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung Prof. H Mohammad Mukri. (Foto: Faizin/NUO)
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung Prof. H Mohammad Mukri. (Foto: Faizin/NUO)

Bandarlampung, NU Online Lampung

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung Prof. H Mohammad Mukri mengungkapkan keprihatinannya pada peristiwa meninggalnya remaja di Lampung Selatan akibat perang sarung. Terlebih tragedi tersebut terjadi di bulan suci Ramadhan 1445 H.


Atas kejadian ini, ia berharap pihak berwenang seperti kepolisian dan pemerintah daerah untuk tidak ragu-ragu menindak dan menangkap remaja atau siapapun yang melakukan tindakan-tindakan melanggar norma hukum yang berlaku serta mengganggu kamtibmas. 


“Jika didapati tawuran, geng motor, dan tindakan yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat, kepolisian harus tegas. Polisi jangan ragu ambil tindakan hukum," tegas salah satu Ketua PBNU ini, Jumat (22/4/2024).


Polisi lanjutnya, diberikan wewenang oleh negara untuk menjaga ketertiban keamanan masyarakat (Kamtibmas) masyarakat. "Kalau dari sisi keamanan, polisi jangan ragu mengambil tindakan," tegasnya mendukung aparat kepolisian.


Ia juga berharap potensi-potensi terjadinya tindak kejahatan dan gangguan masyarakat untuk bisa diminimalisasi oleh semua pihak khususnya pemerintah daerah. Semisal dengan memastikan lampu jalan berfungsi dengan baik sehingga masyarakat merasa nyaman.


Pasalnya menurut Prof Mukri, kejahatan bisa terjadi bukan hanya karena ada niat jahat pelakunya, namun juga karena ada kesempatan.


Pentingnya pendidikan akhlak remaja 

Tokoh Lampung yang pernah menjabat Ketua PWNU Lampung ini mengatakan, peristiwa memprihatinkan ini juga perlu menjadi perhatian semua pihak, khususnya orang tua dalam mendidik putra-putrinya.


Di era digital saat ini ungkap Prof Mukri, orang tua tidak hanya cukup memenuhi kebutuhan materi putra-putrinya namun lebih dari itu harus mengontrol aktivitas offline maupun online mereka.


“Saat ini, remaja sudah hidup di dua dunia yakni dunia nyata dan dunia maya. Apa saja informasi bisa diakses melalui perkembangan teknologi internet dan media sosial. Termasuk tindakan-tindakan negatif bisa bermula dari aktivitas di media sosial,” ungkapnya.


Selain orang tua, kejadian ini juga harus menjadi perhatian serius bagi semua lembaga pendidikan. Di era saat ini generasi muda tidak hanya cukup mendapatkan ilmu pengetahuan saja namun lebih dari itu harus mendapatkan pendidikan akhlak, karakter, dan kepribadian. 


Jika pendidikan akhlak tidak diperkuat di era tanpa batas saat ini, maka konsekuensinya, generasi muda akan bisa lepas kontrol dan melakukan hal-hal negatif yang jauh dari akhlakul karimah.


Sehingga ia menyebut bahwa tugas pendidik saat ini sangatlah berat. “Guru tidak hanya sekadar mengajar saja namun harus mendidik,” harapnya.


Editor:

Warta Terbaru