• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Warta

Pengurus Pondok Pesantren Harus Telaten Terhadap Santri

Pengurus Pondok Pesantren Harus Telaten Terhadap Santri
Sarasehan Pondok Pesantren Al Hikmah Bandar Lampung (Foto: Istimewa)
Sarasehan Pondok Pesantren Al Hikmah Bandar Lampung (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Pengurus pondok pesantren harus bisa lebih telaten terhadap para santri. Menjadi pengurus harus selalu mengurusi para santri, karena semua akan ada hikmah dan berkahnya. 


Hal tersebut disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah Kedaton Bandar Lampung, KH Basyaruddin Maisir ketika sarasehan di Ruang Studio Lantai 3 Pondok Pesantren Al Hikmah, Jumat (6/1/2023). Sarasehan tersebut dilakukan, agar menggugah semangat dan spirit semua pengurus yang ada di lingkungan pondok pesantren. 


“Menjadi pengurus harus open kepada santri, karena semua ada manfaat dan keberkahanya ketika di masyarakat nanti,” ujarnya.


Menurut Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung itu, pengurus di pondok pesantren merupakan garda terdepan dari aktivitas akhlak santri, jika baik maka santrinya juga akan baik. 


“Pengurus merupakan suri tauladan bagi para santri, sehingga apa yang dikerjakan oleh pengurus itu akan diamati oleh santri, sehingga santri kadang akan menirukannya,” ungkapnya.


Sekretaris Yayasan Al Hikmah, Ustadz Idhan Januardhana mengingatkan, kepada seluruh pengurus agar selalu meningkatkan mutu dengan banyak mengaji, belajar, diskusi, sehingga waktunya tidak banyak kosong, apalagi hanya untuk bermain game.


“Pengurus harus aktif, jangan banyak diam, harus sering berdiskusi apapun itu, ikut mengaji, sehingga akalnya akan aktif,” ujarnya.


Lebih lanjut ia mengatakan akal jika tidak digunakan untuk berpikir itu seperti air yang tidak mengalir.


“Akal yang diam itu bagaikan air tidak mengalir, yang hanya menjadi kobangan. Lama mengendap menyimpan penyakit. Begitu juga dengan otak (akal) kita,” katanya.

(Yudi Prayoga)
 


Warta Terbaru