• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Warta

Pelantikan PCNU Pesawaran, Ketua PBNU: Organisasi yang Baik Harus Koheren

Pelantikan PCNU Pesawaran, Ketua PBNU: Organisasi yang Baik Harus Koheren
Ketua PBNU Prof H. Moh. Mukri. (Foto: Istimewa)
Ketua PBNU Prof H. Moh. Mukri. (Foto: Istimewa)

Pesawaran, NU Online Lampung

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pesawaran masa khidmah 2023-2028 dilantik pada Ahad, (21/1/2024) malam di Pesantren Raudlatul Huda Al Islamy Sidomulyo. Kepengurusan ini dinahkodai oleh Kiai Agus Mahfudz dan H. Ahmad Ulinnuha sebagai Rais Syuriyah dan Ketua Tanfidziyah PCNU Pesawaran.


Saat pelantikan tersebut, Ketua Pengurus besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof H. Moh. Mukri mengajak pengurus dan warga NU khususnya di Pesawaran untuk senantiasa selaras dalam harakah (gerakan). Seluruh warga NU menurutnya harus bergerak sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh PBNU. 


“Gerakan NU yang baik adalah gerakan yang selaras dan satu koordinasi dengan keorganisasian NU dari bawah sampai pusat. Organisasi yang baik harus koheren (terpadu),” imbaunya.


Ia pun berpesan kepada pengurus NU di Lampung di setiap tingkatannya untuk tegak lurus dengan kebijakan-kebijakan PBNU. “Jangan sampai ada PCNU tidak koheren dengan PBNU atau dengan PWNU-nya. Organisasi yang baik adalah organisasi yang kompak, satu komando,” imbuhnya.


Selaras dalam harakah menurutnya menjadi salah satu ciri warga NU di samping beberapa ciri lainnya seperti selaras dalam amaliah (cara beribadah), fikrah (pemikiran), dan ghirah (semangat). Koheren dalam pergerakan perkumpulan ini menurutnya juga sering ditekan kan oleh Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam berbagai kesempatan.


Gus Yahya menurutnya sering mengibaratkan koheren tersebut dengan sebuah tongkat. Benda ini menjadi bagian sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama yang merupakan bentuk izin dari Syaikhona Muhammad Cholil kepada muridnya, KH Hasyim Asy’ari untuk mendirikan Nahdlatul Ulama (NU). 


Tongkat ini pun diserta ayat Al-Qur’an Surat Thaha ayat 17-21 yang artinya: "Dan apakah yang ada di tangan kananmu, wahai Musa?" Dia (Musa) berkata, "Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya, dan aku merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku, dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain. Dia (Allah) berfirman, "Lemparkanlah ia, wahai Musa!" Lalu (Musa) melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Dia (Allah) berfirman, "Peganglah ia dan jangan takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula."


Pada konteks Jamiyyah Nahdlatul Ulama yang merupakan organisasi besar, maka menurutnya perlu ditata dengan tongkat komando agar NU menjadi organisasi yang terpadu. NU harus menjadi organisasi yang koheren, padu. Artinya setiap bagian dari organisasi ini harus bisa bergerak satu sama lain dengan irama yang rapi, irama yang tertata menuju arah bersama yang telah ditentukan sebelumnya.


"Kalau PBNU nya A, Ranting Harus A. Itu berarti PWNU, PCNU, MWCNU sampai ranting semua A. Tidak boleh ada yang lain," tegasnya. "Kalau PBNU bilang berangkat, semua berangkat. Kalau PBNU bilang berhenti, semua berhenti," tegas Gus Yahya pada Konferensi Wilayah (Konferwil) Ke-11 Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung yang diselenggarakan di Kampus Universitas Ma’arif Lampung (Umala) Kota Metro pada Juli 2023 lalu.


Editor:

Warta Terbaru