Musyawarah Mufakat, Kiai Agus Fathullah dan Ahmad Khotob Terpilih Jadi Rais dan Ketua NU Pesisir Barat
Sabtu, 22 Juni 2024 | 15:36 WIB
Muhammad Faizin
Penulis
Krui, NU Online Lampung
Konferensi Cabang Ke-3 NU Pesisir Barat di MTs NU Krui rampung digelar pada Sabtu (22/6/2024). Konferensi yang dibuka oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof. Moh. Mukri berhasil memutuskan nahkoda baru PCNU Bumi Sai Batin dan Ulama ini.
Melalui musyawarah mufakat, Kiai Agus Fathullah terpilih sebagai Rais Syuriyah. Sementara Ahmad Khotob terpilih menjadi Ketua Tanfidziyah PCNU Pesisir Barat periode 2024-2029.
Sesaat setelah terpilih nahkoda baru NU Pesisir Barat, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung Dr. Puji Raharjo berharap kepengurusan baru NU di Pesisir Barat mampu menjadikan NU lebih baik dengan pengkhidmahan yang tulus.
"Berkhidmat bukan untuk membesarkan NU, karena NU sudah besar, tetapi justru penguruslah yang mendapat berkah dan manfaat dari khidmat kepada NU. Melalui khidmat ini, memperkuat diri sendiri dan komunitas dengan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan yang kuat," ungkapnya.
Terlebih Pesisir Barat, yang dikenal dengan slogan "Negeri Para Saibatin dan Ulama," ia mengajak pengurus NU dan menjaga identitas ini dengan menguatkan peran ulama serta melestarikan adat dan budaya lokal.
Slogan ini, menurutnya, menjadi pengingat akan tanggung jawab untuk melanjutkan warisan para pendahulu dan membangun masyarakat yang berakhlak mulia dan berilmu.
Ia berharap juga para pengurus bisa memaksimalkan program kerja yang telah diputuskan dalam Konfercab tersebut. Karena lanjutnya, Konfercab adalah momen penting untuk mengevaluasi dan merencanakan langkah strategis Nahdlatul Ulama (NU) di Pesisir Barat.
"Konfercab bukan hanya memilih pengurus saja, namun penting evaluasi dan menyusun rencana program kerja," katanya.
Bagaimana pun, para pengurus NU memiliki banyak pekerjaan rumah (PR) dengan berbagai program strategis seperti memiliki klinik, sekolah, dan lembaga perekonomian.
Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu sikap koheren dari seluruh tingkatan pengurus dengan PBNU. "Tidak ada tafsir lain dari berorganisasi kecuali hanya AD/ART dan peraturan perkumpulan yang harus dipatuhi bersama untuk organisasi yang berdaulat," katanya.
"Barangsiapa yang mau mengurus NU akan aku anggap sebagai santriku. Siapa yang menjadi santriku akan kudoakan khusnul khatimah beserta anak-cucunya" imbuhnya mengutip pernyataan KH Hasyim Asy'ari. (Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 3 Cara Meraih Pahala yang Setara dengan Haji bagi yang Tidak Mampu
2
Ikut Kang Jalal Yuk!, Pelatihan Tukang Jagal Halal LTMNU Pringsewu
3
IPNU-IPPNU MAN 1 Pringsewu Terbentuk, Persiapan Pelantikan Dikebut
4
Peluncuran CV Rich Makmur International hingga Pesantren Ramah Anak Semarakkan Harlah RMINU
5
Perkuat Peran di Bidang Kesehatan, PW Muslimat NU Jalin Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan Lampung
6
Anggota DPRD Lampung Minta Dinas Pendidikan Konsisten Terapkan Jalur SPMB
Terkini
Lihat Semua