Madrasah Diniyyah Manba’ul Hikmah, Gelar Workshop Pembuatan Kisi-Kisi dan Butir Soal Diniyyah
Ahad, 13 Maret 2022 | 16:30 WIB
Yudi Prayoga
Penulis
Bandar Lampung, NU Online Lampung
Madrasah Diniyyah (Madin) Manba’ul Hikmah, Kedaton, Bandar Lampung menyelenggarakan workshop pembuatan kisi-kisi dan butir soal Madrasah Diniyyah yang diisi oleh Ustadz Wisnu Juli Wiono, Dosen Universitas Lampung (Unila) di ruang rapat Yayasan Al Hikmah lantai 2, Sabtu (12/3/2022). Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya dalam meningkatkan kapasitas pengajar di yayasan Al Hikmah.
Acara ini dihadiri oleh 15 guru Madin. Semua guru membawa laptop dan kitab-kitab yang diampu masing-masing di diniyyah. Karena dalam workshop ini langsung dipraktikkan cara membuat contoh soal yang benar, yang diambil dari kitab-kitab yang diampu atau diajar.
Kepala Madrasah Diniyyah (Kamad) Manba’ul Hikmah, Ustadz Miswanto mengatakan, workshop ini bisa menjadikan guru-guru madin memiliki standar dalam pembuatan soal, “Sehingga kualitas dalam pendidikan semakin baik dan maju,” ujarnya.
Dalam pemaparannya Ustadz Wisnu Juli Wiono tidak langsung menggiring untuk cara membuat soal. Melainkan mengawali dengan beberapa istilah yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran yang ditampilkan dengan slide power point, yang diberi judul instrumen penilaian hasil belajar diniyyah.
Dalam slide tersebut berisikan evaluasi, asesmen, dan pengukuran. Kemudian dibahas juga tentang fungsi penilaian yang terdiri dari assesment of learning, assesment for learning, dan assesment as learning.
Selain itu Ustadz Wisnu menjelaskan tentang ranah penilaian bloom yang umum digunakan oleh pendidikan di Indonesia yakni dengan cognitive, affective, dan psychomotor. Serta ranah pengetahuan Krathwohl dan Anderson yang berisikan proses berpikir dan kata kerja operasional.
Setelah semua pemantik pembelajaran di atas dipaparkan dengan jelas dan gamblang. Ustadz Wisnu mulai menguraikan bagaimana cara membuat soal yang benar, seperti soal harus sesuai indikator, pokok soal dirumuskan dengan jelas.
“Soal adalah pernyataan yang diperlukan saja, pokok soal tidak mengandung negatif ganda, gambar, tabel, bagan harus jelas dan berfungsi, serta butir soal tidak berhubungan dengan butir soal lainnya,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan dengan teknik penilaian, mulai memaparkan analisis rujukan belajar. Karena Madin hanya menggunakan kitab, maka kitab menjadi rujukan tunggal.
“Serta mengidentifikasi tujuan pembelajaran harus ada komponen kondisi, audiensi, dan behavior. Setelah itu ada indikator dan bentuk soal, bentuk soal harus sesuai indikator,” paparnya.
Setelah semua materi dijelaskan dengan tuntas, baru semua peserta diwajibkan membuat soal yang sesuai dengan kriteria yang telah diterangkan di atas sebanyak tiga butir soal yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan indikator.
Salah satu guru Madin, Ustadzah Almaida Fitra Hamdala mengatakan, workshop seperti ini bisa diadakan kembali sebagai peningkatan mutu asatidz (guru). Ia juga merasa bersyukur karena merasa bertambah ilmu dengan workshop kali ini.
“Sebagai salah seorang pengajar yang masih baru. Sangat terbantu dengan diadakannya workshop pembuatan kisi-kisi dan butir soal ini,” katanya.
Menurutnya, karena memang butir soal menjadi salah satu instrumen yang sangat penting sebagai evaluasi dan perkembangan pembelajaran madrasah diniyyah.
Acara worshop diakhiri dengan permainan aplikasi Quiziz yang dimainkan oleh semua peserta. Bagi yang poinnya 3 besar akan diberi hadiah buku oleh pemateri.
(Yudi Prayoga)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Ilmu dan Adab Lebih Tinggi daripada Nasab
2
Hindari Tafsir Liberal dan Radikal pada Pancasila
3
PCNU Pringsewu Imbau Masyarakat Senantiasa Menjaga Kondusifitas Daerah
4
Pernikahan, Ibadah Paling Panjang dalam Kehidupan Manusia
5
Shalat Jum’at sebagai Pengganti Shalat Zuhur
6
Cara Shalat Pasien Hingga Zakat Profesi Jadi Bahasan Bahtsul Masail LBM PWNU Lampung
Terkini
Lihat Semua