• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Warta

Inilah Komponen yang Menjadi Keberhasilan di Dunia Pendidikan

Inilah Komponen yang Menjadi Keberhasilan di Dunia Pendidikan
Sarasehan komunitas Jonggring Saloka dan bedah buku di Aula Utama Pesantren Al Hikmah, Ahad (5/11/2023) malam. (Foto: Istimewa).
Sarasehan komunitas Jonggring Saloka dan bedah buku di Aula Utama Pesantren Al Hikmah, Ahad (5/11/2023) malam. (Foto: Istimewa).

Bandar Lampung, NU Online Lampung 

Ada beberapa komponen yang menjadi penunjang dari sistem keberhasilan dunia pendidikan, baik bagi murid maupun guru.

 

Jika komponen-komponen tersebut bisa diterapkan dalam aktivitas pembelajaran, maka wajah dunia pendidikan di Indonesia akan berubah menjadi lebih baik.

 

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Pengajar Pesantren Al Hikmah Bandar Lampung, Ustadz Mahfudz Nasir pada acara sarasehan komunitas Jonggring Saloka dan bedah buku di Aula Utama Pesantren Al Hikmah, Ahad (5/11/2023) malam.

 

“Komponen yang pertama yakni pengaruh lingkungan belajar. Lingkungan menyumbang pengaruh yang besar dalam keberhasilan di dunia pendidikan,” ujarnya.

 

Ia mengutip buku Semua Guru Semua Murid, bahwa lingkungan sekolah A dan B akan berbeda dalam mencetak pengetahuan dan karakter para siswa.

 

“Karakter keluarga di rumah, lingkungan di sekolah, teman belajar. Semuanya berperan aktif dalam mempengaruhi karakter peserta didik maupun guru,” paparnya.

 

Ia melanjutkan bahwa komponen yang berperan di dunia pendidikan juga yakni makanan yang bergizi dan baik (halalan thayyiban).

 

“Makanan menjadi penunjang keberhasilan dari dunia pendidikan, seperti makanan 4 sehat 5 sempurna. Serta baik, yakni makanan yang bersumber dari makanan yang halal, sebagai mana yang diajarkan oleh Rasulullah saw,” ungkapnya.

 

Menurutnya yang tidak kalah penting dalam memberikan kontribusi bagi pendidikan yakni budaya membaca bagi guru dan siswa.

 

“Budaya membaca bisa menjadikan berubahnya mindset seseorang. Guru dan murid harus selalu membaca buku dengan kurikulum terbaru, buku baru, karena akan memperoleh informasi yang baru juga,” katanya.

 

Wakil Sekretaris Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren Se-Indonesia (MP3I) Lampung itu mengatakan, ketika literasi membaca meningkat maka bullying (perundungan) akan menurun.

 

“Di lembaga pendidikan yang literasinya maju, siswa dan guru banyak membaca buku,” katanya.

 

Maka kasus perundungan berkurang, semakin cerdas seseorang, semakin hati-hati dalam bersikap.

(Yudi Prayoga)


Warta Terbaru