Warta

Bershalawat Bersama PSK Tutup Rangkaian Hari Santri 2024 di Pringsewu

Sabtu, 26 Oktober 2024 | 22:17 WIB

Bershalawat Bersama PSK Tutup Rangkaian Hari Santri 2024 di Pringsewu

Bershalawat penutup rangkaian Hari Santri di Pringsewu. (Foto: NU Online/ Faizin)

Pringsewu, NU Online Lampung
Rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2024 di Kabupaten Pringsewu ditutup dengan kegiatan bershalawat bersama Persatuan Santri Kalong (PSK) di halaman Gedung PCNU Pringsewu pada Sabtu (26/10/2024) malam. Acara ini berlangsung meriah dihadiri warga NU dan para santri serta pengurus NU Kabupaten Pringsewu.

PSK yang berada di bawah asuhan Gus Amir Ma’ruf, Wakil Katib PCNU Pringsewu merupakan majelis para santri Pesantren Al Huda Bandung Baru Adiluwih yang melaksanakan berbagai kegiatan rutin seperti ngaji, hadrah, barzanji, shalawat, dan berbagai aktivitas ibadah lainnya.

Pada kesempatan tersebut Mustasyar PCNU Pringsewu, KH Sujadi, memberikan pesan kepada para santri agar terus berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara. Ia menegaskan bahwa peran santri tidak hanya terbatas pada pendidikan agama, tetapi juga harus bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Sekali jadi santri, tetaplah santri. Santri harus terus ngaji,” ujarnya, mengingatkan para santri untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu dan berpegang teguh pada nilai-nilai keagamaan.

Ketua Panitia Hari Santri NU Pringsewu, Mustangin menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan, baik moril maupun materiil, pada berbagai rangkaian kegiatan Hari Santri 2024.

Menurutnya, kesuksesan acara ini tidak lepas dari peran serta masyarakat, organisasi masyarakat, komunitas serta para donatur yang turut mendukung terselenggaranya acara demi acara.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan support pada berbagai rangkaian kegiatan. Semoga ke depannya kita bisa terus berkolaborasi demi kemajuan santri dan bangsa,” ujarnya.

Ketua PCNU Pringsewu, H. Taufik Qurohim, menegaskan bahwa Hari Santri merupakan momentum penting untuk menguatkan rasa syukur dan terima kasih atas dedikasi para santri dan kiai yang berjuang untuk agama dan bangsa.

Ia juga menjelaskan asal mula Hari Santri, yang ditetapkan sebagai penghormatan atas kontribusi besar para santri dan ulama sejak era Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945, ketika KH Hasyim Asy'ari dan para kiai di Jawa Timur menyerukan kepada santri dan umat Islam untuk membela kemerdekaan dari penjajah.

“Kita mengenang perjuangan besar para santri dan kiai yang tidak hanya berjuang di medan ilmu tetapi juga di medan pertempuran. Hari Santri adalah ungkapan syukur atas pengorbanan mereka,” ujarnya.

Ia berharap acara bershalawat bersama yang juga diwarnai dengan santunan kepada anak yatim piatu ini dapat memupuk semangat spiritual dan menumbuhkan kecintaan pada ajaran agama, sekaligus menanamkan jiwa sosial di kalangan santri.