• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Syiar

Tata Cara Puasa Sya'ban, Lengkap dengan Lafal Niat dan Keutamaannya

Tata Cara Puasa Sya'ban, Lengkap dengan Lafal Niat dan Keutamaannya
Salah satu amalan sunnah di bulan Sya'ban adalah berpuasa (Ilustrasi: NU Online)
Salah satu amalan sunnah di bulan Sya'ban adalah berpuasa (Ilustrasi: NU Online)

Banyak amalan yang dapat kita lakukan pada bulan Sya’ban yang mulia ini. Selain memperbanyak membaca Al-Quran, shalawat, dan bersedekah, kita dianjurkan untuk berpuasa.

 

Puasa di bulan Sya’ban hukumnya sunnah, sebagainya disebutkan dalam sejumlah hadits sahih dari Nabi Muhammad saw, yang di antaranya adalah dua hadits berikut:

   عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يُفْطِرُ؛ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يَصُومُ. وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ)  

Artinya: Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, ia berkata, Rasulullah saw sering berpuasa sehingga kami katakan “Beliau tidak berbuka; beliau juga sering tidak berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berpuasa, aku tidak pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadhan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Sya’ban’” (Muttafaqun ‘Alaih. Adapun redaksinya adalah riwayat Muslim).

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: ... كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً. (رواه مسلم)  

 

Artinya: Diriwayat dari ‘Aisyah ra, ia berkata: “Rasulullah saw sering berpuasa Sya’ban seluruhnya, beliau sering berpuasa Sya’ban kecuali sedikit saja” (HR Muslim).

 

Dilansir dari NU Online, Imam an-Nawawi dalam al-Majmû’ Syarhul Muhaddzab menjelaskan, maksud Rasulullah saw sering berpuasa Sya’ban seluruhnya adalah berpuasa pada sebagian besarnya.  Perlu diketahui, puasa Sya’ban tidak boleh dilakukan bila dimulai pada tanggal 16. Puasa Sya’ban harus dimulai sebelum tanggal tersebut, sejak tanggal 1 atau paling maksimal tanggal 15. Bila sampai tanggal 15 belum berpuasa, maka haram berpuasa pada tanggal 16 sampai akhir Sya’ban.

 

Ketentuan ini berdasarkan hadits Nabi yang artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sungguh Rasullah saw bersabda: “Ketika Sya’ban sudah melewati separuh bulan, maka janganlah kalian berpuasa” (HR Imam Lima: Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah).   

 

Keutamaan Puasa Sya’ban

 

Adapun keutamaan puasa Sya’ban di antaranya adalah mendapatkan syafaat Rasulullah saw pada hari kiamat kelak. Syekh Nawawi al-Bantani berkata:

 

 وَالثَّانِي عَشَرَ صَوْمُ شَعْبَانَ، لِحُبِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَهُ. فَمَنْ صَامَهُ نَالَ شَفَاعَتَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ  

 

Artinya: Puasa sunnah yang keduabelas adalah Puasa Sya’ban, karena kecintaan Rasulullah saw terhadapnya. Karenanya, siapa saja yang memuasainya, maka ia akan mendapatkan syafaat beliau di hari kiamat.

 

Tata Cara Puasa Sya’ban  

Pertama, niat di dalam hati. Adapun lafal niat puasa Sya’ban adalah:

 نَوَيْتُ صَوْمَ شَعْبَانَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma sya’bâna lilâhi ta’âlâ.  

 

Artinya: Saya niat puasa Sya’ban karena Allah ta’âlâ.  

 

Selain niat di dalam hati juga disunnahkan mengucapkannya dengan lisan. Sebagaimana puasa sunnah lainnya, niat puasa Syaban dapat dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawal (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh.

 

Kedua, makan sahur. Lebih utama makan sahur dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.  

 

Ketiga, melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan semisalnya.  

 

Keempat, lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.

 

Kelima, segera berbuka puasa saat tiba waktu maghrib.

 

Demikianlah penjelasan tentang tatacara, lafal niat, dan keutamaan puasa di bulan Sya’ban. Puasa Sya’ban ini selain mendapatkan pahala dari Allah swt juga, syafaat dari Rasullah di yaumil akhir kelak, juga sebagai sarana mempersiapkan dan melatih diri ketika berpuasa di bulan Ramadhan yang akan datang.


Syiar Terbaru