Warta

Audiensi dengan BWI Lampung, Ketua BWI Pringsewu: Sinergisitas Bukan Hanya Kebutuhan, Tapi Keharusan

Rabu, 27 Agustus 2025 | 05:30 WIB

Audiensi dengan BWI Lampung, Ketua BWI Pringsewu: Sinergisitas Bukan Hanya Kebutuhan, Tapi Keharusan

BWI Pringsewu saat melakukan kunjungan ke BWI Provinsi Lampung, Selasa (26/8/2025). (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung 

Pengurus Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kabupaten Pringsewu melakukan audiensi dan pertemuan dengan BWI Provinsi Lampung pada Selasa (26/8/2025). 

 

Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Ketua BWI Pringsewu, H Safroni, didampingi sejumlah pengurus, dan diterima oleh Ketua BWI Lampung, H Hery Suliyanto, beserta jajaran di Kantor BWI Provinsi Lampung, Jl Panglima Polim No 23, Segala Mider, Bandar Lampung.

 

Dalam pertemuan tersebut dibahas berbagai upaya untuk memperkuat kiprah BWI melalui sinergisitas antar-tingkatan, mulai dari pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota.

 

Ketua BWI Pringsewu, H Safroni menegaskan bahwa wakaf merupakan salah satu instrumen penting dalam pembangunan umat. Sejak zaman dahulu, menurutnya, wakaf berperan besar dalam menopang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga dakwah. 

 

"Di era modern, peran wakaf semakin relevan sebagai solusi pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan. Namun, agar potensi besar wakaf ini dapat dioptimalkan, diperlukan sinergisitas BWI di semua tingkatan—dari pusat hingga daerah,” ungkapnya.

 

Ia menambahkan bahwa keberhasilan pengelolaan wakaf hanya dapat terwujud apabila ada keselarasan visi, misi, dan program kerja di setiap level organisasi. 

 

Potensi wakaf yang sangat besar di Indonesia, baik berupa tanah, uang, maupun aset produktif lainnya, harus diintegrasikan sehingga program pemberdayaan masyarakat dapat lebih terarah.

 

Selain itu, tata kelola wakaf harus dilakukan secara profesional, transparan, dan akuntabel. Melalui sinergisitas, BWI pusat dapat memberikan pedoman, pelatihan, serta penguatan kapasitas nadzir, sementara di tingkat daerah pengawasan dan implementasi bisa berjalan lebih intensif.

 

"Kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah, lembaga pendidikan, pesantren, organisasi kemasyarakatan, hingga dunia usaha juga menjadi hal penting," ungkapnya.

 

"Dengan koordinasi yang baik, program wakaf produktif dapat berkembang menjadi motor penggerak ekonomi umat," imbuhnya.

 

Tujuan utama pengelolaan wakaf, jelasnya adalah menghadirkan kemaslahatan nyata bagi masyarakat. Dengan sinergisitas yang kuat, wakaf tidak hanya dipahami sebagai simbol ibadah, melainkan menjadi solusi konkret untuk menghadapi persoalan sosial-ekonomi umat.

 

Ia menegaskan kembali bahwa sinergisitas bukan hanya kebutuhan, melainkan keharusan. Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, wakaf diharapkan menjadi kekuatan besar dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian umat, khususnya di Lampung dan Indonesia secara umum.

 

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan serah terima buku saku panduan berwakaf yang diterbitkan oleh BWI Kabupaten Pringsewu. Buku tersebut merupakan upaya BWI Pringsewu dalam memberikan literasi tentang wakaf kepada masyarakat. Di dalamnya termuat penjelasan mengenai pengertian wakaf, tata cara berwakaf, serta berbagai hal lain yang berkaitan dengan alur perwakafan.