• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 11 Mei 2024

Syiar

Berikut Ini 3 Amal yang Tak Putus Pahalanya

Berikut Ini 3 Amal yang Tak Putus Pahalanya
Berikut Ini 3 Amal yang Tak Putus Pahalanya. (Foto: NU Online)
Berikut Ini 3 Amal yang Tak Putus Pahalanya. (Foto: NU Online)

Selama hidup setiap manusia tentunya ingin mengumpulkan amal kebaikan sebagai bekal di akhirat kelak. Dan berbagai amalan yang ada di dunia itu akan terputus, ketika seseorang itu sudah meninggal dunia.


Meski begitu, ada amalan yang pahalanya akan terus mengalir meski kita telah tiada. Sebagaimana sabda Rasulullah saw dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah: 


إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ


Artinya: Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali 3 (perkara), yakni sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa untuknya.


Hadits itu memberi peringatan sekaligus dorongan kepada kita yang masih hidup agar dapat memanfaatkan waktu hidup ini dengan sebaik mungkin untuk beribadah kepada Allah swt.  Juga mempersiapkan amalan yang pahalanya akan terus mengalir meskipun kita sudah tiada.


Berikut penjelasan tentang tiga amalan yang pahalanya tidak terputus walaupun kita sudah meninggal dunia, dilansir dari NU Online.


1. Sedekah jariah.


Suatu amal yang disebut sedekah jariah pahalanya akan terus mengalir meskipun pelakunya sudah meninggal dunia. Ini bisa terjadi jika kemanfaatan atau dampak positif dari amal itu masih terus berlangsung. Sebagai contoh seseorang di masa hidupnya telah menyumbangkan sebuah bangunan sebagai wakaf untuk kepentingan umum seperti masjid, mushala, sekolah, pesantren atau rumah sakit. Selama bangunan itu masih digunakan untuk kegiatan yang manfaatnya jelas, maka selama itu pula pahala akan terus mengalir kepada penyumbangnya meski ia sendiri telah meninggal dunia.


Pertanyaan, apakah sedekah jariah hanya dapat dilakukan oleh orang kaya saja? Tentu saja tidak. Semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk beramal jariah. Jika orang kaya bisa beramal jariah dengan hartanya, maka orang miskin bisa beramal jariah dengan tenaga atau fisiknya, atau bisa juga dengan harta meski tidak sebesar orang kaya.

 

Seorang buruh bangunan yang sedang membangun sebuah masjid, misalnya, dia tidak mendapat upah yang layak karena suatu alasan tetapi dia ikhlas dan bahkan meniatkan kekurangan dari upahnya sebagai sumbangan jariahnya, maka kekurangan itu akan dicatat sebagai amal jariah. Sebuah amal tidak semata-mata dilihat dari berapa besar nilai nominalnya, yang tak kalah penting adalah bobot keikhlasan dalam beramal.


Jika orang pandai bisa beramal jariah dengan ilmu atau ide-idenya, maka orang yang tidak pandai bisa beramal jariah dengan tenaga fisiknya untuk mengimplementasikan gagasan-gagasan dari orang pandai tersebut. Orang-orang tua yang sudah tidak punya harta yang cukup, tenaga fisik juga sudah lemah, gagasan-gagasan cemerlang mungkin juga sudah sulit mereka capai, sesungguhnya masih bisa beramal jariah dengan memberikan dorongan semangat kepada yang muda-muda untuk menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat.

 

Jika memberikan dorongan semangat juga sudah tidak mampu dilakukan, mereka masih memiliki kesempatan beramal dengan senantiasa mendoakan kepada Allah swt agar sebuah karya atau program penting di masyarakat dapat terlaksana dengan baik.


2. Ilmu yang bermanfaat.

Maksudnya adalah ilmu yang bisa memberikan manfaat kepada diri sendiri maupun orang lain untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat. Tentu saja ilmu seperti adalah ilmu agama karena hanya ilmu agamalah yang memberikan manusia petunjuk bagaimana beriman kepada Allah swt dan melaksanakan apa yang diperintahkan serta meninggalkan apa yang dilarang-Nya.

 

Namun demikian, tidak berarti bahwa seseorang secara otomatis telah memiliki ilmu yang bermanfaat ketika ia telah mendapatkan ilmu agama yang luas. Justru letak kemanfaatan ilmu ada pada pengamalannya. Seseorang yang memiliki ilmu agama tapi tidak diamalkan maka akan menjadi bumerang bagi orang itu. Seseorang yang sudah mengetahui bahwa shalat lima waktu itu wajib namun tidak melakukannya secara utuh, maka dia akan mendapatkan dosa yang lebih besar dari pada mereka yang belum mengetahui hal itu.


Kemudian kita tidak boleh menyembunyikan ilmu yang kita miliki karena ini termasuk perbuatan dosa. Rasululllah bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hibban:


أَلْجَمَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ النَّارِ مَنْ كَتَمَ عِلْمًا


Artinya: Barangsiapa yang menyembunyikan suatu ilmu yang ia ketahui maka Allah akan mengekangnya pada hari kiamat dengan kekang api neraka.


3. Anak yang saleh.

Jika kita memiliki anak saleh yang mau dan mampu mendoakan kita agar senantiasa mendapat pertolongan dan ampunan dari Allah swt, maka anak saleh ini menjadi amal kita yang pahalanya akan terus mengalir. Oleh karena itu anak harus dididik, dilatih, dan diajarkan untuk menjadi anak yang saleh. Di dalam kubur tidak ada yang kita nanti, kecuali doa-doa dari yang masih hidup terutama anak keturunan, agar mereka selalu mendoakan orang tua yang telah tiada, seperti berikut ini:


اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ وارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًارَبِّ


Artinya: Ya Allah ya Tuhanku ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan kasihanilah keduanya sebagaimana mereka mengasuh kami di waktu kecil.


Demikianlah tiga amal jariah yang perlu kita persiapkan sebagai bekal di akhirat kelak.Jangan sampai kita terburu meninggal dunia sementara ketiga hal itu belum sempat kita persiapkan dengan baik.
 


Syiar Terbaru