• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Syiar

Tahun Baru tak Luput dari Memanggang Daging, Ini Keutamaan Mengkonsumsi Daging dalam Islam

Tahun Baru tak Luput dari Memanggang Daging, Ini Keutamaan Mengkonsumsi Daging dalam Islam
Mengkonsumsi daging itu menyehatkan asal tidak berlebihan (Foto: NU Online)
Mengkonsumsi daging itu menyehatkan asal tidak berlebihan (Foto: NU Online)

Perayaan tahun baru selalu diwarnai dengan silaturahim, pesta kembang api, musik dan menyantap kuliner bersama. Biasanya kuliner yang tidak pernah absen dari tahun baru adalah bakar-bakaran, seperti jagung, ubi, ikan air tawar, ikan air laut, daging ayam, bebek, daging kambing, sapi dan sebagainya. 

 

Memang, bakar-bakaran merupakan tradisi yang khas bagi masyarakat dunia, dikarenakan menyantap dengan membakar bahan makanan merupakan metode yang sangat kuno, bahkan sudah ada sejak era manusia purba. Selain karena mudah, juga memberikan kesan yang estetik dengan penampilan dan aromatiknya. 

 

Dalam Islam sendiri, santapan daging merupakan kuliner yang sangat digemari dan selalu ada dalam setiap acara. Al-Qur'an menyebutkan tentang makanan daging dalam surat Ath-Thur ayat 22: 

وامددنهم بفاكهة ولحم مما يشتهون

 

Wa amdadnaahum bifaakihatin walachmin mimmaa yasytahuun.

 

Artinya: Dan Kami (Allah) beri tambahan mereka dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka inginkan (QS Ath-Thur: 22). 

 

Dari ayat di atas dengan jelas, bahwa makanan baik yang selalu ada untuk dikonsumsi yakni buah-buahan dan daging, bahkan keduanya merupakan makanan yang disediakan untuk mereka yang tinggal di surga. 

 

Selain itu Rasulullah saw juga mengkonsumsi daging dan pernah menyatakan bahwa manfaat daging bagi manusia, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang artinya "Keutamaan Aisyah ra dari wanita yang lainnya seperti tsarid (roti daging) atas semua makanan."

 

Kita juga bisa melihat, beberapa syariat dan tradisi dalam Islam selalu menggunakan daging sebagai bahan dasarnya, seperti kurban, akikah, dam (denda haji), walimah, dan sebagianya. Hal ini menandakan bahwa syariat Islam sangat menghargai kuliner daging.

 

Penghormatan tersebut bukan tanpa alasan, tetapi memang dalam sebuah daging memiliki banyak kemanfaatan bagi tubuh yang mengkomsumsinya, bisa sebagai obat bagi jasmani, akal maupun jiwa. 

 

Dalam buku yang berjudul Islam dan Kesehatan yang ditulis oleh Husein Bahreisj pada halaman 32, bahwasanya Imam Ali bin Abi Thalib pernah berkata  "Makanlah daging karena yang demikian akan menjernihkan warna kulit, mengecilkan perut dan memperbaiki perangai."

 

Dia juga mengatakan, "Barangsiapa yang meninggalkan makan daging selama 40 malam maka akan jeleklah perangainya."

 

Buku yang diterbitkan oleh Al-Ikhlas Surabaya juga memberikan beberapa manfaat mengkonsumsi beberapa macam daging hewan yang tercantum pada halaman 33-34. 

 

Salah satu yang disebutkan di buku yakni manfaat makan daging domba/biri-biri dengan khasiat menambah jumlah darah dalam tubuh, memperkuat daya ingat pada otak. 

 

Selain itu juga, manfaat mengkonsumsi daging ayam yakni menyembuhkan sakit perut dan paru-paru serta menambah darah dan  dagingnya mudah dicerna. 

 

Akan tetapi, meski mengkonsumsi daging memiliki banyak kemanfaatan, kita juga dianjurkan untuk makan secukupnya, karena jika mengkonsumsi secara terus menerus maka akan memiliki efek samping. Hipokrates, seorang ilmuan dan dokter Yunani kuno mengatakan "Janganlah engkau jadikan perutmu sebagai tempat kuburan binatang."

 

Maka inti dari pernyataan tersebut yakni janganlah mengkonsumsi daging secara berlebih-lebihan, karena segala sesuatu yang berlebihan, melebihi porsi maka tidak baik dan menyebabkan efek samping (penyakit). 

 

(Yudi Prayoga)


Syiar Terbaru